MOSKOW – Empat Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang selamat dalam kecelakaan kapal penangkap ikan dikabarkan masih mengalami trauma. Mereka belum dapat dimintai keterangan karena masih berada di ruang perawatan intensif rumah sakit di Kholms, Shakalin, Rusia. Direktur Media dan Informasi Kementerian Luar Negeri Indonesia P.L.E. Priatna menegaskan berdasarkan informasi dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, menyebutkan empat ABK itu masih belum dapat berbicara. “Pihak KBRI telah berusaha menghubungi mereka, tetapi belum diijinkan untuk berbicara karena mereka masih trauma atas insiden kecelakaan tersebut,” kata Priatna kepada harian SINDO. Mengenai nasib tujuh Warga Negeri Indonesia (WNI) yang belum diketahui nasibnya, Priatna menjelaskan, otoritas darurat dan berbagai pihak terkait tengah melanjutkan pencarian korban tersebut. “Pihak KBRI di Moskow masih terus berkoordinasi mengenai nasib 4 WNI tersebut,” terang Priatna. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan kalau Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah Rusia untuk memastikan nasib WNI yang masih hilang. “Tentunya kita pemerintah melalui perwakilan di Rusia terus bekerja untuk bisa memastikan nasib dari saudara-saudara kita ABK yang terkena musibah,” kata Marty dikutip ANTARA. Marty menjelaskan bahwa saat ini pemerintah masih menghimpun data yang ada. “Utamanya memastikan beberapa saudara-saudara kita yang belum dapat dipastikan keberadaannya,” tuturnya. Sementara itu, Kementerian Darurat Rusia mengungkapkan lebih dari 4.800 kilometer persegi telah dijelajah selama operasi penyelamatan dan pencarian korban hingga Senin malam (28/1) waktu setempat. Operasi dilanjutkan pada kemarin pagi oleh pasukan penjaga pantai dan petugas kementerian darurat. Komisi Penyidik Rusia menegaskan kalau 19 ABK merupakan warga Rusia dan 11 ABK lainnya berasal dari Indonesia. Mereka masih memastikan kalau korban tewas masih delapan orang dan jenazahnya pun dibuang ke laut oleh kawan-kawannya. Pembuangan jenazah itu sangat perlu dilakukan agar tidak memperberat kondisi sekoci yang terlalu banyak beban. Menurut para korban selamat, kapal tenggelam ketika dihantam gelombang besar dan mengakibatkan perubahan haluan. Setelah insiden tersebut, nahkoda memerintah para ABK untuk menyelamatkan diri dengan sekoci. Komite Penyidik Rusia pun langsung menggelar penyidikan kriminal atas insiden tersebut. “Kita ingin apakah nahkoda kapal telah memenuhi prosedur standar. Kita juga ingin memastikan apakah adanya peraturan keselamatan lalu lintas laut yang telah diabaikan dan apakah ada kelalaian atau kealpaan dalam insiden tersebut,” demikian keterangan Komite Penyidik Rusia dikutip BNO News. Sebelumnya, korban meninggal berjumlah delapan orang dalam kecelakaan kapal sebelah timur Svetlaya Village, kawasan Primorye, Rusia pada Minggu (27/1) lalu. Korban selamat yang berjumlah 10 orang dalam satu sekoci berhasil didaratkan kapal kargo Rusia di Pulau Shakalin. Sementara lima korban lain berhasil diselamatkan kapal pukat ikan.Lima korban itu dikirim ke daratan utama Rusia. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia