Debat Hillary-Trump Jadi Penentu

KORAN SINDO/ AILSA SARAH

WASHINGTON – Hillary Clinton dan Donald Trump saling berhadapan dalam debat pertama calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS).

Itu menjadi debat yang akan paling ditonton warga AS dan menjadi pertunjukan politik paling ditunggu dalam sejarah politik AS. Debat yang digelar kemarin waktu setempat akan menjadi pertarungan yang sangat ketat untuk memperebutkan Gedung Putih. Apalagi, pemilu presiden 2016 ini juga menjadi pertandingan yang tak bisa diprediksi sekitar enam minggu sebelum pemilu 8 November mendatang.

Debat itu diperkirakan akan memecahkan rekor antara pertarungan Jimmy Carter dari Demokrat dan Ronald Reagan dari Republik pada 1980 yang ditonton 80 juta orang. Debat selama 90 menit itu akan dimulai pukul 09.00 malam waktu setempat (Selasa jam 08.00 WIB) di Universitas Hofstra di Long Island, New York.

Itu pertama dari tiga debat capres yang direncanakan. Debat itu akan menjadi ajang bagi masing-masing capres untuk meyakinkan pemilih yang masih ragu dan memperbaiki kelemahan kampanye selama ini.

Trump-pengusaha dan mantan bintang reality showmendapatkan kesempatan untuk tampil dengan penuh pendalaman dan kesiapan sebagai panglima perang tertinggi. Sedangkan, Hillary ingin mencoba menjalin hubungan dengan pemilih yang tidak percaya kepadanya. Tetapi, Trump yang merupakan politikus baru tampil lebih menyudutkan dibandingkan menampilkan kebijakan dan programnya.

”Tidak perlu pertanyaan yang lebih mudah bagi Trump. Dia tidak perlu tampil cerdas, dia hanya tidak perlu bombastis,” kata Dan Schnur, mantan pakar strategi Republik yang kini menjadi dosen politik di Universitas Southern California, dilansir Reuters . Debat itu akan menjadi pertunjukan utama Hillary.

Meskipun, dia harus menghadapi pertanyaan tentang yayasan keluarganya. Dia juga harus menjelaskan detail kepada publik tentang penggunaan server e-mail pribadinya saat menjadi menteri luar negeri. Hillary, 68, dan Trump, 70, memang kerap tampil saling serang. Apalagi, Trump lebih sering mengejek personal lawannya.

Dia mengatakan, Hillary harus dijebloskan ke penjara karena kontroversi email . Sedangkan, Hillary menyatakan bahwa Trump sangat temperamen sehingga tidak cocok sebagai penguasa Gedung Putih. Berbeda dengan Hillary, Trump memiliki jam terbang yang sangat sedikit dalam berdebat. Hillary telah berpartisipasi dalam banyak debat tatap muka di panggung nasional sejak 2008 saat memperebutkan nominasi capres dari Partai Demokrat bersama Barack Obama.

Tahun ini Hillary juga telah terbiasa berdebat secara langsung dengan senator Bernie Sanders dalam perebutan nominasi capres Demokrat. Berbagai pengalaman itu memperkuat ekspektasi kubu Hillary dalam debat yang gelar Senin malam waktu setempat.

”Melalui debat dengan mempertahankan sikapmu dan tidak menjadi berlaku aneh, seharusnya tetap standar saja,” kata direktur komunikasi tim kampanye Hillary, Jennifer Palmieri. Sesaat menjelang debat, kubu Hillary melancarkan iklan yang menyerang Trump tentang penolakan rilis pajak terkait hubungan bisnis dengan Rusia.

Iklan itu ditayangkan di televisi kabel. Kemudian, sekretaris pers Hillary, Brian Fallon, mengatakan bahwa pihaknya meminta pemeriksaan fakta saat debat. ”Moderator biasanya tidak melakukan pengecekan kandidat yang berbohong,” tuturnya.

Dalam pandangan kepala strategis Kamar Dagang AS Scott Reed, selama setahun Trump menjadi orang di luar zona kemapanan politik, dia mampu membuat argumen terbaik. ”Trump adalah perubahan yang lebih baik dibandingkan Hillary,” kata Scott. Dia juga menegaskan bahwa Trump sangat kontras dengan Hillary.

”Trump adalah kandidat yang akan membawa perubahan. Sedangkan, Hillary hanya kandidat yang sama,” ujarnya. Persiapan kubu Trump pada debat kali ini sangat matang.

Bahkan, mantan Walikota New York City Rudy Giuliani membantu persiapan Trump dalam debat melawan Hillary. ”Kita menyusun strategi dan menyiapkan ini sebagai salah satu debat paling penting dalam sejarah AS,” kata Giuliani kepada CNN .

Dia memprediksi, Trump akan tampil sangat baik dan tidak akan terkalahkan. Giuliani juga menuding bahwa Hillary menghabiskan waktu beberapa hari untuk debat pertama ini. ”Saya berharap dia baik-baik saja,” sindirnya terkait Hillary yang mengidap penyakit radang paru-paru basah.

Dia mengungkapkan, Hillary menghabiskan waktu di rumah. Kemudian, manajer kampanye Donald Trump, Kellyanne Conway, mengatakan pihaknya tidak mengundang Gennifer Flower yang pernah menjalin perselingkuhan dengan Bill Clinton pada 1990 pada debat ini. ”Kita tidak mengundang Flower secara formal.

Tapi, kita tidak memperkirakan dia akan datang sebagai tamu dari kubu Trump,” kata Conway. Sementara, jajak pendapat Hillary dan Trump hanya terpaut tipis. ABC News/- Washington Post merilis jajak pendapat mereka dengan Hillary meraih 46% dan Trump 44%. Sisanya, 5% mendukung kandidat Libertarian Gary Johnson dan 1% mendukung Jill Stein dari Partai Hijau.

Kemudian, jajak pendapat CNN menunjukkan, Hillary unggul 43% dan Trump 40%. Adapun, jajak pendapat Reuters/ Ipsos menunjukkan separuh pemilih akan melihat debat capres sebagai acuan untuk menjatuhkan pilihan antara Trump dan Hillary. 50% responden menyatakan, debat akan membantu mereka memberikan informasi tentang keputusan siapa yang akan didukung.

Kemudian, 39% menyebutkan bahwa debat tidak akan membantu sama sekali. ”Debat akan membantu pemirsa, khususnya saya, untuk mengenal siapa yang nyata dan tidak,” kata Harvey Leven, 63, guru dari Farmington Hills, Michigan.

andika hendra m
 http://koran-sindo.com/news.php?r=0&n=16&date=2016-09-27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia