Pemilu Mesir Masuki Hari Kedua

KAIRO – Rakyat Mesir kemarin memasuki hari kedua pemilu presiden untuk mengakomodasi lebih dari 50 juta pemilih. Pemilu yang berlangsung selama dua hari diserbu oleh rakyat Mesir di 13.000 tempat pemungutan suara (TPS). TPS dibuka pada pukul 08:00 waktu setempat. Rakyat Mesir sangat antusias memberikan suara meski cuaca dingin. Mereka rela mengantri untuk memberikan suara untuk memilih presiden secara langsung. Hasil pemilu diperkirakan bakal diumumkan pada akhir pekan ini. Dua kandidat presiden diperkirakan bakal maju pada pemilu putaran kedua yang kemungkinan digelar pada Juni mendatang. Menurut para analis, sangat sulit memprediksi siapa yang bakal menjadi pemenang pada pemilu putaran pertama. Menurut para pakar jajak pendapat menyebutkan banyaknya pemilih yang belum memiliki pilihan menjadikan sulit untuk memprediksi siapa pemenang. Kebanyakan rakyat Mesir memastikan kandidat favorit mereka pada menit-menit terakhir ketika berada di TPS. Pemenang pemilu presiden kali ini sangat dipengaruhi oleh siapa yang memiliki jaringan terbaik dalam menggaet suara. Presiden mendatang bakal berjuang untuk memperbaiki ekonomi Mesir, mengendalikan keamanan negara dan mempersatukan bangsa. Adapun kandidat presiden yang mengikuti pemilu itu adalah Sekjend Liga Arab dan mantan Menteri Luar Negeri Amr Mussa. Selanjutnya, Ahmed Shafiq yang pernah menjadi perdana menteri pada era Hosni Mubarak. Kandidat Persaudaraan Muslim (Ikhwanul Muslimin) yakni Mohammed Mursi yang menjadi rival utama dari Abdel Moneim Abul Fotouh, mantan anggota gerakan Islam yang memposisikan diri sebagai pilihan konsensus. Para kandidat presiden pun masih saling menyerang satu sama lain setelah memberikan suaranya. Meskipun komite pemilu telah menyatakan selama pemilu tidak diperbolehkan saling menyerang satu sama lain. Tapi, Shafiq memperingatkan bahwa bakal adanya permasalahan besar jika kandidat presiden dari kubu Islam bakal berkuasa. Kekhawatiran itu sangat beralasan karena Mursi dan Fotouh dianggap sebagai kandidat kuat yang bakal melenggang ke pemilu putaran kedua. Tak ketinggalan Mursi juga memberikan jaminan jika dia terpilih sebagai presiden. “Hari ini (Rabu), dunia menjadi saksi atas lahirnya Mesir yang baru. Saya sangat bangga. Saya menjamin mereka bahwa masa depan bakal lebih baik hari ini dibandingkan kemarin,” kata Mursi dikutip BBC. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) memuji pemilu presiden di Mesir. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland menggambarkan pemilu sebagai tonggak sejarah yang sangat penting bagi masa transisi Mesir menuju demokrasi. Beberapa lembaga nirlaba dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan kepada BBC bahwa mereka menerima berbagai keluhan. Dikutip BBC, Dewan Nasional Mesir untuk HAM (NCHR) menerima 50 komplain mengenai pelanggaran pemilu, mulai dari terlambatnya pembukaan TPS dan kampanye selama pemilu. Pemilu itu dikawal ketat polisi dan militer. Secara keseluruhan, suasana aman cenderung dirasakan oleh rakyat Mesir selama pemilu. Sementara itu, kekerasan mewarnai kekerasan menjelang pemilu itu. Kementerian dalam negeri mengkonfirmasi bahwa kematian seorang polisi di Kairo pada Selasa malam (22/5) tidak terkait dengan pemilu. Menurut mereka, polisi tersebut tewas tertembak pada malam sebelum pemilu digelar. “Sejumlah petugas polisi tengah melakukan patroli rutin di wilayah Rod al-Farag ketika mereka mendengar suara tembakan dan kemudian pergi memeriksanya,” ujar salah seorang pejabat keamanan senior Mesir, seperti dilansir oleh AFP. “Seorang polisi terjebak di antara baku tembak dan tewas tertembak.” (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia