Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia


“Kuning” (orange, edit) menjelajah kemana-mana! Mulai dari jaman kolonialisasi hingga jaman postkolonialisasi. Itu pendapat saya mengomentari tentang banyaknya perusahaan-perusahaan Belanda yang berinvestasi ke seluruh penjuru dunia.

Maklum, kebanyakan perusahaan Belanda sering diasosiasikan dengan warga kuning karena identitas mereka. Logo dan segala sesuatu berwarna kuning menjadikan asosiasi tersebut menjadi benar. Meski, ada beberapa perusahaan Belanda yang tidak berwarna kuning.

Sebagai contoh, perusahaan yang identik dengan warna kuning adalah Shell, Rabobank, dan TNT. Warna kuning mereka menjadi sebuah kebanggaan bahwa mereka adalah perusahaan Belanda, dimana pun mereka berada. Warna menjadi sebuah sense of belonging dan sense of identity. Jika dibandingkan dengan perusahaan besar asal Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, bahkan Indonesia, hampir semua tidak memiliki identitas sebagai satu kesatuan yang menunjukkan asal mereka. Benar nggak?

Setelah saya telusuri lebih jauh, ternyata bangsa Indonesia tidak hanya bergantung dengan Jepang semata dalam keseharian. Yah, kita tahu, Jepang sangat mendominasi produk-produk yang dipakai orang Indonesia, mulai dari sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya. Ternyata, Belanda juga sangat dekat dengan keseharian orang Indonesia dari banyaknya perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Bahkan, mungkin produk Belanda lebih akrab hanya saja, kita tidak mengetahuinya.

Adalah Philips, salah satu perusahaan Belanda yang sangat akrab dengan orang Indonesia. Saya sendiri di rumah menggunakan lampu Philips karena lebih terang dan awet. Bayangkan, setiap saya selalu menyalakan lampu maka saya sangat dengan Belanda. Saya menikmati dan bergantung dengan inovasi lampu dari Belanda. Mungkin saya tidak bergantung dengan lampu ketika tidur dan bepergian.

Bayangkan saja, jika kita memiliki lampu. Sangat gelap dunia ini. Philips sangat memahami itu dan energi listrik adalah kesuksesan masa depan. Siapa yang menguasai energi listrik, maka dia akan menguasai dunia. Kini, Philips pun menguasai dunia. Di Indonesia saja, nama Philips telah diidentikan dengan lampu. Sama seperti Sanyo yang diidentikkan dengan pompa air. Padahal, merek pompa air terdiri dari berbagai merek, tetapi tetap saja disebut dengan Sanyo.

Siapa sih Philips? Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Philips dengan nama panjang, Royal Philips Electronics N.V. Philips didirikan pada pada 1891 dengan pendapatan € 30,3 milyar (2004) dan memiliki karyawan mencapai 159.709. Dengan nama Belandanya, Koninklijke Philips Electronics N.V. merupakan salah satu produsen elektronik konsumen terbesar di dunia.

Philips didirikan pada 1891 oleh 2 bersaudara Gerard dan Anton Philips (1874-1951) di Eindhoven, Belanda. Produk pertamanya ialah bola lampu 'dan alat elektronik lainnya'. Pada 1920-an, perusahaan ini mulai memproduksi produk lain, dan pada 1939 pisau cukur listrik pertamanya, Philishave, diperkenalkan. Philips memasarkan alat cukurnya di AS dengan nama Norelco. Philips memperkenalkan tape compact audio cassette, yang dengan ramai sukses, melalui percobaan mereka mengatur standar untuk VCR, V2000, gagal di muka persaingan dari Betamax dan khususnya standar VHS.

Philips memproduksi berbagai produk sebagai bentuk pengembangan inovasi. Pada 1963, Philips memperkenalkan Musicassette, atau "kaset audio compact". Pada 1972, Philips memperkenalkan laserdisc player, menggunakan teknologi yang telah ditemukan pada 1960-an. Pada 1978 Philips memperkenalkan Philips G7000, konsol video game yang diluncurkan di AS sebagai Magnavox Odyssey 2. Dilanjutkan pada 1983, Philips meluncurkan CD dalam berhubungan dengan Sony. Pada 1991, Philips memperkenalkan CD-i, Compact Disc Interactive system yang punya banyak fitur tipe konsol video game.

Shell Memicu Persaingan Sehat


Dulu, ketika Pertamina masih memonopoli penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), konsumen seperti saya sering dirugikan. Kenapa? Mengisi bensin seharga Rp20.000, tetapi kok tidak pas. Namun, saya tidak protes, karena tidak ada alternatif lain.

Sejak Shell masuk ke Indonesia dan berinvestasi besar-besaran membangun SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), Pertamina kebakaran jenggot. Shell mengutamakan kualitas pelayanan dengan ukuran yang pas. Pertamina pun membuat program “Pasti Pas” yang mewajibkan SPBU Pertamina menerapkan pelayanan prima. Jika Shell tidak masuk ke Indonesia, saya percaya Pertamina tidak akan berubah.

Saya sendiri memang jarang mengisi bensin di SPBU Shell. Maklum, harga yang mahal karena tak bersubsidi. Tapi, menurut teman-teman saya yang sering mengisi bensin di Shell, mengaku kualitas bahan bakarnya. “Lebih awet dan tidak cepat boros,” demikian kata salah satu teman saya yang memiliki motor balap.

Salah satu hal yang membuat salut dengan Shell adalah inovasi dalam penjualan bahan bakarnya. “Penuhi tangkimu, segarkan harimu, Gratis CocaCola”. Model strategi penjualan-penjualan tersebut bertujuan memikat pelanggan. Sekali mengisi bensin, langsung dapat minuman segar. Shell juga memberikan pelayanan membersihkan kaca mobil. Tak mengherankan, strategi jitu Shell diikuti oleh kompetitor.

Sebelum Shell membuka SPBU di Indonesia, saya hanya mengetahui sebagai perusahaan eksplorasi minyak. Eh, ternyata juga jual bahan bakar ke konsumen secara langsung.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Shell bernama lengkap Royal Dutch Shell plc dan didirikan pada 1907 dengan pendapatan US$268 milyar (2004) serta mempekerjakan 112.000 karyawan. Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total).

SCI mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1928. Bidang bisnis SCI antara lain perdagangan dalam produk petrokimia, gas & tenaga, penjelajahan dan produksi (E&P) dan bisnis SPBU yang sekarang beroperasi di Karawaci. Shell mulai mengoperasikan SPBU di Indonesia sejak 1 November 2005. SPBU pertamanya terletak di Lippo Karawaci, Tangerang. Bahan Bakar yg dijual adalah Shell Super Extra dan Shell Super.

Inovasi Belanda Menjadi Tradisi

“Om, beli Rinso-nya!” kataku kepada Tulkiyem, pedagang di depan tempat tinggal saya. Namun, dia justru memberikan deterjen merek lain kepada saya. Tulkiyem paham bahwa semua detejen sama, yakni Rinso. Karena saya telah terbiasa, menyuci pakaian dengan Rinso, saya pun menolaknya. M

Inovasi perusahaan Belanda dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah deterjen. Bukan Cuma itu, nyuci piring pun memakai produk inovasi Belanda, seperti SunLight. Hal yang berkaitan dengan kamar mandi pun identik dengan produk Belanda. Mulai dari sabun dan sabun cair, Lifebouy hingga sampo seperti Clear. Keseharian saya pun tidak lepas dari produk-produk inovasi perusahaan Belanda.

Sebagai pemakai fanatik, saya telah terbiasa sejak kecil dengan produk-produk Lifebouy dan Rinso. Ketika mencoba pindah ke lain produk, ada rasa yang berbeda. Pasalnya, produk-produk inovasi perusahaan Belanda tersebut telah menjadi tradisi. Jika tradisi akan dihilangkan, masa ada yang kehilangan. Tradisi telah mengikat hati dan batin sehingga susah untuk dihapuskan.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi.

Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.

Menghangat Badan dengan Heineken

Bagi para pria dan wanita yang suka menghangat badan, pasti tahu Heineken. Bagi yang sering berkunjung ke Circle-K, pasti tahu Heineken. Terus terang, saya “mengetahui” Heineken sejak di Jakarta pada 2008. Pas dulu di Bali, produk bir yang terkenal adalah Bir Bintang, dengan rasa pahit yang khas.

Tetapi, sejak saya sering ngumpul bareng teman-teman, bukan untuk mabuk-mabuk, sekedar menghangat badan, mereka mengenal kepada saya, Heineken. Mereka bilang, lebih manis dan lebih terasa rasa Baratnya. Setelah saya coba, rasanya memang khas manisnya. Awalnya saya hanya tahu kalau Heineken adalah produk Eropa, tetapi tidak mengetahui berasal dari perusahaan Belanda.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Heineken Brewery (Heineken Brouwerijen) (Euronext: HEIA) merupakan perusahaan pembuat minuman beralkohol yang bermarkas di Amsterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1864 ini memiliki 130 tempat pembuatan bir (brewery), beroperasi di 65 negara, dan mempekerjakan sekitar 64.300 pekerja pada tahun 2005.

Selain itu semua, ada perusahaan Belanda yang terkenal yakni Fokker. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, Fokker adalah produsen pesawat Belanda yang dinamakan menurut pendirinya Anthony Fokker. Perusahaan ini didirikan pada 21 Juli 1919 oleh seorang Belanda, Anthony Fokker (1890–1939), salah seorang penjelajah penerbangan dunia. Anthony Fokker dilahirkan di Kediri, Jawa Timur, Indonesia 6 April 1890 yang mana masa itu orang tuanya bekerja pada pengawas perkebunan kopi di wilayah Kediri. Pada usia 20, dia telah membuat kapal terbang pertamanya, Spin (laba-laba), kapal terbang buatan Belanda yang pertama terbang di negara asalnya. Pada tahun 1912, dia mendirikan perusahaan pertamanya, Fokker Aeroplanbau di Berlin, Jerman, kemudian berpindah ke Schwerin.

Pada tahun 1920-an, kejayaan Fokker terbesar adalah pesawat penumpang tiga motor, yang menguasai pasaran Eropa hingga tibanya kapal terbang logam sepenuhnya dari Amerika Serikat dan Jerman pada pertengahan 1930-an. Pada Desember 1939, Anthony Fokker meninggal di Amerika Serikat, di mana cabang Amerika perusahaannya amat sukses.

Hanya saja, pada tahun 1996 perusahaan Fokker dinyatakan bangkrut, tetapi sebagian perusahaan tersebut masih kekal. Divisi angkasa menjadi prusahaan bebas yang masa kini dikenal sebagai Dutch Space. Cabang perusahaant yang menghasilkan bagian kapal terbang dan meneruskan kerja-kerja memperbaiki dan penyelengaraan diambil alih oleh Stork N.V.; kini dikenal sebagai Stork Aerospace Group. Stork Fokker ada untuk melestarikan pemasaran kembali kapal terbang syarikat Fokker yang sudah ada.

Referensi: wikipedia
foto 1 : repro buku study in holland yang diterbitkan NESO INDONESIA
foto heineken: diperagakan oleh penulis...

Komentar

rumputgandum mengatakan…
Kira-kira bagaimana ya caranya agar produk Indonesia juga bisa "menjajah" Belanda? :)
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
pertanyaan yang sangat susah mas Syarif. Pertama, bangsa kita adalah bangsa yang memiliki tipe senang dijajah. Mulai dari jaman kolonialisme hingga jaman modern pun, Indonesia selalu dijajah. Kedua, adanya budaya instan yang memanjakan semua pihak. Kita males untuk repot barang sedikit.
Namun, menurut aku sih, bangsa kita memiliki beberapa hal yang masih bisa dibanggakan. Pertama, kita memiliki seni tradisi yang kental. Minimal itu harus dipertahankan, dan kita menjajah Belanda dengan seni wayang, tari, yang mereka tidak miliki. Musik harus dibalut dengan seni tradisional, mulai dari Sabang hingga Merauke. Itu kekayaan.
selain itu, kita juga memiliki batik. Bagaimana kalau kita mencari investor di Belanda. Sedangkan kita jadi pemasoknya. Lumayan kan, cita-cita pengusaha dapat terwujud. apalagi, batik telah diakui UNESCO, pastinya batik cukup populer di Belanda. Kalau nggak populer, kita populerin.
Tak ketinggalan, seni tradisi kita juga kaya dengan obat tradisional baik untuk kesehatan dan kecantikan. Gimana kalo kita ekspor herbal ke Belanda. Pasti mantap tuh.....
Dede Suryana mengatakan…
Emang pernah lihat di bali ada bule minum Birnya Heinaken atau Carlsberg. kayaknya Bintang lebih populer dech.

cuma kayaknya kenal dech lokasi foto lampu itu, dimana yach? koreksi lagi..tiap foto lebih enak kayaknya kalau pakai caption Mas Inyong..
hehehe
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat aa dede suryana: memang kalo di Bali, bule-bule minumnya Bir Bintang. Lah, di negara mereka, kan udah terbiasa minum Heineken. Kalo di Jakarta, orang Indonesia minumnya Heineken karena rasanya yang manis dan terlebih gaya dan keren karena produk Belanda, hahahah.
kalo foto lampu" kau kan belum pernah ke kosanku di kebon jeruk. itu bukan foto di kosan kenari.
semua fotonya original, jepretan kameraku sendiri, hehehe
anisa irma trilaksani mengatakan…
baru ngerti kalo produk-produk univeler ternyata asalnya dari Belanda. padahal, tiap hari pake sabunnya lifebouy, samponya juga lifebuoy, sabun cucinya rinso. Masya Allah, belanda-belanda, benar-benar inovasinya dekat dengan kita.
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat irma; kenyataannya memang begitu. hal positifnya, kita harus belajar tentang inovasi dari Belanda. Kita jangan hanya menjadi bangsa yang berpangku tangan semata...tetapi bangsa yang maju....heheheh
akuhebat mengatakan…
secara ya si belanda menjajah kita 350 tahun, jadi wajar kalo produknya mendarah daging disini...lha kita aja baru membangun 65 tahun, ya masih kalah lama sama belanda, jadi ya wajar...tapi jangan salah telkom juga cukup membangggakan karna sudah masuk daftar The Forbes Global 2000 tingkat dunia dan menduduki tingkat 675 dunia.(alopun baru tingkat segini sih :D)

yang kata wikipedia Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar 48,81%. Sebagian besar kepemilikan saham publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel.
mungkin kita bisa mencontoh belanda kenapa brandednya bisa melekat di masyarakat indonesia...:D
Gitanti Vs mengatakan…
wahhh Mr jualann yuaa,, kaya nya Mr. seorang entrepreneur sejati nih,, dr jualan bensin sampe jualan minuman...hahaaha,,,, kalo lg minum heineken ajak2 lah sir,,kan ga enak diliatnya klo lg minum trus di foto nya sendirian,,kyna klo ada aku krenzz dch.... hahahaha (Piss.. Sir), Semoga Produk yg Mr keluarkan bisa di terima di masyarakat luas.... wkwkwkwkwkwkwkw :)
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat dini: memang sih dini, kalo dari kemerdekaan kita memang kalah. Tapi, kita bisa lihat contoh Jepang. setelah dibom atom, mereka mampu bangkit dan membangun negaranya serta menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia.

Kalo masalah telkom, ya kita patut bangga. kita memiliki perusahaan-perusahaan besar. ironis, urusan-urusan sepele sepetri sabun cuci, hingga sampo, kita masih bergantung dengan perusahaan yang notabene berasal dari Belanda.

Karena itu, kita harus belajar dan belajar terus. Tidak ketinggalan belajar berinovasi. Tak ada ruginya kan berinovasi? Minimal dari diri kita sendiri....
cayo...dini...
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Gitanti: jelas dung. salah satu cita-cita ku kan menjadi seorang entrepreneur...hehehehe. biar cepe kaya, salah satu jalannya kan menjadi pengusaha.

Kalo entrepreneur sejati, sih kelihatannya aku belum sampai derajat setinggi itu. masih jualan rinso, sampo clear. kalo buat pom bensi, sih modalnya belum cukup. dompetku masih tips. tapi atas semangat dan doa darimu, suatu saat bisalah buat pom bensin Shell.

Minum Heineken? itu kan cuma akting. hahahahaha. kalo, minumnya di kampus, jangan dung. hehehe. kalo minum di wapres, gimana? hehehe. untuk sekedar menghangatkan badan, hehehehe

kalo perihal, minumnya sendiri. jelas dung. biar memahami setiap tegukan heineken, bir asal Belanda. Apalagi, kalo minum Heinekennya diBelanda. Pasti lebih asyik, hahahah.

terima kasih atas dukungan Gitanti, hehehe. Nanti, produk keluaranku bakal "menjajah' Belanda di suatu hari nanti. wkwkwkwkwk
Orang Yang Pingin Alim mengatakan…
Menurut Penerawangan Ki Joko Agak Pinter :
1. Belanda sama sekali tidak identik dengan warna kuning, yang identik dengan Belanda adalah ORANGE, beda dong ORANGE sama Yellow ?;
2. Salah kalau produk-produk dari As, Perancis atau Indonesia tidak punya identitas, coba cek salah satu produk Indonesia past ada tulisan Made In Indonesia, that's the identity, demikian juga dengan negara lain, bagaimana Pak Andika salah apa bener ?;
3. Sudah banyak Produk-produk Indonesia yang menjajah Belanda salah satunya adalah Apel Malang trus Sayur Lodeh dan sayur-sayur lain, nggak percaya?!, beli aja sayur lodeh di Belanda.
Demikian penerawangan salah satu penduduk Indonesia yang setia menggunakan lampu Philip 4 Brighter Futer...Hahahahaha
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat mas mualim: jawaban dari saya
1. saya minta maaf. Belanda memang orangje, bukan kuning. maklum, manusia bisa salah dung. karena kritik dari mas mualim alian ki Joko Agak Pinter, saya telah menggantinya. teman yang baik bukan hanya memuji, tetapi juga mengkritik. suwum mas mualim.

2. hohohoho. gitu toh. kita beda pendapat. kalo sekedar made in, sih banyak banget ceritanya....hehehe

3. hahahahaha. entar, kalo aku ke Belanda, aku beli sayur lodeh dan apl malang, hehehe. terima kasih mualim...
Anonim mengatakan…
haaaaaaaaahhhhh susah kalo produk idonesia mw merebut pasar.......
idonesia masih masuk gol. kw 2 di glodok.....hehehhhe
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat anonim: jangan pesimis gitu dung...kita harus semangat membangun Indonesia, hehehehe....semangat2. semangat!
Anonim mengatakan…
sungguh, belanda itu gudangnya segalanya.. hehehe
Anonim mengatakan…
nice blog...
keep posting :)
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat ananomim: sepakat bahwa belanda itu gudangnya segalanya.. hehehe
tapi, kalau gudang kan tempatnya di belakang dan identik barang tak berguna...
tapi gudang yang positif...ya...khusus Belanda...
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat simple-learning :
makasih....
mas tanto mengatakan…
ohhh...gitu toh...
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat mas tanto: apanya yan gimana?...
Nini Avieni mengatakan…
saya bisa jawab pertanyaan mas syarifudin. Beli saham perusahaan multinasional, jadilah pemegang saham terbesar, dan dunia akan jadi milik Indonesia..setuju??
Fia M mengatakan…
Bagaimana dengan produk kita, apakah ada yang dijual disana?

tks
marinouy mengatakan…
Membaca tulisan ini, saya jadi teringat pembicaraan dengan seorang bapak di bus kota. Dia bilang, di negara kita, tusuk gigi aja didominasi buatan Cina, apalagi untuk produk-produk lain yang lebih canggih, hehe... Tapi kualitas produk Belanda memang bagus dan harganya terjangkau, jadinya kita sebagai konsumen tidak kapok untuk membelinya. Kita harus banyak belajar dari mereka.
ifta mengatakan…
Wah ternyata kuning2 tu punya Belanda juga? Saya pikir semua merek yang disebutkan tadi (kcl Heineken ) bukan milik Belanda
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Nini Avieni kalo harus Beli saham perusahaan multinasional, jadilah pemegang saham terbesar, dan dunia akan jadi milik Indonesia. itu ma perlu modal besar. berarti bakri, grup para, dll harus membeli perusahaan multinasional. itu perlu proses panjang dan lama....
mending inovasi dimulai dari diri kita
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Fia M: waj, pertanyaan itu tidak bisa saya jawab. kan saya belum pernah ke Belanda. semoga dengan nulis artikel ini bisa ke Belanda. entar Fia, aku ceritain tentang produk Indonesia yang dijual di Belanda. atau kita berdua aja sekalian ke Belanda, hehehe
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
Buat mida sutrani :
sepakat dengan pendapat mida. Bangsa Indonesia terlihat tak punya daya saing. karena inovasi kita seba pas-pasan. Harga murah dan adanya tren Barat yang menjadi kelemahan orang Indonesia. Untuk itulah, kita harus belajar tentang inovasi dari Belanda. gimana?
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat ifta: begitulah, inovasi Belanda tak terpisahkan dari Bangsa INdonesia.
mas tanto mengatakan…
oke lah kalo begitu....
rita mengatakan…
mister, kok panjang banget artikelnya. mau koment jadi malas.....
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Rita: kok panjang sih. tapi asyikkan? yang panjang kan yang enak hehehehe....
Anonim mengatakan…
pak andika, gue baru tahu kalo rinso ternyata juga produk Belanda. hahahaha....keep fighting pak..
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat anonim: siapa ya? kok jadi penasaran? karena itu, terima kasih lah ke aku. kan kau tahu dari artikel ku, heheheh
sipta mengatakan…
bagaimana nilai UTS gue...baik-baik saja kan?
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat sipta: MAsya Allah, baru kemarin UTS, kok udah tanya nilai...jangan di sini dung tanya.... kan jadi malu...apalagi ini kan untuk komen artikel...mending kasih komentar artikel aja, dari pada tanya gituan...hehehe keep peace!
sipta mengatakan…
artikel bapak keren. membahas dari hal sepele menjadi hal yang asyik untuk diperbincangkan. salut deh buat bapak... entar cerita lagi ya... di kelas....wkekekekekwkwk
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat sipta: pertemuan minggu depan, aku siapkan cerita yang menarik untuk didiskusikan di kelas. materinya, Belanda dan Inovasi, hehehehe...materinya, kau copy dari blogku aja, hehehe
Anonim mengatakan…
kok ada editnya sih...kuning di ganti orange...tak apa, dunia online kan memungkina edit lebih gampang, bener kan,....
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat ananomim" siapa ya? jadi penasaran....
namanya lupa mas...kan manusia tidak bisa dilepaskan dari kata lupa...hehehe
tapi saya telah memperbaikinya...apalagi nulis artikelnya memang buru2 jadi ngebut seperti Valentino Rossi...hehehe
sri mengatakan…
tanya dung. kenapa Belanda senang membangun pabriknya di luar negaranya? kira2 jawabannya apa ya....
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat sri: saya langsung jawab. maklum, saya sering online hehehe....
jawabannya karena ga mungkin membangun pabrik di Belanda. lah negara se uprit gitu (kecil). pastilah mereka mencari tempat yang luas untuk membangun pabrik. selain itu, Belanda juga mencari pangsa pasar yang besar. seperti Indonesia.
Selain Belanda, Jepang juga melakukan hal yang sama....
Didik Purwanto mengatakan…
Ga mau ikutan..itu HARAM!!! dilarang agama :)
kalo kata ekonom dan katanya mbak yu Sri Mulyani, Indonesia harus menggalakkan konsumsi agar perekonomian tumbuh! jd tidak mengapa walaupun produknya dari asing! lha wong kita belum merdeka kok sampe skrg? cb aja teliti produk yg Anda pake sehari2 itu drmn???
trisnok mengatakan…
ternyata banyak juga yah produk belanad yang sudah kita gunakan sehari2 hehehe :D tidak menyadarinya
Reng Benyar mengatakan…
kalo masalah inovasi, kita adalah jagonya bos. tu dah banyak bajakan dari hasil inovasi. nggak perlu dana banyak uang bisa didapat.......
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Pak De (alias Mas Didik Purwanto).

1. Haram apanya ya? aku kok nggak mudeng (tahu), hehehe. Kalo bir, jelas itu haram. kan udah jelas dibawah keterangan foto: diperagakan oleh penulis, heheheh

2. Pak De kan analis keuangan dan perbankan, jelas pro bu Sri Mulyani dung. Aku kan awam dalam hal perbankan dan keuangan, yang jelas, uang mending di Tabung, buat Jalan-Jalan ke Belanda aja, eheheheh.

3. Kalau mengenai produk buatan luar negeri, saya kira tak masalah. itu kata mas didik. saya juga sependapat. Bayangkan saja, laptop yang saya gunakan dari luar, handphone apalagi, mungkin celana dalam juga merek dari luar. Tapi,minimal ada lah sedikit kecintaan kita kepada produk Indonesia, hehehe. Apalagi, jika kita berinovasi sendiri. itu pasti asyik mas didik....

4. kata mas didik: lha wong kita belum merdeka kok sampe skrg? sepakat mas didik. Tapi, minimal kita telah menderka dari segala belengu yang memaksa kita untuk tidak bebas bergerak. seperti, merdeka dari lemak, merdeka dari kolesterol. lho kok ga nyambung, kekwkekeke.

5.cb aja teliti produk yg Anda pake sehari2 itu drmn??? ya, yang difoto itu kan jelas. itu produk yang aku pake, mulai dari rinso, clear, philips, itu inovasi dari Belanda. Benar ga mas didik...
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
Buat Trisnok: yang memang begitu. saya juga tahunya ketika membaca tentang sejarah Belanda. dan situlah jelas digambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan asal Belanda berkembang pesat di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk bagaimana inovasi menjadi sebuah tradisi yang melekat dan dibutuhkan oleh masyarakat dan khaalayak ramai....
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
khusus buat Oreng Madureh:
wah, kalo masalah pembajakan, itu memang jenis inovasi yang salah kaprah. itu mah kasus ilegal. bisa dipenjara entar. tapi, sama aparat penegak hukum dibiarin saja...

pedagang dvd bajakan di glodok dan lain-lain juga dibiarin aja. masalah, kata sebagian orang, itu masalah rejeki orang. kalo diberangus, entar ngamuk seperti di kasus mbah priok.

Mending inovasi di bidang yang menjadi keahlian kita aja CAK. minimal kita telah berkarya meski hasilnya kita nikmatin sendiri...
orange = dutch
dutch lady = merk susu kemasan pas saya SD (taun 90'an akhir)
atau
oranye = PERSIJA dan macet!
oranye = warna yg kurang nyaman dipandang mata saya (ngeu-jreng dan menusuk!)

*yayaya, komen sy diatas emang gak essensial dan ngalor ngidul. (hehe)

tapi gapapalah,
sy insaoloh will mencoba membuat komentar yang "indie/cutting edge" di dlm artikel yang sangat dahsyat ini, ya sesuai dengan musik favorite saya (baca: musik independent dan berbeda).

hmm, basicly saya gak terlalu mengikuti perkembangan dari negara yg satu ini. But, setelah membaca paparan demi paparan kata yg termaktub dlm artikel ini, otak sayapun rasanya seperti kembali berkontraksi untuk bekerja, walaupun cuma beberapa persen. So, saya ucapkan tengkyu yg segede-gedenya buat yang udah nulis artikel ini. (Saya yakin sang penulis orangnya jenius--gak bermaksud lebayy,hehe)

Well, bicara tentang produk-produk unilever, sy jadi inget dulu pas sy lagi SMA. Seorang teman mengharom-kan sy pake semua produknya. Emm, katanya si uang hasil keuntungan dr penjualan semua produknya bakal dibeliin peluru yg dipergunakan u/ menembak anak-anak kecil di Palestina. Sypun sempat vakum pake produk-produk trsebut, dan akhirnya mah pake lagi (gak ambil pusing), karena issue-nya udah ilang dr telinga sy. Spertinya issue trsbt mulai menghilang ditelan kemilau warna silver yang membabi-blind di era millenium di awal taun 2000.

ngomongin masalah inovasi, sy rasa anak-anak bangsa udah banyak banget yg punya inovasi keren. Buktinya, ajang BLACK INNOVATION AWARDS yang disponsori sebuah merk rokok (baca: Djarum) tiap tahunnya olweys menghasilkan puluhan produk-produk yang sangat inovativ, murni hasil kreativitas anak-anak INA. Namun sayangnya, para inovator-inovator beserta hasil karyanya tersebut tidak di dukung oleh pemerintah untuk di implementasikan. Bahkan, sempat ada selentingan, pada akhirnya para inovator dgn karyanya yg mutakhir tersebut tiba-tiba memperoleh status "mati suri" krn adanya ancaman dari pihak-pihak yg merasa dirugikan klo produk/karya-karya mereka tersebut muncul/beredar di pasaran. Masih ingat kasus seseorang yg menemukan bahan bakar utk kendaraan bermotor/bensin dr bahan baku air? kemana dia saat ini? berita terakhir yg sy dpt, dia dikabarkan menghilang secara misterius. (ironi)

Saya kira, masih banyak yang harus dikejar dan dipelajari oleh bangsa kita ini kalo negara kita ingin maju. Pastinya, harus dimulai dari individunya terlebih dahulu.

Belajar dan terus belajar, itu kuncinya! (agak soktau)

*btw kok komen saya jadi serius gini ya? niat mau konyol tapi malah jadi bodoh seperti ini. (Segini dulu deh komen dari sayah, ntar lanjut lagih)

NB: Maaf jika komen saya ini gak berbobot, sy hanya mahasiswa biasa, yang mencoba menyempatkan diri (krn dipaksa) menulis, khusus utk salah seorang yang saya kagumi dlm hidup saya (baca: penulis artikel ini). Harap maklum, krn pada saat saya menulis komen ini, saya sedang makan rujak yang sangat pedas, jadi gak terlalu konsen. hehe.

pesan saya: "Dahulukan makan, sebelum kamu menulis apapun!" (halah)
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Riyadh: komentarmu panjang banget...mau jadi mahasiswa teladan ya...heheheh....

saya jawab pernyataan maupun pertanyaanmu, (sok bisa, mode on)
1.orange = dutch
dutch lady = merk susu kemasan pas saya SD (taun 90'an akhir)
atau
oranye = PERSIJA dan macet!
oranye = warna yg kurang nyaman dipandang mata saya (ngeu-jreng dan menusuk!)

menurut saya, saya sepakat 100% dengan jawabanmu. kalo ga salah, saya punya kaos berwarna oranje cuma satu, itu kaos djogger Bali. gratis lagi, maklum, dulu aku sering nongkrong di di depan toko djogger, hehehe.

2. semua komentar yang ngalor ngidul, pasti ada manfaatnya. semua tulisan kan bentuk apresiasi jiwa dan pikiran.

3. musik musik independent dan berbeda. saya juga suka. tapi, kalo ga jelas musiknya, ya mending ganti cd aja, heheh

4. Kau yakin kalo saya ini orang yang jenius. Kalo jenis itu ma tinggail beberapa centi lagi menjadi gila. heheheh.

5. kalo inovasi-nya yang disponsorin Djarum, itu saya suka juga. hanya saja, saya tidak suka sponsornya. maklum, saya kan aktivis anti rokok, dan pro kegemukan...heheheh.

6. Masih ingat kasus seseorang yg menemukan bahan bakar utk kendaraan bermotor/bensin dr bahan baku air? kemana dia saat ini? berita terakhir yg sy dpt, dia dikabarkan menghilang secara misterius. (ironi)

kalo ga salah, penemu BBM murah berbasis air, Djoko Suprapto yang tinggal di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Nganjuk. cuma, itu mah ga jelas.

7. Saya sepakat dengan pendapat kamu, Belajar dan terus belajar, itu kuncinya!

asyik komentarmua awalnya konyol. belakangnya, serius banget...heheh

8. saya sepakat dengan pesanmu. "Dahulukan makan, sebelum kamu menulis apapun!" (halah) JANGAN LUPA< SUSU COKLAT, hehehe
Unknown mengatakan…
Wah... kalo setiap produk indonesia harus mecirikan dengan warna, kira-kira warna apa yah? kalo warna kuning tar dikira partai "itu", kalo merah tar dikira yang "sono", merah? hihihihihi
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
khusus buat mas Khaerul Ikhwan.

1. kalo setiap produk indonesia harus mecirikan dengan warna, kira-kira warna apa yah? warnanya, merah putih, hehehehe
Vera "Bubun" Chan mengatakan…
kok isinya mengagung agungkan belanda sih.
-______-
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat Vera "Bubun" Chan:
mengenai pertanyaan kok isinya mengagung agungkan belanda sih, saya jawab: memang kenyataan begitu. saya sangat mengagumi Belanda, dan seluk beluknya. Namanya orang kagum, jelas dung, memuji-muji, hehehe. kan tidak salah, kalo kita mengagung-agungkan negara orang lain.
misal, logikanya begini, jika saya mencinta seorang cewek, pasti dung, saya akan mengagung-agungkan. merayu dia agar mau menikah denganku dan menjadi teman hidupku. dasarnya adalah cinta. dengan cinta, orang akan berbuat apa saja untuk menggapainya.

karena saya cinta Belanda, saya juga mengagung-agungkan Belanda melalui artikel yang saya tulis ini. begitu ceritanya...

tapi, saya tetap bangga kok sebagai Orang Indonesia... saya masih punya KTP INdonesia, saya kerja di Indonesia, dan saya suka pakai batik.

makasih Vera atas komentarnya
areeavicenna mengatakan…
widih... baru tau euy... **aih.. katrok sangat sy ni**

~~maaf baru berkunjung ^^
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat areeavicenna : wah, baru tahu kalo produk-produk itu merupakan hasil inovasi perusahaan multinasional dari Belanda. Tak apa lah, dengan blog kita bisa saling sharing dan berbagai pengetahuan...

makasih telah berkomentar
Unknown mengatakan…
mas nyonk,,,
pantas perut mas Nyonk sebesar gentong d rumah,rupanya mas Nyonk suka minum bir y,mbok y bagi2 biar perut saya jg jd besar,minimal mendekati besar perut mas Nyonk lah,wahahhahahahahah
Heineken-ny msh ada g di kos?q minta donk,he5...
nti kita ngobrol mbil minum Heineken kan mantap tu biar nti ide2 gila kita keluar,he5
Andika Hendra Mustaqim mengatakan…
buat syaiful :

kalo bir, itu mah kehidupan masa lalu...kalo sekarang, udah tobat! tobat bro! kecuali, moment tertentu, hehehe...

dari minum bir, mending minum jus aja...tenggorokan ku lagi sakit lagi, kwkwkekekek

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Dievakuasi