36 Tewas Terinjak-injak di Stasiun India

ALLAHABAD– Tragedi maut menewaskan sedikitnya 36 orang di sebuah stasiun kereta Allahabad, Negara Bagian Uttar Pradesh, India, pada Minggu malam (10/2) lalu. Mereka tewas karena berdesak- desakan dan terinjakinjak para penumpang yang saling berebut memasuki stasiun kereta. Sedikitnya 31 orang juga terluka dan dirawat di rumah sakit dalam insiden ini.Insiden terjadi setelah perayaan festival agama Kumbh Mela yang diikuti oleh 30 juta warga Hindu pada hari tersebut. Amit Malviya, juru bicara perusahaan kereta api untuk wilayah utara dan tengah, kemarin mengungkapkan bahwa 20 jenazah telah diidentifikasi. Otoritas keamanan sedang menunggu keluarga korban tewas yang mengklaim 16 jenazah lain.“Jumlah korban terdiri 26 perempuan dan sembilan pria. Korban tertua ada seorang kakek berusia 75 tahun,” kata Malviya. Juru Bicara Pemerintah Negara Bagian Uttar Pradesh, Ashok Sharma mengungkapkan, tragedi itu dimulai setelah kerumunan penumpang panik karena jeruji pagar yang terhubung ke jembatan peron ambruk. “ Orang-orang beristirahat di atas pagar.Namun,pagar tidak kuat menahan beban dan akhirnya ambruk,”kata Ashok Sharma,dikutip AFP. Namun, Menteri Perkeretapian India Pawan Kumar Bansal membantah keterangan Sharma.“Tidak ada jembatan bagi pejalan kaki yang roboh. Tidak ada pagar yang hancur,” katanya.Dia menjelaskan, petugas stasiun kereta telah menyediakan kode warga pada pagar untuk membantu calon penumpang agar berjalan ke arah yang berbeda-beda. Menurut Bansal, terlalu banyak orang di peron menyebabkan tragedi itu. “Kami tahu kalau di sana banyak kerumunan massa.Banyak orang yang berusaha memanjat jembatan pejalan kali.Akibatnya Anda pasti tahu dan terjadilah insiden injak-injakan tersebut,” katanya. Menurut para petugas lokal, para calon penumpang kereta di stasiun itu bertambah panik karena polisi memukuli kerumunan massa.Aksi polisi itu memicu kepanikan massal. Setelah insiden itu,Perdana Menteri (PM) Manmohan Singh mengungkapkan ucapan duka dan Menteri Besar Uttar Pradesh Akhilesh Yadav memerintahkan penyelidikan atas tragedi tersebut. Sementara, keluarga korban tewas dan luka menyampaikan bahwa perlu waktu beberapa jam untuk mendapatkan pelayanan darurat di lokasi kejadian. Salah satu korban adalah gadis berusia delapan tahun bernama Muskaan. Orang tua Muskaan menyebut, putrinya tewas ketika menunggu pertolongan petugas selama dua jam.“Putri kita masih berdenyut nadinya. Jika dokter tiba tepat waktu,dia dapat diselamatkan,” kata Bedi Lal, ayah Muskaan, kepada stasiun televisi NDTV. Sebenarnya, para korban adalah umat Hindu yang hendak kembali ke kampung halaman masing-masing setelah mengikuti ritual keagamaan Kumbh Mela.Hari Minggu lalu adalah hari mandi terpenting dari enam hari Kumbh Mela, yang disebut sebagai tempat berkumpulnya manusia terbanyak di dunia. Festival Kumbh Mela pada Minggu lalu melibatkan 30.000 sukarelawan dan 7.000 polisi yang bertugas.Mereka menyarankan agar para peziarah mandi dalam waktu yang singkat sehingga tidak menyebabkan antrean terlalu panjang. Dalam mitologi Hindu, ada empat festival yang dihadiri oleh jutaan warga Hindu,mulai dari Allahabad,Nasik,Ujjain, dan Haridwar. Festival itu diadakan setiap 12 tahun dan diperkirakan 100 juta orang akan mandi di sungai dalam waktu 55 hari. Festival Maha Kumbh Mela diadakan sekali setiap 147 tahun. Umat Hindu percaya festival berendam di Sangam, yaitu pertemuan Sungai Gangga, Yamuna dan Saraswati, akan menghapus dosa-dosa mereka. Ini bukanlah tragedi pertama yang terjadi di India. Pada 2003, 45 orang tewas akibat terinjak-injak selama festival di kota Nasik, India.Tidak adanya kebijakan dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang kerumunan massal dan festival agama menyebabkan kecelakaan kerap terjadi. Insiden terburuk terjadi pada Oktober 2008,ketika 220 orang tewas di dekat sebuah kuil di Kota Jodhpur. ● andika hendra m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia