Utusan PBB ke Wilayah Konflik

SITTWE – Delegasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) kemarin mengunjungi negara bagian yang mengalami konflik sektarian yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan ratusan rumah terbakar. Vijay Nambiar, penasihat khusus Sekjen PBB Ban Ki-moon, terbang dari ibu kota Rakhine ke Maungdaw. Maungdaw merupakan kota yang terletak di dekat Bangladesh dan menjadi pusat konflik sektarian sejak Jumat (8/6) lalu. Nambiar didampingi Menteri urusan Perbatasan Myanmar Jenderal Thein Htay dan 15 pemimpin agama Islam dari Yangon. “Kami di sini untuk mengamati dan menilai agar kita dapat membantu untuk memberikan dukungan kepada Rakhine,” kata Ashok Nigam, koordinator kemanusiaan PBB yang ikut dalam kunjungan itu, kepada AFP. Bukan hal yang mudah untuk menembus Sittwe dalam cuaca yang hujan deras.Apalagi, di kota tersebut masih terdengar suara senjata dan terlihat asap tebal karena ada rumah yang dibakar. Penduduk lokal berada di jalanan dengan membawa pisau,pedang,serta tongkat untuk berjaga-jaga. Pejabat Myanmar menyebutkan, sekitar 25 orang dilaporkan tewas dan 41 orang terluka dalam kerusuhan yang telah berlangsung selama beberapa hari. Sayangnya,dia tidak menyebutkan detail para korban. apakah dari kelompok minoritas atau mayoritas. Menurut pemimpin Rohingya, jumlah korban tewas lebih tinggi.Tetapi, mereka tidak menyebutkan berapa jumlah pastinya karena kesulitan mengakses karena keamanan yang tidak kondusif. Rohingya merupakan kelompok minoritas yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu suku yang paling tertindas di dunia. Itu disebabkan, Pemerintah Myanmar yang tidak mengakui kewarganegaraan Rohingya. Diskriminasi juga kerap mereka dapatkan dari kelompok yang lebih kuat. Sementara, Bangladesh kemarin menolak tiga kapal yang mengangkut Rohingya karena ingin melarikan diri dari kekerasan di Myanmar. Sejak Senin (11/6),pasukan penjaga perbatasan Bangladesh telah mengusir 16 kapal yang mengangkut 660 warga Rohingya, sebagian besar mereka adalah perempuan dan anak-anak. Bahkan,petugas keamanan Bangladesh pada Rabu pagi menemukan sebuah kapal yang hanya mengangkut seorang bayi perempuan.“Petugas patroli kita mencegat kapal itu pada pukul 02:00 pagi,”kata Mayor Shafiqur Rahman, kepala petugas penjaga perbatasan. Rahman menjelaskan, mungkin warga Rohingya lain telah diserang atau dirampok sebelum tiba di perbatasan. Tetapi, dunia internasional justru menyerukan agar pengawasan terhadap perbatasan harus dilonggarkan untuk mencegah krisis kemanusiaan. “Dengan penutupan perbatasan ketika kekerasan (di Myanmar) semakin tak terkendali, Bangladesh justru menempatkan para pengungsi dalam posisi yang sangat berbahaya,” kata Bill Frelick, Direktur Program Pengungsi Pemantau Hak Asasi Manusia (HRW). Badan urusan pengungsi PBB UNHCR juga menyarankan agar Bangladesh membiarkan Rohingya untuk memasuki wilayah mereka. Itu dilakukan karena alasan kemanusiaan. Sementara,ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi kemarin memulai kunjungan ke Eropa untuk pertama kalinya sejak 1988. “Saya akan melakukan apa pun yang terbaik dengan kepentingan rakyat,” kata Suu Kyi kepada reporter sebelum memasuki pesawatnya. Dia bakal berkunjung ke Swiss,Norwegia, Inggris, Prancis, dan Irlandia selama tiga pekan. Itu termasuk agenda Suu Kyi untuk memberikan pidato pada penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1991 yang tidak sempat dihadirinya. Paradoksnya, Suu Kyi meninggalkan Myanmar di saat negara itu dilanda kerusuhan sektarian. Di Dublin, Suu Kyi bakal mendapatkan penghargaan HAM dari Amnesty Internasional dari musisi ternama Bono. Dia juga bakal bergabung dalam reuni keluarga, sekaligus merayakan ulang tahun ke-67 pada 19 Juni mendatang di Inggris. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/503087/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia