Anwar Tetap Melawan

KUALA LUMPUR – Pemimpin Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan Pakatan Rakyat terus melawan untuk memperjuangan hasil pemilu. Anwar menegaskan pihaknya sedang mengumpulkan buktik untuk melanjutkan perlawanan untuk membela hak-hak semua rakyat Malaysia. Kubu oposisi masih mengumpulkan keinginan rakyat. “Untuk sementara, kita menginginkan BN untuk mengakui kalau legitimasi mereka dipertanyakan. Itu disebabkan karena mereka mencuri pemilu dari kita dan rakyat,” katanya. Politisi Malaysia yang kerap dituding terlibat dalam skandal sodomi itu ingin membuktikan validitas hasil pemilu. Anwar menegaskan Komisi Pemilu telah bertindak tidak adil selama kampanye dengan tidak memberikan akses bagi oposisi kepada media-media. Mengenai keterlibatan warga asing yang memberikan suara pada pemilu 5 Mei lalu, Anwar mengakui banyak pihak yang memiliki bukti. Banyak warga asing yang memiliki kartu kewarganegaraan yang mencurigakan. “Ketika saya bertemu dengan seorang pemuda UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) yang mengetahui hal itu, saya menanyakan kepadanya: apakah kamu tidak percaya Melayu dan warga Malaysia lainnya dalam menentukan nasibnya sendiri dan kamu bergantung dengan orang asing? Pemuda UMNO itu sepakat dan tidak terlibat di dalam,” cerita Anwar. Anwar kemarin menolak mundur dari ketua oposisi karena hasil pemilu yang diwarnai kecurangan. Dia menegaskan kecurangan besar-besaran yang dilakukan Barisan Nasional mengakibatkan Pakatan Rakyat hanya memenangkan 89 dari 222 kursi parlemen nasional. “Konteks (mengundurkan diri) adalah ketika pemilu berlangsung jujur dan adil. Jika rakyat dapat memutuskan untuk memilih Barisan Nasional, maka saya bakal mengakui,” kata Anwar kepada AFP. Ketika ditanya apakah Mantan Deputi PM Malaysia itu kembali mencoba gaya pembelotan “16 September” untuk menggulingkan Barisan Nasional? Dalam wawancara khusus dengan situs berita Malaysia Kini, Anwar tidak akan mencoba hal tersebut. 16 September merupakan kode yang digunakan ketika 30 anggota parlemen Barisan Nasional membelot ke Pakatan Rakyat pada 26 September 2008 lalu atau setelah pemilu ke 12. Dengan jumlah kursi sebanyak 89, Pakatan Rakyat sebenarnya membuktikan 23 anggota parlemen yang membelot. Jika oposisi berhasil membujuk 23 anggota parlemen Barisan Nasional, maka oposisi dapat membentuk pemerintahan federal. Sementara itu, Deputi Ketua Komisi Pemilu Malaysia, Wan Ahmad Wan Omar, mengungkapkan rakyat Malaysia yang tidak suka dengan hasil pemilu agar tidak menggelar demonstrasi di jalanan. “Rakyat memilih hak untuk melawan hasil pemilu, tetapi melalui jalur hukum,” kata Wan Ahmad dikutip New Straits Times. Wan Ahmad mengungkapkan para kandidat anggota parlemen dapat mengajukan protes ke Pengadilan Tinggi di masing-masing negara bagian dalam kurun waktu 21 hari setelah pengumuman resmi hasil pemilu. “Jika masih belum puas dengan keputusan Pengadilan Tinggi, mereka dapat mengajukan ke Pengadilan Federal,” imbuhnya. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak kemarin mengungkapkan Partai Aksi Demokratik (DAP) telah mencuri komunitas China dengan menyebarkan isu bahwa mereka dapat mengubah pemerintah dengan berpihak pada oposisi. “Tapi, mereka lupa bahwa Bumiputera dan komunitas India mendukung Barisan Nasional,” kata Najib dikutip The Star. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia