Filipina Gagal Tangani Korban Haiyan

TACLOBAN– Pemerintahan Presiden Filipina Benigno Aquino kemarin berada di bawah tekanan publik, karena dinilai gagal dalam menangani korban selamat Topan Haiyan. Lambatnya distribusi logistik menjadikan banyak warga yang semakin menderita setelah kehilangan rumah dan sanak saudara. Pemerintah Filipina juga mengakui mereka menghadapi masalah logistik pasca bencana Topan Haiyan. Sekretaris Kabinet Rene Almendras mengatakan, pemerintah kewalahan dengan dampak hebat topan terkuat yang pernah tercatat sejarah. “Pemerintah telah bereaksi terhadap bencana ini dengan cukup baik,” belanya. Distribusi bantuan yang tersendat itu disebabkan karena Tacloban, kota berpenduduk 220.000 jiwa, hancur akibat dahsyatnya Haiyan itu. Banyaknya jumlah korban tewas juga menyebabkan kepanikan korban selamat. Jumlah korban tewas yang diumumkan secara resmi adalah lebih dari 2.357 jiwa. Namun, pejabat lokal dan pekerja dari lembaga bantuan mengatakan bahwa jumlah ini bisa bertambah signifikan hingga 10.000. Belum lagi banyak warga yang telah melaporkan anggota keluarganya hilang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, 544.600 orangharusmengungsidan12% penduduk Filipina terkena dampak Haiyan. Sebagian besar wilayah yang dilalui topan itu juga rata dengan tanah. PBB mengakui respons dalam penanganan Haiyan di Filipina tergolong sangat lambat. Kepala Lembaga Kemanusiaan PBB Valerie Amos mengungkapkan, logistik tidak dapat menjangkau wilayah bencana dalam enam hari setelah topan. “Masih banyak wilayah yang tidak dapat kita jangkau di mana banyak orang yang membutuhkan bantuan,” ujar Amos di Filipina seperti dikutip Reuters, “saya berharap dalam 48 jam ke depan ada perubahan signifikan. Saya rasa kita telah membiarkan banyak korban menderita.” Dia menyatakan situasi saat ini sangat mengerikan. “Banyak orang yang sudah putus asa untuk mengharap bantuan,” kata Amos. Parahnya lagi, banyak bantuan justru menumpuk di Manila. Dia menambahkan bantuanperludiberikansecara cepat dan langsung. “Kecepatan merupakan prioritas kita,” ujar dia. Situasi ini kemudian diperparah dengan banyak jenazah yang belum dievakuasi dari pinggiran jalan. Belum banyaknya proses penguburan massal disebabkan karena banyak orang yang selamat dari bencana itu lebih mengurusi kepentingan sendiri. Ditambah lagi minimnya tim penyelamat yang datang menyebabkan proses pencarian jenazah yang tertimbun di bawah puing-puing reruntuhan gedung juga belum maksimal dilaksanakan. “Masih banyak jenazah di jalanan,” papar Wali Kota Tacloban AlfredRomualdez, “sungguhmengerikan. Ada permintaan dari komunitas untuk mengevakuasi jenazah. Mereka bilang hanya lima atau 10 jenazah. Ketika kita ke sana, ternyata 40 jenazah.” Pemerintah Filipina pada Rabu (13/11) memberikan jaminan kalau jalanan di Pulau Leyte dapat dilalui. Namun, tim evakuasi dan bantuan kemanusiaan kemarin masih khawatir dengan kondisi keamanan. Pasalnya, banyak konvoi kemanusiaan yang justru ditembaki oleh kelompok pemberontak komunis dan maraknya aksi penjarahan. Sementara itu, kapal induk USS George Washington milik Amerika Serikat (AS) kemarin tiba di Provinsi Samar, Filipina, mengangkut 5.000 prajurit dan lebih dari 80 pesawat. Mereka akan melakukan misi kemanusiaan di Tacloban. “Kami akan mengirimkan 21 helikopter untuk membantu pengiriman logistik,” ujarLaksamanaMuda Mark Montgomery dikutip Reuters. Pesawat militer AS juga sudah tiba di Bandara Tacloban yang membawa bantuan internasional. Helikopter juga akan mengantarkan bantuan ke daerah-daerah yang terisolir. Rumah sakit lapangan yang dibuat oleh Prancis dan Belgia juga sudah didirikan. Kemudian, Jepang juga berencana mengirimkan lebih dari 1.000 pasukan bela diri beserta pesawat. Itu akan menjadi penempatan bantuan militer terbesar bagi Tokyo. Banyak negara lainnya dari Eropa hingga Afrika, juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/344681

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia