Jong-un Tenar Ancaman

SEOUL – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kemarin dilaporkan berjanji bakal melaksanakan berbagai “langkah-langkah tingkat tinggi” menyusul serangkaian ancaman sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Resolusi untuk menempuh langkah-langkah sangat penting dan subtansial di tengah sorotan situasi yang semakin mengerikan di semenanjung,” ujar Jong-un seperti dilaporkan televisi milik pemerintah. Sayangnya, Jong-un tidak menjelaskan detail resolusi yang bakal dilakukan pemerintahannya. Namun demikian, langkah tingkat tinggi itu diperkirakan sebagai uji coba nuklir ketiga yang telah lama direncanakan Korut. Selain itu, beberapa lembaga pemerintah Korut sebelumnya menyebutkan bakal melaksanakan peluncuran roket jarak jauh. Semua ancaman tersebut ditujukan dengan target Amerika Serikat (AS). Jong-un juga menuding AS memimpin gerakan anti-Korut di PBB dan berusaha melemahkan upaya pembangunan ekonomi dengan memberikan lebih banyak sanksi. “Fakta ini membuktikan bahwa Korut seharusnya membeli kedaulatannya sendiri. Itu menjadi jelas bahwa tidak ada denuklirisasi di Semenanjung Korea sebelum seluruh dunia menjalankan denuklirisasi,” kata Jong-un dikutip AFP. Jong-un juga membuat gugus tugas khusus yang terdiri dari pejabat penting untuk menangani hal tersebut. Ini merupakan keseriusan Korut dalam merealisasikan ancaman-ancamannya. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia bahwa apa yang mereka ucapkan bukan hanya sekedar perang retorika semata. Seperti dilaporkan televisi milik Korut juga melaporkan Jong-un memaparkan ancaman itu dalam pertemuan dengan para pejabat pemerintahan dan militer. Panglima Militer Hyon Yong-Chol, Pemimpin Politburo Militer Choe Ryong-Hae dan Kepala Intelijen Korut Kim Won-Hong menghadiri pertemuan tersebut. Pyongyang memang meningkatkan perang retorika terhadap Seoul dan Washington sejak Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi baru bagi Korut. AS yang didukung oleh Jepang dan AS mengkampanyekan resolusi PBB yang mengecam peluncuran roket Korut pada tahun lalu. Sebelumnya, PBB pernah mengeluarkan resolusi pelarangan uji coba nuklir dan misil jarak jauh. Kemudian, sebuah laporan yang dirilis kemarin oleh Institut Strategi Keamanan Nasional (INSS), lembaga riset yang berafiliasi dengan badan intelijen Korea Selatan (Korsel), mengungkapkan Korut menggunakan provokasi pada tahun ini sebagai ancaman terhadap pemerintahan baru Presiden terpilih Park Geun-hye. Park bakal dilantik pada bulan depan. “Korut bakal menunggu dan melihat hingga kebijakan pemeirntahan baru Korut bakal terungkap,” demikian keterangan INSS dikutip New York Times. “Jika kebijakannya tidak berpihak kepada mereka, Korut bakal kembali melancarkan provokasi.” Sementara itu, harian milik pemerintah, Rodong Sinmun, menulis bahwa uji coba nuklir sebagai permintaan rakyat. “Itu adalah permintaan rakyat yang seharusnya kita melakukan. Bukan hanya uji coba nuklir saja, tetapi juga sesuatu yang lebih besar. Itu karena Dewan Keamanan PBB tidak memberikan ruang pilihan bagi kita,” demikian tulis harian yang menjadi corong pemerintah. Korut memang dipercaya memiliki teknologi yang mampu mengirimkan hulu delak nuklir dengan target utama wilayah AS. Pada Desember lalu, peluncuran roket jarak jauh Korut memiliki daya jelajah hingga 10.000 kilometer. Itu berarti Korut dapat meluncurkan roket berhulu ledak nuklir dengan jangkauan San Francisco. Baik Korsel dan negara lain masih terus mengawasi berbagai aktivitas yang dilakukan Korut menyangkut pelaksaan uji coba nuklir. Mereka tidak ingin melepaskan satu detik saja pantauan terhadap Pyongyang melalui satelit dan jaringan mata-mata. Pasalnya, pada uji coba nuklir pada 2006 dan 2009, Pyongyang menggunakan plutonium. Tapi, para pakar percaya uji coba mendatang bakal menggunakan uranium tingkat tinggi. Para analis menjelaskan terowongan uji coba baru telah disiapkan di Punggye-ri, fasilitas uji coba nuklir sebelumnya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia