Masa Depan Demokrasi Myanmar Terancam

BANGKOK — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan kerusuhan antarkelompok di Myanmar barat menjadi ancaman terhadap masa depan demokrasi di negara itu. Apalagi ada kekhawatiran kerusuhan itu bakal menjalar ke beberapa wilayah dan bertahan lama karena belum ada solusi tepat atas permasalahan yang terjadi.Jumlah korban tewas telah mencapai sedikitnya 28 orang sejak Jumat (8/6) lalu. Menurut pejabat PBB urusan Hak Asasi Manusia (HAM) di Myanmar, Tomas Ojea Quintana, menegaskan bahwa pemerintahan reformis seharusnya menangani “akar permasalahan” diskriminasi terhadap kehidupan etnis Rohingya di wilayah perbukitan. “Ketegangan itu disebabkan oleh diskriminasi terhadap etnik dan kelompok agama minoritas yang menjadi ancaman transisi demokrasi dan stabilitas Myanmar,” kata Quintana dikutip AFP. Quintana pun meminta agar semua pihak untuk menahan diri, menghormati hukum, dan mencegah tindakan kekerasan. Presiden Myanmar Thein Sein telah memberlakukan status darurat di Negara Bagian Rakhine,pusat konflik sektarian.“ Jumlah korban yang tewas yang dapat kita konfirmasi adalah 28 dan 53 orang terluka,” kata seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya. Menurut pemimpin Rohingya, kelompok minoritas di Rakhine, jumlah korban lebih banyak dibandingkan angka yang diberikan pemerintah. Sementara dari Teknaf, Bangladesh, etnik Rohingya dari Myanmar yang tinggal di kamp pengungsi menyerukan agar ikon demokrasi Aung San Suu Kyi membantu menyelesaikan kerusuhan sektarian. “Kami meminta bantuan kepada PBB, negara asing,Pemerintah Myanmar, dan khususnya Suu Kyi,”kata Mohammad Islam, pemimpin Rohingya di kamp Nayapara,kepada AFP. Islam menegaskan bahwa Suu Kyi tidak melakukan apa pun untuk etnik Rohingya dan tidak memberikan dukungan atau pernyataan.Padahal,kata dia, Rohingya ikut memberikan dukungan kepada Suu Kyi pada pemilu 1990. “Sama seperti kebanyakan warga Myanmar lain, Suu Kyi memilih bungkam,”katanya. Reformasi yang didengungkan terjadi di Myanmar, kata Islam, tidak dirasakan oleh warga Rohingya. Konflik di Rakhine menimbulkan korban cukup banyak bagi warga Rohingya. “Banyak orang terbunuh,” katanya.Menurut dia, sepertinya ada skenario untuk menghabisi Rohingya dari bumi Myanmar. ● andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/503344/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia