Suu Kyi Berjuang Jadi Presiden

YANGON – Ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menyerukan kepercayaan diri bahwa militer bakal mendukung perubahan konstitusi yang mengijinkannya untuk maju sebagai presiden. Dia menyerukan amandemen konstitusi yang melarang perempuan yang menikah dengan lelaki asing atau memiliki keluarga asing untuk dapat menjadi kandidat presiden. Peraih Nobel Perdamaian itu berharap parlemen dapat menyepakati revisi konstitusi, meskipun jumlah militer sangat besar komposisinya di lembaga itu. “Saya tidak khawatir mengenai hal itu. Saya pikir bahwa jumlah militer di parlemen ingin melihat rakyat Myanmar lebih senang, lebih kuat, dan semakin harmonis,” katanya pada kunjungannya ke Hawaii, Amerika Serikat. “Karena itu, saya tidak menjabarkan kemungkinan amandemen itu melalui negoisasi dan kompromi.” Suu Kyi berharap amandemen konstitusi itu sebagai bentuk pengakuan terhadap aspirasi kelompok minoritas. Sementara itu, Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi memaparkan kalau dia masih mencintai militer di negaranya. Meskipun, dia pernah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun. “Sejujurnya, saya masih militer,” ujarnya dalam wawancara dengan BBC. “Orang tidak menyukai saya mengucapkan hal itu. Banyak yang mengkritik saya.” Meskipun militer banyak melakukan hal yang mengerikan di Myanmar, dia berharap mereka bakal mengurangi hal tersebut. Di bawah konstitusi 2008, presiden tidak boleh dijabat oleh seseorang yang memiliki anak atau saudara yang memiliki kewarganegaraan asing. Suu Kyi sendiri menikah dengan akademisi asal Inggris, Michael Aris, dan dianugerahi dua anak. Suu Kyi bukan orang baru dalam perpolitikan Myanmar. Niatnya menjadi pemimpin rakyat Myanmar telah dikumandangkan sejak dulu. Pada 1990, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi sebenarnya berhasil memenangkan pemilu di Myanmar. Namun pemerintah junta militer yang saat itu berkuasa di Myanmar tidak mau menerima hasil tesebut dan memasukkan Suu Kyi ke tahanan rumah. Apalagi, Suu Kyi merupakan figuyr yang dihormat baik di kalangan rakyatnya dan militer. Ayahnya, Aung San merupakan tokoh yang menciptakan militer dan memimpin perlawanan terhadap kolonial Inggris. Suu Kyi adalah putri dari Jenderal Aung San. Ayahnya seorang pemimpin nasional Myanmar yang dibunuh pada 17 Juli 1947. Kematian ayahnya telah menjadi simbol perjuangannya untuk perdamaian dan kemerdekaan bangsa Myanmar. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia