Rusia-China Gelar Latihan Perang Bersama

BEIJING – China dan Rusia kemarin mulai latihan perang di Laut China Selatan. Latihan itu sebagai bentuk penegasan kekuatan Beijing dan strategi aliansi yang dimainkan di Laut China Selatan.

Itu merupakan tekanan Beijing kepada para rivalnya di negara Asia Tenggara, setelah keputusan pengadilan arbitrase internasional yang memenangkan Filipina dalam kasus Laut China Selatan. Latihan perang itu juga untuk menekan Amerika Serikat (AS) membangun koalisi melawan China di Laut China Selatan. ”Latihan perang selama delapan hari itu akan fokus pada perebutan dan kontrol kepulauan,” kata juru bicara Angkatan Laut (AL) China Liang Yang dilansir AFP.

AL China dan Rusia akan menerjunkan kapal perang, kapal selam, pesawat tempur, helikopter, pasukan marinir, dan tank amfibi. ”Dibandingkan dengan latihan tempur sebelumnya, latihan kali ini lebih dalam dan lebih intensif dalam pengorganisasian, tugas, dan komando,” imbuhnya.

China mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan dan memperkuat pasukannya di pulau yang dipersengketakan. Fasilitas militer dibangun di Laut China Selatan. Bahkan, Beijing sudah memiliki bandara di kepulauan Paracel. Namun, pengadilan arbitrase internasional memvonis, China tidak memiliki dasar hukum dan ikatan sejarah di Laut China Selatan. Beijing memberikan respons keras. ”China akan membalas segala bentuk provokasi melawan kepentingan keamanan China,” ujarnya.

Reklamasi Beijing dikritik dari berbagai negara, termasukAS dan negara pengklaim lainnya, Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan, dan Vietnam. Washington kerap menggelar patroli di Laut China Selatan sebagai bentuk kampanye kebebasan navigasi. Latihan perang China dan Rusia kali ini digelar di Kota Zhanjiang, Provinsi Guangrong. Belum ada laporan tentang lokasi presisi latihan tempur tersebut. Tapi, latihan itu tidak dilaksanakan di wilayah yang disengketakan banyak negara.

Beijing dan Moskow sepertinya tidak ingin mengambil risiko terlalu tinggi. ”Latihan tempur ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan Angkatan Laut China dan Rusia dalam menangani ancaman keamanan Laut,” kata Liang. Latihan perang Moskow dan Beijing merupakan kelima sejak 2012. Tapi, itu merupakan latihan perang yang digelar di Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) China mengklaim latihan tersebut sebagai agenda rutin. ”Latihan itu tidak langsung ditujukan kepada pihak ketiga, seperti negara yang mengklaim kepulauan di Laut China Selatan dan Jepang serta AS yang kerap mengkritik langkah China di Asia Pasifik,” demikian keterangan Kemhan Beijing, dilansir Japan Times .

Sedangkan, kantor berita China Xinhua menyebutkan, laporan media Barat tentang latihan perang itu terkesan memberikan kesan ”sensasional”. Mereka menuding media Barat hanya menggelorakan perang. Xinhua menyatakan, banyak negara Barat yang tidak mendapatkan informasi detail dan dikendalikan ”praduga” terhadap China dan Rusia. ”Memang benar, peningkatan hubungan militer antara Rusia dan China akan menyebabkan sensitivitas negara lain,” tulis Xinhua.

”Manuver latihan perang itu sesuai dengan kebijakan pertahanan China. Itu menunjukkan sikap bahwa China tidak akan menjadi negara pertama yang akan melancarkan serangan,” paparnya. Sedangkan, menurut deputi komandan AL Rusia Laksamana Aleksandr Fedotenkov, kerja sama Moskow-Beijing tidak bertujuan untuk melawan negara lain. ”Itu untuk melindungi kepentingan yang menguntungkan bagi kita dan menjamin keamanan bagi seluruh AL,” katanya.

Dia menambahkan, dua bangsa besar itu sangat baik jika bekerja sama. Sebelumnya, selama KTT G- 20 di Hangzhou, China, pekan lalu, Rusia sudah menunjukkan sikapnya tentang Laut China Selatan. Sebelumnya Moskow selalu bersikap netral dalam hal itu.

andika hendra m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia