Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Iran-AS Gelar Perundingan Nuklir

NEW YORK – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, akan menggelar perundingan untuk pertama kalinya membahas nuklir pada Kamis (26/9) mendatang. Pertemuan itu sebagai terobosan diplomatik diantara dua negara yang bermusuhan tersebut. Pertemuan tingkat tinggi antara pejabat AS dan Iran itu sangat jarang terjadi sejak Revolusi Iran pada 1979. Pertemuan antara Zarif dan Kerry juga akan menjadi pertemuan pertama bagi AS dan Iran di level tinggi sejak 30 tahun terakhir. Menurut pejabat AS, selain pertemuan antara Kerry dan Zarif, menteri luar negeri dari Inggris, China, Prancis, jerman dan Rusia juga akan bergabung dalam pertemuan tersebut. Namun tidak diungkapkan oleh Gedung Putih mengenai kemungkinan pertemuan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Iran, Hassan Rouhani, di sela-sela Sidang Umum PBB pada pekan ini. “Perundingan itu akan memberikan para menteri kita mengenai tingkat keseriusan (Iran) dan apakah mereka

Hun Sen Bentuk Pemerintahan

PHNOM PENH – Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen kemarin membentuk pemerintahan baru. Itu setelah Hun Sen ditunjuk parlemen Kamboja sebagai PM untuk kelima kalinya. Hun Sen yang berkuasa hampir tiga dekade itu ditunjuk oleh 68 anggota parlemen dari Partai Rakyat Kamboja (CPP). Anggota parlemen juga menyepakati daftar anggota menteri kabinet yang diajukan oleh Hun Sen. Dia mengabaikan ancaman dari kubu oposisi yang akan menggelar aksi unjuk rasa atas kecurangan pemilu. “Kita tidak akan menyandera kelompok manapun,” kata Hun Sen kepada reporter setelah pelantikannya dikutip AFP. Dia menyalahkan Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) yang tidak hadir dalam pelantikan di Dewan Nasional. “Kita tidak menutup pintu bagi oposisi dan menawarkan posisi deputi presiden parlemen dam leyia beberapa komite parlemen.” CPP yang dimengusung Hun Sen menolak seruan oposisi untuk menggelar penyelidikan independen mengenai hasil pemilu. “Jika oposisi ingin bernegoisasi lebih lanjut, anggota par

“Janda Putih” Dalangi Serangan di Kenya

NAIROBI – Seorang perempuan Inggris yang disebut dengan “janda putih” dikabarkan sebagai dalang serangan terhadap pusat perbelanjaan di Nairobi sejak Sabtu siang (21/9) lalu yang telah menewaskan 62 orang. Menurut beberapa sumber kalau “janda putih” itu termasuk dalam beberapa gerilyawan yang ikut melancarkan serangan. Nama asli perempuan itu adalah Samantha Lewthwaite, seorang putri tentara Inggris dan janda pengebom bunuh diri, Germaine Lindsay. Lindsay meledakkan diri di kereta bawah tanah London pada 7 Juli 2005 yang menewaskan 26 orang. Media melaporkan kalau janda yang berusia 29 tahun itu diduga merencanakan dan menjadi otak serangan-serangan di wilayah Afrika. Namun, bukti mengenai keterlibatan Lewthwaite dalam aksi terorisme itu masih relatif sedikit. Mengenai keterlibatan Lewthwaite dalam serangan di mal Nairobi, Menteri Luar Negeri Kenya Amina Mohamed juga membenarkannya. “Seorang perempuan Inggris memang terlibat dalam serangan itu,” kata Amina Mohamed kepada stasiun

Manfaatkan Sidang Umum PBB, Dilma Kecam AS

NEW YORK – Bukan hanya musuh bebuyutan Amerika Serikat (AS) saja yang mempermalukan negara itu di depan forum resmi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/9) waktu setempat. Adalah Dilman Rousseff, Presiden Brazil, memanfaatkan Sidang Umum PBB untuk mengecam program spionase cyber yang dilakukan oleh AS. Bukan hanya sekedar kecaman semata, Rousseff juga menyerukan regulasi internasional untuk mengatur dunia maya. Pasalnya, ancaman spionase justru datang bukan dari musuh semata, tetapi juga dari negara sahabat. Dia mengungkapkan kalau program spionase cyber yang dilakukan AS telah memicu kemarahan dari berbagai belahan dunia. Rousseff menjelaskan kalau penyadapan paling buruk dialami di Brazil, baik data pribadi hingga perusahaan. Komunikasi antara kedutaan dengan kantor kepresidenan juga disadap. “Mencampuri urusan penting kehidupan dan hubungan dengan negara lain merupakan pelanggaran hubungan internasional dan itu bertentangan dengan prinsip-prinsip untuk m

Penyanderaan Kenya Berakhir

NAIROBI - Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengumumkan akhir pertempuran berdarah selama 80 jam pada Selasa malam (24/9) waktu setempat. Dia menjelaskan kalau jumlah korban tewas sebanyak 61 warga sipil dan enam pasukan keamanan, namun gerilyawan Al-Shabab menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 137 orang. Polisi menjelaskan kalau jumlah korban itu masih bersifat sementara, karena Palang Merah Kenya menyebut 63 orang masih hilang. Kenyatta mengungkapkan kalau lima gerilyawan ditembak mati dan 11 tersangka lainnya ditahan. Saat operasi pembersihan di dalam mal berlanjut, korban jiwa diperkirakan akan bertambah. “Kenya telah mempermalukan dan mengalahkan penyerang kita, tetapi mengalami kerugian yang sangat besar,” kata Kenyatta dikutip Reuters. “Operasi penyerangan gerilyawan telah berakhir,” imbuhnya. Dia juga mengumumkan tiga hari berkabung nasional untuk menghormati para korban tewas. Sekitar 175 orang terluka dalam serangan ini, 62 masih dirawat di rumah sakit dan banyak yang

Gempa Guncang Pakistan, Pulau Baru Terbentuk

QUETTA – Jumlah korban tewas gempa bumi di Pakistan diperkirakan akan terus bertambah hingga 238 orang. Gempa itu juga memunculkan pulau baru setinggi 20 meter di perairan Gwadar, Pakistan. Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter itu menggoyang distrik Awaran, Provinsi Baluchistan, pada Selasa sore (24/9) waktu setempat. Badan Geologi AS menyebut pusat gempa terletak di 66km timur laut Awaran di provinsi Balochistan, dengan kedalaman 20 kilometer. Gempa itu terjadi di wilayah yang dikenal miskin dan terpencil. Ribuan rumah lumpur juga hancur akibat gempa tersebut. Pemerintah Pakistan secara resmi mengungkapkan jumlah korban tewas mencapai 238 orang. 208 orang tewas berada di distrik Awaran. Jumlah korban tewas dipastikan akan meningkat setelah tim penyelamat dapat menjangkau desa-desa terpencil. “Terdapat enam distrik - Awaran, Kech, Gwadar, Panjgur, Chaghi dan Khuzdar – dengan populasi lebih dari 300.000 orang yang terguncang akibat gempa,” kata Jan Muhammad Buledi, juru bicara Peme

Korban Gempa Hampir 350 Orang, Bantuan Tersendat

AWARAN – Puluhan ribu korban selamat gempa di Pakistan kemarin menunggu pertolongan dan bantuan kemanusiaan di tengah temperatur udara yang sangat panas. Apalagi, jumlah korban tewas juga terus meninggkat hingga 350 jiwa. Lebih dari 100.000 warga harus kehilangan rumahnya akibat gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter pada Selasa lalu. Mereka pun terpaksa tinggal di tempat pemukiman sementara. Abdul Latif Kakar, kepala Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Baluchistan, mengungkapkan jumlah korban mencapai 348 orang. “Lebih dari 300 korban tewas berada di distrik Arawan dan lebih dari 500 orang terluka,” kata Kakar kepada AFP. Sementara itu, juru bicara pemerintah provinsi Baluchistan, Jan Muhammad Buledi, mengatakan lebih dari 300.000 penduduk mengalami dampak gempa di enam distrik, Awaran, Kech, Gwadar, Panjgur, Chaghi dan Khuzdar. “Kita sangat memerlukan fasilitas medis dan tidak ada tempat untuk merawat warga yang mengalami luka-luka di beberapa rumah sakit setempat,” kata Buledi. “

Resolusi Suriah Hampir Disepakati

NEW YORK – Komunitas internasional membuat kemajuan penting mengenai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang penghancuran senjata kimia Suriah. Seorang diplomat PBB mengungkapkan kesepakatan “hal utama” mengenai draf resolusi Dewan Keamanan PBB dengan sanksi sesuai dengan Bab VII Piagam PBB jika Suriah gagal menyelesaikan kesepakatan itu. Draf tersebut dapat diajukan ke pemilihan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk diajukan sebagai resolusi PBB. Tanpa menyebutkan detail, seorang anggota Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengakui ada kemajuan. “Tapi kita belum selesai,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya. Sementara sumber Rusia membantah kesepakatan yang telah dicapai. “Masih ada perundingan yang harus diselesaikan,” kata salah satu pejabat Rusia yang juga menolak disebutkan namanya kepada AFP. Kemudian, seorang pejabat Rusia mengaku “terkejut” dengan klaim yang mengijinkan sanksi bagi Suriah. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia, Serg

Iran Gelar Perundingan dengan IAEA

VIENNA – Menyusul hiruk pikuk permainan diplomasi di New York, Iran kemarin menggelar perundingan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah pemilu yang memenangkan Presiden Hassan Rouhani. Namun, kepala delegasi Iran, Reza Najafi, justru mengabaikan terobosan tersebut. Dia mengungkapkan kalau kesepakatan itu membutuhkan waktu. “Ini merupakan pertemuan pertama, sehingga tidak seorang pun seharusnya menduga kalau pertemuan satu hari dapat memecahkan permasalahan kita,” kata Najafi dikutip Reuters. Najafi mengungkapkan pertemuan itu sebagai ajang untuk bertukar pandangan. IAEA memang kerap meninjau aktivitas nuklir Iran. Setiap empat bulan sekali, mereka mengeluarkan hasil penyidikan mereka sebagai hasil resolusi Dewan Keamanan PBB. Negara-negara Barat ingin agar IAEA tetap memantau Iran untuk mendeteksi segala upaya untuk melanggar dan memproduksi uranium. Fokus utama pertemuan Iran dan IAEA adalah membahas tudingan mengenai pembuatan senjata nuklir oleh Teheran. Mere

Resolusi Suriah Disepakati, Penyidik Mulai Bekerja

NEW YORK – Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menyepakati draf resolusi untuk senjata kimia Suriah. Rusia mengklaim kesuksesan itu dikarenakan tidak adanya ancaman serangan militer jika Suriah melanggar draf resolusi itu. Draf itu diajukan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat malam (27/9) lalu. Menurut para diplomat, draf tersebut sepertinya akan disepakati oleh 15 anggota Dewan Keamanan. Itu akan memecahkan kebuntuan konflik selama dua setengah tahun di Suriah. Kesuksesan itu dianggap sebagai langkah penting dalam resolusi yang diusulkan oleh Rusia pada awal bulan ini. Baik Rusia dan China telah tiga kali menggagalkan resolusi yang didukung negara-negara Barat di Dewan Keamanan PBB. “Kesepakatan dengan Rusia dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB secara hukum membuat Suriah menyerahkan senjata kimia yang digunakan untuk menyerang rakyatnya sendiri,” kata Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, dikutip BBC. Dia juga menambahkan kalau draf konsensus terseb

Gedung Ambruk, Enam Tewas

Gedung Ambruk, Enam Tewas MUMBAI – Sedikitnya enam orang tewas kemarin setelah sebuah gedung lima lantai ambruk di Mumbai, India. Jumlah korban dikhawatirkan akan terus bertambah karena puluhan orang lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan gedung di dekat Jalan Dockyard, Mumbai. 15 orang berhasil diselamatkan dari bawah puing-puing gedung dan langsung dievakuasi ke rumah sakit. Tim penyelamat dan warga lokal langsung berkumpul di dekat gedung yang sudah rata dengan tanah tersebut. Menurut Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA), Alok Awasthi, jumlah korban yang terjebak di dalam gedung mencapai 80 hingga 90 orang. Dia mengungkapkan 22 keluarga tinggal di gedung tersebut. BBC melaporkan jumlah korban sebanyak enam orang. Namun, menurut Vijay Khabale-Patil, juru bicara Pemerintah Kota Mumbai, lima orang tewas dan 27 orang. Gedung itu dilaporkan dimiliki oleh Pemerintah Kota Mumbai yang ditinggali oleh para pekerja di kantor pemerintah dan keluarganya. Menurut pejabat Mumbai,

Filipina Selatan Makin Memanas

ZAMBOANGA – Gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) kemarin memanfaatkan lebih dari 200 warga sipil sebagai tameng hidup saat bentrok dengan pasukan Filipina dan telah menewaskan sedikitnya 4 orang. Situasi pun semakin memanas seiring dengan meningkatnya intensitas baku tembak di kota Zamboanga dalam konfrontasi yang memasuki hari kedua. “Pasukan keamanan berusaha menstabilisasi situasi. Itu dilakukan untuk menahan dan mengisolasi agar tidak menyebar ke wilayah lain,” kata Menteri Dalam Negeri Mar Roxas dikutip AFP. Aparat keamanan juga sedang mencoba negoisasi dengan aparat keamanan. Dia menambahkan sekitar 180 penduduk digunakan sebagai “tameng manusia” di enam desa di mana para gerilyawan beraksi. Roxas memastikan pasukan enam desa tersebut telah dikepung aparat keamanan. Pemerinah Filipina menganggap para penduduk desa itu sebagai “sandera”. Para sandera itu akan dibebaskan jika mereka meninggalkan wilayah tersebut. “Yang terjadi bukan penyanderaan, tetap lebih peng

Obama Mungkin Hentikan Serangan ke Suriah

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan akan menghentikan rencana serangan ke Suriah jika negara itu menyerahkan senjata kimia ke komunitas internasional. Obama melihat usul yang disampaikan Rusia itu dapat menjadi “terobosan signifikan” dalam pemecahan konflik di Suriah. Namun demikian, Obama tetap skeptis jika Suriah menyetujui usulan yang disampaikan oleh sekutunya, Rusia. Pasalnya, Suriah telah memiliki senjata kimia dalam waktu lama. “Saya ingin memastikan bahwa norma terhadap pelarangan penggunaan senjata kimia dipertahankan,” kata Obama kepada ABC News. “Itu termasuk dalam kepentingan keamanan nasional kita. Jika kita bisa melakukannya tanpa serangan militer, saya sangat memilih hal ini.” Ketika ditanya Diane Sawyer dari ABC News jika Obama menunda penyerangan terhadap Suriah, dapatkah Assad memegang kendali atas senjatanya? “Tentu saja, jika sebenarnya itu yang terjadi,” jawab Obama. Tetapi, Obama memastikan kalau rencana serangan AS ke Suria

Gerilyawan Filipina Serang Zamboanga

ZAMBOANGA – Gerilyawan Moro Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) kemarin menyerbu kota pelabuhan Zamboanga dan menyandera 20 orang warga dan membunuh tiga orang. Sebelum penyerangan, sekitar 100 orang pemberontak terlibat bentrok dengan patroli Angkatan Laut Filipina di laut. Polisi dan tentara telah dikerahkan untuk mengepung area Rio Hondo di Zamboanga. Kepala polisi regional Juanito Bano mengatakan aparat keamanan telah mengepung mereka. “Mudah-mudahan kami bisa membebaskan warga sipil dan menangkap para penyerang,” kata Bano kepada radio lokal DZMM. Menurut walikota Zamboanga, Isabelle Climaco-Salazar, target utama NLF untuk mengibarkan spanduk bertuliskan kemerdekaan. “20 orang masih dijadikan sandera,” katanya. Stasiun televisi ABS-CBN melaporkan mobil militer berkeliling di kota Zamboanga. Blokade jalanan telah didirikan di beberapa tempat. Tentara dan polisi dalam posisi siap tempur dan mencari para gerilyawan. Juru bicara Militer Filipina, Letnan Kolonel Ramon Zagala

Serahkan Senjata Kimia, AS Batalkan Serangan

DAMASKUS – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry kemarin militer dapat membatalkan serangan militer ke Suriah asalkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk menyerahkan senjata kimia pada pekan depan. Kerry menjamin jika senjata kimia itu diserahkan kepada komunitas internasional, maka serangan militer ke Suriah dapat dicegah. “Namun, Assad tidak akan melakukan hal itu,” kata Kerry dikutip Reuters di London, Inggris. Kontrol terhadap senjata kimia di Suriah, menurut Kerry, berada di tangan Presiden Assad, saudara lelakinya Maher dan seorang jenderal yang tidak disebutkan namanya. “Senjata kimia di Suriah dikontrol sangat ketat oleh rezim Assad. Ketiga orang itu yang menguasai pergerakan dan penggunaan senjata kimia,” kata Kerry. Menurut Kerry, rezim Assad yang mengeluarkan perintah. Kerry tetap percaya diri bahwa bukti yang dimilikinya dan sekutunya memang mengarah ke Assad. Dia menegaskan hal itu sangat bahaya. “Jika Anda ingin mengirimkan pesan ke Iran dan Hezbolla

Ribuan Warga Mengungsi, Perundingan Gagal

MANILA – Lebih dari 13.000 pengungsi menyelematkan diri dari bentrokan antara pasukan pemerintah Filipina dan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang memasuki hari ketiga. Sebanyak 12 korban tewas sejak serbuan MNLF ke Kota Zamboanga, Filipina selatan, seiring dengan kegagalan perundingan. Sebagian besar pengungsi ditampung di stadion dan sejumlah lainnya di gereja maupun sekolah. “Kami berupaya untuk memberikan fasilitas yang layak kepada mereka semua,” tutur seorang pekerja sosial, Beth Dy, kepada kantor berita AFP. Dia menambahkan 5.000 lainnya dari lima komunitas siap siaga sepanjang malam. “Beberapa di antaranya tidak memiliki pilihan untuk mendirikan tenda di atas rumput,” imbuhnya. Pasukan pemerintah sudah mengepung kawasan yang dikuasai sekitar 180 gerilyawan Islam di kota pelabuhan di kawasan selatan negara itu. Aksi penyanderaan berlangsung dramatis. Pengibaran bendera putih, dan sandera berteriak “tolong jangan tembak” kepada para sniper yang berada di ata

Obama Resmi Hentikan Serangan ke Suriah

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, menegaskan pihaknya akan mengikuti usulan Rusia terkait senjata kimia Suriah. Namun, Obama menegaskan kalau Suriah terkait tudingan penggunaan senjata kimia yang menewaskan ribuan warganya. “Terlalu dini untuk menyebut apakah langkah ini akan berhasil,” kata Obama. “Kesepakatan apapun (yang akan dibuat) harus dapat memastikan bagaimana rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad memenuhi janjinya. Tetapi inisiatif ini punya peluang untuk menggantikan ancaman serbuan senjata kimia,” imbuhnya dikutip BBC. Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengusulkan agar opsi sanksi terhadap Suriah dilakukan dengan menekan negara itu agar mau menghancurkan isi gudang senjata kimianya. Meski setuju bekerja sama dengan Rusia, Obama mengatakan pemerintah AS tetap akan menggunakan kekuatan militer kalau jalur diplomasi gagal mencapai hasil. Dalam pidato yang disiarkan langsung dari Gedung Putih itu, Presiden Obama sendiri sudah sejak lama menahan se

Rusia Tawarkan Solusi Suriah ke AS

MOSKOW - Rusia kemarin dilaporkan menyerahkan empat tahap rencana penghancuran senjata kimia Suriah kepada Amerika Serikat (AS) Rencana itu didiskusikan kemarin antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Jenewa. Rencana pertama yang akan dilakukan Suriah adalah Damaskus akan bergabung menjadi aggota Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Selanjutnya, Suriah akan mendeklarasikan lokasi penyimpanan senjata kimia. Ketiga, Suriah akan mengijinkan penyidik OPCW menguji senjata kimia itu. Tahap terakhir adalah penghancuran senjata kimia tersebut. Lavrov yang berada di Astana, ibukota Kazakhstan, tidak mengungkapkan secara detail rencana tersebut. Rencana itu akan berjalan sesuai dengan pemahaman di lapangan dan tidak ada pemanfaatan kekuatan bersenjata. “Kita akan mendiskusikan inisiatif ini,” laya Lavrov. Dia juga tidak menyebutkan apakah utusan Liga Arab dan PBB, Lakhdar Brahimi akan bergabung dengan perundingan di Jenewa atau tidak.

Ngaku Hamil, Selundupkan 2 Kg Kokain

BOGOTA – Leah Ritchie, 28, perempuan asal Kanada, yang mengaku hamil dengan bukti perut buncit ditangkap polisi Kolombia pada pertengahan Agustus lalu. Ternyata hamilnya Ritchie itu palsu, dia menyembunyikan dua kilogram kokain dalam perut palsunya. Polisi Kolombia pun menangkap Ritchie saat hendak meninggalkan Bogota. Kecurigaan polisi terhadap Ritchie ketika perempuan itu ditanya berapa lama dia hamil. Tetapi Ritchie bersikap agresif sehingga menimbulkan kecurigaan lebih lanjutnya. “Orang Kanada itu seperti tidak suka dengan pertanyaan itu dan itu membuat kecurigaan bagi petugas. Dengan instingnya, petugas polisi perempuan itu menyentuh perut si Ritchie. Ternyata perutnya sangat keras dan dingin,” kata Deputi Direktur Polisi Anti-Narkotika Kolombia, Kolonel Esteban Arias Melo dikutip BBC. Wanita itu diduga mengaku ia sedang hamil tujuh bulan. Setelah digeledah, polisi menemukan dua buah kantung yang disembunyikan di dalam perut latex itu. Petugas keamanan dari unit anti-narko

Konsulat AS Dibom, 3 Tewas

HERAT – Sedikitnya tiga orang tewas kemarin ketika para gerilyawan menyerang konsulat Amerika Serikat (AS) di Afghanistan barat. Para gerilyawan meledakkan truk yang memuat bom di depan pintu gerbang konsulat dan menyerang pasukan keamanan yang sedang berjaga. Serangan itu hanya berselang dua hari setelah peringatan 11 September 2001. Dalam serangan tersebut, gerilyawan Taliban terlibat baku tembak dengan aparat keamanan Afghanistan yang berjaga di sekitar konsulat AS sejak pukul 06:00 pagi. Para gerilyawan itu menggunakan sebuah truk yang dikendari mengarah ke gerbang konsulat. Akhirnya, truk itu meledak. Kepala Polisi Herat, Jenderal Ramatullah Safi, mengungkapkan seorang polisi dan seorang penerjamah tewas serta dua staf Afghanistan yang bekerja untuk konsulat terluka. Kemudian, Abdul Raoof Ahmadi, juru bicara rumah sakit di Herat, mengungkapkan tiga orang tewas, temasuk dua polisi dan seorang penjaga keamanan serta 17 korban luka lainnya. Tidak ada warga negara AS yang tewas

RSJ di Rusia Terbakar, 37 Tewas

LUKA – Sedikitnya 37 pasien tewas saat sebuah rumah sakit jiwa (RSJ) Oksochi di Rusia barat laut kemarin pagi. Sebanyak 10 pasien sakit jiwa berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan di Desa Luka yang berjarak 220 kilometer sebelah selatan Saint Petersburg. “Sebanyak 37 pasien meninggal dalam kebakaran di Oksochi,” kata penyidik regional dikutip AFP. Sebelumnya, Reuters melaporkan kebakaran itu menewaskan enam orang dan 35 pasien sakit jiwa dilaporkan hilang. Menurut Kementerian Darurat Rusia, salah satu korban tewas adalah seorang perawat yang berusaha menyelamatkan pasien. Sebanyak 20 pasien RSJ berhasil dievakuasi. Api mulai membakar balai perawatan pria dan kemudian langsung menyebar keseluruh bangunan RSJ Oksochi. RSJ yang terbakar itu merupakan bangunan yang terbuat dari kayu. Kebakaran terjadi pada pukul 03:00 pagi waktu setempat. Menurut pejabat Kementerian Darurat, Oleg Voronov, beberapa pasien RSJ mungkin berusaha melarikan diri dari rumah sakit. Namun, hingga beb

AS-Rusia Satu Suara

JENEWA – Amerika Serikat (AS) dan Rusia kemarin satu suara dalam menyelesaikan konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan mengakhiri rencana serangan militer ke Damaskus. Baik Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov kemarin sepakat untuk menghidupkan kembali rencana Konferensi Jenewa 2 untuk mengakhiri perang di Suriah. Mereka kemarin menggelar perundingan pada hari kedua bersama dengan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Lakhdar Brahimi. “Kita berdua sepakat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan bertemu kembali di New York sekitar 28 September saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Kerry dikutip Reuters. Kerry menjelaskan kalau pertemuan di New York akan membahas tanggal konferensi Suriah. “Pekerjaan rumah” yang dimaksud Kerry tidak diungkapkan secara detail. Hanya saja, itu menjadi hal yang harus dicarikan solusi atas krisis yang terjadi. Kerry juga mengungkapkan perundingan dengan Rusia mengenai senjata

AS-Rusia Satu Suara

JENEWA – Amerika Serikat (AS) dan Rusia kemarin satu suara dalam menyelesaikan konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan mengakhiri rencana serangan militer ke Damaskus. Baik Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov kemarin sepakat untuk menghidupkan kembali rencana Konferensi Jenewa 2 untuk mengakhiri perang di Suriah. Mereka kemarin menggelar perundingan pada hari kedua bersama dengan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Lakhdar Brahimi. “Kita berdua sepakat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan bertemu kembali di New York sekitar 28 September saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Kerry dikutip Reuters. Kerry menjelaskan kalau pertemuan di New York akan membahas tanggal konferensi Suriah. “Pekerjaan rumah” yang dimaksud Kerry tidak diungkapkan secara detail. Hanya saja, itu menjadi hal yang harus dicarikan solusi atas krisis yang terjadi. Kerry juga mengungkapkan perundingan dengan Rusia mengenai senjata

Militer Filipina Coba Akhiri Penyanderaan

ZAMBOANGA – Militer Filipina kemarin berusaha mengakhiri penyanderaan yang dilakukan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di kota Zamboanga. Pasukan pemerintah berusaha membebaskan ratusan warga yang dijadikan tameng hidup bagi gerilyawan dan menutup semua jalan keluar dari kota tersebut. Menurut Juru Bicara Militer, Letnan Kolonel Ramon Zagala, mengungkapkan sejumlah gerilyawan MNLF telah menyerah dan ditangkap ketika mencoba melarikan diri dengan menggunakan pakaian sipil. “Kita telah mendapat momentum. Kita telah merebutkan kembali beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai mereka. Kita masih terus bergerak maju,” kata Zagala kepada AFP. Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat penyanderaan yang sudah berlangsung satu pekan itu menewaskan lebih dari 60 orang. Pasukan pemerintah juga terus bergerak ke distrik Santa Barbara yang masih dikuasai gerilyawan. Beberapa gedung tampak terbakar dan banyak sekali bekas tembakan. Mereka kemarin berhasil menemukan dua jenazah geri

Antisipasi Badai, 5.000 Warga Dievakuasi

NEW MEXICO – Lebih dari 5.000 warga telah dievakuasi dari pesisir pantai Teluk Meksiko kemarin setelah adanya ancaman dua badai besar yang menerjang wilayah pantai timur dan barat Meksiko. Topan Ingrid yang memiliki kecepatan 120 kilometer per jam itu akan menghantam Meksiko yang menyebabkan sungai meluap dan membuat banjir bandang dan tanah longsor pada Senin (hari ini). Topan Ingrid juga dapat menyebabkan gelombang badai yang akan menaikkan ketinggian air dari 0,6 meter sampai 1,2 meter di atas normal. “Topan Ingrid akan menghantam pesisir pada Senin (hari ini),” demikian keterangan Pusat Badai Nasional (NHC) yang berbasis di Miami, Amerika Serikat (AS), dikutip AFP. Topan Ingrid merupakan badai besar kedua yang tengah mengumpulkan kekuatannya di Teluk Meksiko, dan dianggap dapat memberikan dampak serius terhadap di beberapa wilayah. Kebanyakan warga yang dievakuasi tinggal di tempat penampungan resmi, sementara yang lainnya mengungsi di rumah teman dan kerabat. Pemerintah menga

Pria Tertua di Dunia Meninggal pada Usia 112 Tahun

NEW YORK - Salustiano Sanchez, 112, pria tertua di dunia berdasarkan Guinness World Records, meninggal di panti jompo di Pulau Grand, New York, pada Jumat (13/9) lalu. Namun, kabar kepastian meninggalnya Sanchez tersebut diumumkan kepada publik oleh perusahaan pelayanan pemakaman M.J. Colucci & Son pada Sabtu (14/9) waktu setempat. Guinness menyebutkan pada Juni lalu Sanchez menjadi pria tertua di dunia menyusul kematian pria tertua di dunia Jiroemon Kimura dari Jepang yang berusia 116 tahun. Sanchez yang lahir pada 8 Juni 1901 yang pernah bekerja sebagai pekerja konstruksi memiliki resep rahasia agar panjang umum yakni makan satu buah pisang setiap hari dan mengkonsumsi anacin, obat pereda nyeri. “Berumur panjang bukan prestasi yang spesial,” kata Sanchez kepada Guinness. Sanchez lahir di El Tejado de Bejar, Spanyol pada 1901 yang bekerja di pabrik gula di Kuba. Hingga dia mengadu nasib di Amerika Serikat (AS) dan bekerja sebagai buruh di tambang batu bara di Kentucky. Kakek

Obama Ultimatom Suriah

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyambut kesepakatan dalam penyerahan senjata kimia oleh Suriah, tetapi dia juga mengultimatom agar Damaskus tidak ingkar janji. Obama menegaskan ketika kesepakatan telah dicapai, bukan berarti AS tinggal diam ketika adanya pelanggaran. Dia mengungkapkan bakal ada konsekuensi ketika Pemerintah Presiden Suriah Bashar Al-Assad tidak bekerjasama dengan kerangka tersebut. “Jika diplomasi gagal, AS tetap bersiap untuk bertindak,” tegas Obama dikutip AFP pada Sabtu (14/9) waktu setempat. Ultimatom Obama itu diperkuat dengan kesiap-siagaan kapal induk AS di perairan di dekat Suriah. Pentagon juga menegaskan kalau mereka dalam posisi siap untuk melancarkan serangan. “Suriah harus tetap memegang komitmen publiknya,” kata Obama. Obama menambahkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. “AS akan tetap bekerjasama dengan Rusia, Inggris, Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjamin verifikasi senjata kimia,” katany

Evakuasi Korban Terhambat, 500 Orang Hilang

DENVER – Upaya evakuasi terhadap korban banjir di Colorado, Amerika Serikat (AS) kemarin terhalang hujan deras yang masih mengguyur wilayah itu. Akibatnya, lebih dari 500 orang dilaporkan hilang dan belum diketahui statusnya. Helikopter Pasukan Garda Nasional telah diterjun untuk mengevakuasi para korban. Namun, cuaca yang tidak dapat bekerja sama membuat proses evakuasi berjalan lambat. ”Helikopter tidak digunakan karena cuaca,” kata Letnan Pertama Skye Robinson, juru bicara Garda Nasional Colorado. ”Ketika cuaca sudah normal, maka kita akan menerbangkan kembali untuk mengevakuasi korban banjir.” Enam orang dilaporkan tewas akibat disapu banjir banding. Banjir juga menyapu jalan bebas hambatan dan banyak jembatan yang roboh. Berdasarkan data Kantor Manajemen Bencana Colorado, lebih dari 1.500 rumah hancur dan sekitar 17.500 rumah mengalami kerusakan. Mereka juga menyebutkan kalau sebanyak 11.700 orang mengungsi. Hujan yang telah mengguyur Colorado sejak awal pekan lalu menja

Militer Klaim Hampir Kalahkan Gerilyawan

ZAMBOANGA – Militer Filipina kemarin mengklaim hampir mengalahkan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang menyandera ratusan warga sipil di kota Zamboanga, Filipina selatan. Para sandera itu dijadikan tameng hidup bagi para gerilyawan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan. Juru Bicara Militer Filipina Letnan Kolonel Ramon Zagala menegaskan kalau akhir dari penyanderaan yang dilakukan gerilyawan MNLF hampir selesai. “Mereka (gerilyawan) mencoba melarikan diri,” kata Zagala kepada AFP dari Zamboanga. Dia mengklaim kalau serangan ofensi dari kubu militer berlangsung sukses. Itu tetap dipertahankan untuk terus menekan para gerilyawan. Serangan ofensif itu dilakukan sejak Jumat (13/9) lalu. Militer telah mengepung dua desa yang dikuasai oleh gerilyawan. “Kita hari ini (kemarin) terus bergerak maju. Ini merupakan tindakan penyesuaian yang telah disiapkan dengan kehati-hatian,” kata Zagala. Namun demikian, Zagala tidak menyebutkan tenggat waktu kapan serangan milit