Suriah Bakal Balas Serangan Israel

DAMAKUS – Suriah mengancam bakal membalas dengan cepat terhadap serangan Israel jika Negara Zionis tersebut kembali melancarkan serangan baru. Ancaman Suriah itu ditegaskan setelah Israel telah menyerang sebanyak dua kali ke zona wilayah Damakus. “Instruksi telah dibuat untuk merespon serangan baru Israel tanpa instruksi tambahan dari pemimpin tertinggi. Balasan kita bakal lebih kuat dan menyakitkan bagi Israel,” kata Deputi Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqda, kepada AFP. Sebelumnya, pejabat senior Israel mengungkapkan pada Jumat dan Minggu, mereka telah menargetkan pengiriman senjata dari Damakus untuk kelompok Hezbollah di Lebanon. Namun, Muqdad membantah serangan tersebut. Penegasan Suriah itu didukung oleh Iran. Disampaikan pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengungkapkan Iran berjanji akan memberikan dukungan penuh dan tak terbatas, baik militer dan ekonomi terhadap rakyat dan pemerintahan Suriah. Iran juga mendukung Suriah jika bakal melancarkan serangan balasan terhadap tindakan Israel. “Israel tidak menginginkan perang,” kata Assad dikutip harian Al-Akhbar di Lebanon. “Kita menginginkan pembalasn strategis dengan membuka pintu pertahanan dan mengubah seluruh Suriah menjadi negara pertahanan,” kata Assad. Sementara itu, Damaskus menyambut inisiatif Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang ingin mencari solusi politik untuk mengakhiri perang sipil di Suriah. Dua negara itu bakal menggelar konferensi internasional untuk membangun enam poin kesepakatan yang telah disepakati di Jenewa pada tahun lalu. Kesepakatan Jenewa itu bertujuan untuk membentuk pemerintahan transisional, namun tanpa menyebutkan pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sementara itu, Hezbollah mengungkapkan Suriah akan memasok senjata yang “mengubah perang” untuk kelompok itu. Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, menjelaskan senjata baru yang akan diberikan itu untuk menanggapi serangan udara Israel atas dugaan pengiriman senjata dari Suriah ke kelompok haris keras tersebut. “Suriah akan memberikan kelompok perlawanan senjata khusus yang belum pernah dimiliki sebelumnya. Maksud kami adalah senjata yang 'mengubah perang,” kata Nasrallah dikutip BBC. Nasrallah juga mengatakan mereka akan membantu Suriah untuk mengusir Israel ke luar dari Dataran Tinggi Golan. “Kami, perlawanan Libanon, menyatakan akan berdiri bersama perlawanan rakyat Suriah dan memberikan dukungan materi serta moral maupun bekerja sama dan berkoordinasi untuk membebaskan Dataran Tinggi Golan,” jelasnya. Dataran tinggi itu direbut Israel dari Surih dalam perang tahun 1967. Kemudian, Israel juga sudah menyatakan akan melakukan serangan udara untuk pengiriman senjata berikutnya ke Hezbollah. Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan Hezbollah memiliki puluhan ribu roket namun sebagian besar merupakan roket yang tidak bisa dikendalikan. Pengiriman senjata yang menjadi sasaran serangan udara Israel dilaporkan mencakup roket terkendali. Dalam perkembangan lain, Menteri Luar Negeri AS mengatakan pemberian sistem pertahanan rudal dari Rusia ke Suriah akan menjadi faktor yang mengganggu stabilitas keamanan Israel. “Saya kira kami membuat amat jelas bahwa kami lebih suka Rusia tidak memberikan bantuan seperti itu,” tutur John Kerry. Dia juga mengatakan tidak melihat peran bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam pemerintahan transisi negara itu. Pemerintah AS memang sangat hati-hati dalam menentukan sikap terhadap Suriah. “Kita tidak ingin disalahkan seperti pemerintahan sebelumnya yang melakukan di Irak dengan mengatakan ‘senjata pemusnah massal’,” kata Wakil Presiden Joe Biden dalam wawancara dengan majalah Rolling Stone. Sebenarnya, PBB memperkirakan sejak konflik Suriah memanas sekitar dua tahun lalu. Sebanyak 70.000 jiwa tewas dan sebagian besar adalah warga sipil. Lebih dari satu juta warga mengungsi dari Suriah. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia