Korut Ancam Serang Korsel

SEOUL – Korea Utara (Korut) kemarin mengancam bakal menyerang Korea Selatan (Korsel) setelah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memperketat sanksi terhadap Pyongyang. Korut menegaskan kalau sanksi PBB tersebut sebagai bentuk “perang” dan “deklarasi perang” terhadap Pyongyang. Penegasan itu diungkapkan Komite untuk Reunifikasi Perdamaian Tanah Air (CPRF). Ancaman penyerangan ke Korsel itu bakal dilakukan oleh Korut jika Seoul bergabung dengan kelompok yang ingin meningkatkan sanksi PBB yang lebih keras kepada Pyongyang. “Jika rezim boneka Korsel secara langsung berpartisipasi dalam ‘sanksi’ PBB, maka langkah fisik yang kuat bakal dilakukan,” demikian keterangan CPRF seperti dilaporkan KCNA. Sebenarnya, CPRF merupakan lembaga yang melakukan lobi secara langsung kepada Korsel. Ancaman penyerangan ke Korsel itu hanya berselang satu hari setelah lembaga tinggi militer Korut mengancam bakal melaksanakan uji coba nuklir ketiga dan meningkatkan kemampuan serangan ke Amerika Serikat (AS). Retorika yang dimainkan Korut itu menyusul sanksi PBB terhadap negara itu karena melakukan peluncuran roket jarak jauh pada 12 Desember. Dari Washington, Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengkritik ancaman yang dimainkan oleh Korut sebagai “provokasi yang tidak penting”. Carney pada Kamis (24/1) waktu setempat menegaskan kalau uji coba nuklir bakal menjadi pelanggaran yang signifikan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. “Provokasi bakal meningkatkan isolasi terhadap Pyongyang. Jika program nuklir dan misil terus dilanjutkan, maka itu tidak bakal membantu rakyat Korut,” kata Carney dikutip AFP. Menteri Pertahanan Leon Panetta menegaskan kalau AS dalam kondisi siap untuk menghadapi uji coba nuklir dari Pyongyang. “Tapi saya berharap, mereka bakal memutuskan pada akhirnya, lebih baik menjadi bagian dari komunitas internasional,” jelas Panetta. Dia juga menjelaskan kalau Pentagon tetap fokus dengan sikap dan tingkah laku provokatif Korut. Pada Kamis lalu, AS memberlakukan sanksi terhadap dua bank Korut dan sebuah perusahaan perdagangan Hong Kong yang dituduh mendukung program senjata pemusnah massal Pyongyang. Seoul juga bakal mengikuti pengaplikasian sanksi yang telah diberlakukan oleh PBB. Korsel diperkirakan bakal mempertimbangkan sanksi yang juga diberlakukan oleh AS terhadap beberapa bank Korut tersebut. Menariknya, China kemarin memberikan peringatan yang jujur terhadap Korut. Melalui media milik pemerintah, Global Times, Beijing bakal menurunkan bantuan bagi Pyongyang jika sekutunya itu terus ngotot untuk melaksanakan uji coba nuklir. “Jika Korut melaksanakan uji coba nuklir lagi, China tidak bakal ragu-ragu untuk mengurangi bantuannya,” demikian tulis editorial Global Times. “China berharap semenanjung Korea yang stabil, tapi itu bukan akhir dunia jika ada masalah di sana.” Global Times juga mencatat kalau China menganggap Pyongyang tampaknya tidak menghargai upaya Cina untuk melunakkan sanksi. Mereka sebelumnya mendesak agar dilangsungkan dialog dan semua pihak menahan diri demi kepentingan jangka panjang. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China kemarin menyerukan agar semua pihak tetap tenang. “Situasi saat ini di Semenanjung Korea sangat kompleks dan sensitif,” kata Juru Bicara Kemlu China Hong Lei dikutip Reuters. “Kita berharap semua pihak melihat gambar besar, menjaga ketenangan, tetap saling dialog dan meningkatkan intensitas diplomasi. Kita tidak boleh bertindak yang dapat memicu komplikasi dan meningkatkan ekskalasi ketegangan,” jelas Hong. Sementara itu, Korut dipercaya memiliki teknologi yang mampu mengirimkan hulu delak nuklir dengan target utama wilayah AS. Pada Desember lalu, peluncuran roket jarak jauh Korut memiliki daya jelajah hingga 10.000 kilometer. Itu berarti Korut dapat meluncurkan roket berhulu ledak nuklir dengan jangkauan San Francisco. Baik Korsel dan negara lain masih terus mengawasi berbagai aktivitas yang dilakukan Korut menyangkut pelaksaan uji coba nuklir. Mereka tidak ingin melepaskan satu detik saja pantauan terhadap Pyongyang melalui satelit dan jaringan mata-mata. Pasalnya, Korut pernah melaksanakan dua kali uji coba nuklir pada 2006 dan 2009. Saat itu, Pyongyang menggunakan plutonium. Tapi, para pakar percaya uji coba mendatang bakal menggunakan uranium tingkat tinggi. Para analis menjelaskan terowongan uji coba baru telah disiapkan di Punggye-ri, fasilitas uji coba nuklir sebelumnya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia