Korut Gelar Pertemuan Jelas Peluncuran Roket

SEOUL – Korea Utara (Korut) kemarin menggelar konferensi bersejarah Partai Pekerja untuk memperkuat dukungan kepada pemimpin baru Kim Jong-un.

Pertemuan itu juga sebagai konsolidasi peluncuran roket yang membawa satelit itu. Konferensi itu juga diperkirakan sebagai ajang penobatan jabatan Sekretaris Jenderal Partai Pekerja kepada Jong-un.

Konferensi yang ke-empat itu dilaksanakan menjelang peringatan ulang tahun ke 100 pendiri negara Korut Kim Il-sung, kakek Jong-un. Mesin propaganda Korut kemarin juga memberikan pujian terhadap Jong-un yang berusia sekitar 20 tahunan.

Editorial Harian milik Partai Pekerja Rodong Sinmun mengklaim Jong-un sebagai “jenderal yang dikirim dari surga dan pemimpin besar”. “Konferensi bersejarah Partai Pekerja Korut yang dibuka hari ini (kemarin) akan menunjukkan bahwa partai dan keinginan rakyat dan kepercayaan teguh rakyat tetap mengikuti kejayaan komrad Kim Jong-un.”

Sejauh ini Jong-un secara formal telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi militer yang berkekuatan 1,2 juta prajurit atau terbesar keempat di dunia. Promosi jabatan sebagai sekrstaris jendeal akan menunjukkan bahwa Jong-un memang benar-benar berkuasa penuh di Korut.

Kemudian, sesi pertemuan tahunan parlemen pada Jumat (besok) juga akan mengangkat Jong-un sebagai pemimpin Komisi Pertahanan Nasional. Sebelumnya, posisi itu dipegang oleh Kim Jong-il. “Kim Jong-un merupakan pemimpin tertinggi partai, militer dan rakyat yang membawa ideologi dan prestasi pemimpin besar Kim Il-sung dan Kim Jong-il untuk penyelesaian tugas yang cemerlang,” demikian tulis Rodong Sinmun.

Sementara itu, ribuan warga Korut dari berbagai negara bagian kemarin mulai berdatangan ke ibukota Pyongyang untuk menghadiri festival ulang tahun massal itu. Peluncuran roket yang membawa satelit itu dijadwalkan bakal diluncurkan antara 12 April hingga 16 April mendatang.

Pyongyang bersikeras bahwa roket itu membawa satelit yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai hutan dan kekayaan alam di wilayahnya. Tapi, negara Barat menuding upaya itu sebagai ujicoba misil dan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baik China, sekutu diplomatik dan ekonomi Korut dan Rusia juga mengekspresikan kepedulian terhadap peluncuran roket itu. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pun menegaskan kalau Korut menghadapi sebuah pilihan. “Jika Korut menginginkan kedamaian dan masa depan yang lebih baik untuk rakyatnya, maka negeri itu sebaiknya membatalkan rencana peluncuran roketnya yang menjadi ancaman langsung bagi keamanan regional,” katanya dikutip AFP.

Sementara itu, Korut kemarin mengatakan tengah mengisi bahan bakar roket yang akan diluncurkan pekan ini. Kepala Pusat Kendali Satelit Komite Teknologi Angkasa Luar Korea Paek Chang-ho mengatakan pengisian bahan bakar telah dilakukan. “Pada saat kita berbicara ini, kami sedang mengisi bahan bakar,” kata Paek kepada rombongan wartawan asing di luar ibukota Pyongyang dikutip Reuters.

Namun, Paek tidak memberikan jadwal rinci peluncuran roket itu, dia hanya mengatakan peluncuran akan dilakukan antara 12-16 April. “Dan soal waktu peluncuran, itu akan diputuskan para atasan saya,” imbuhnya. Paek menegaskan Korut tidak akan peduli dengan opini luar. “Ini merupakan hal kritis untuk mengembangkan ekonomi kita.”

Negara-negara tetangga Korut yang kemungkinan akan dilintasi roket itu telah melakukan berbagai persiapan. Korea Selatan dan Jepang bahkan mengancam akan menembak jatuh roket itu jika mengancam wilayah kedua negara itu. Sementara Filipina mulai mengalihkan rute penerbangan dan pelayarannya.

Korut juga bersikeras bahwa roket itu tidak berbahaya bagi negara lain. “Hak untuk memiliki satelit merupakan hak universal bagi setiap bangsa di planet ini,” ujar Ryu Kum-chol, anggota senior Komite Teknologi Antariksa Korut. “Kita tidak mengakui resolusi PBB yang melanggar kedaulatan kita.” (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia