Jelang Peluncuran Roket, Korut Gelar Pertemuan

SEOUL – Korea Utara (Korut) bakal menggelar merencanakan pertemuan penting sebelum peluncuran roket.

Pertemuan itu dianggap sebagai konsolidasi transfer kekuasaan kepada Kim Jong-un sebelum peluncuran roket. Pertemuan yang digelar Partai Pekerja bakal digelar pada 11 April di Pyongyang. KCNA melaporkan Jong-un dapat dipromosikan menduduki posisi penting yang sebelumnya dipegang oleh mendiang ayahnya, Kim Jong-il.

Hal senada juga dilaporkan Kantor Berita Korsel, Yonhap. Konferensi kemungkinan akan mempromosikan menjadi panglima tertinggi militer bagi 1,1 juta prajurit itu ke pos tertinggi yang dijabat oleh mendiang ayahnya, Kim Jong-il.

Pada Senin (2/4) lalu, Jong-un yang mengambil alih kepemimpinan dari ayahnya pada Desember 2011 itu telah memilih seorang delegasi pada konferensi mendatang. “Ini merefleksikan keinginan suara bulat dan keinginan semua anggota partai, anggota militer dan rakyat,” demikian dilaporkan KCNA.

Korut juga dijadwalkan menggelar sidang parlemen pada 12 April mendatang. Sidang itu dianggap sebagai pertemuan pertemuan parlemen pertama sejak kematian Jong-il.

Korut memprediksikan peluncuran roket bakal dilaksanakan antara 12 hingga 16 April mendatang. Pyongyang mengungkapkan peluncuran itu untuk tujuan damai dan memperingati kelahiran pendiri negara Korut, Kim Il-sung.

Namun, langkah itu memicu kritikan tajam dari dunia internasional. AS dan sekutunya langsung menyebut peluncuran roket itu sebagai ujicoba misil jarak jauh yang melanggar resolusi PBB. Resolusi itu diberlakukan setelah Korut melaksanakan hal yang sama pada April 2009.

Asisten Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell mengungkapkan roket itu bakal terbang di wilayah Australia, Indonesia dan Filipina. Pada Jumat (30/3), Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka memerintahkan agar menembak roket jika melalui wilayah Jepang. Korsel juga bakal melakukan hal yang sama seperti Jepang.

Dari Phnom Penh, Kamboja, ASEAN kemarin menyuarakan perhatian serius terhadap rencana peluncuran roket Korut. “Ada kepedulian nyata terhadap perkembangan di semenanjung Korea,” kata Sekjend ASEAN Surin Pitsuwan dikutip AFP. Pernyataan Surin itu mewakili 10 menteri luar negeri dari anggota ASEAN.

Filipina mengajukan protes kepada perwakilan Korut di PBB, China, dan ASEAN. Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario menyebutkan peluncuran roket itu “tidak bisa diterima” dan melanggar resolusi PBB. Dia memperkirakan seluruh anggota ASEAN bakal mendukung posisi Filipina.

Sementara itu, gambar satelit yang diperoleh oleh Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya peningkatan aktivitas seperti ditemukan mobil trailer radar dan pengisian tanki bahan bakar. Gambar itu dipublikasikan kemarin oleh situs dari AS, 38north.org. 38 North merupakan proyek penelitian antara AS dan Korea Selatan (Korsel) di Kajian Internasional pada Johns Hopkins School.

38 North menyatakan bahwa gambar itu menunjukkan Korut semakin intensif dalam mempersiapkan peluncuran roket pada pertengah April ini. Foto yang diambil pada 28 Maret itu menunjukkan lokasi Tongchang-ri secara keseluruhan. Tampak ada gambar mobil trailer dengan antena raksasa yang diduga sistem pengendalian radar.

Gambar yang diambil oleh perusahaan AS DigitalGlobe menunjukkan bahwa gambar sebelum tidak ada aktivitas yang sama pada di Tongchang-ri. Di wilayah itu juga terdapatkan barisan tank yang digunakan untuk mengangkut bahan bakar. 38 North menyebutkan bahwa tank itu melimpahkan bahan bakar ke gedung-gedung yang terkoneksi langsung dengan tempat peluncuran roket.

“Sejumlah besar tank sepertinya dalam kondisi kosong bahan bakar. Itu menunjukkan proses pengisian bahan bakar hampir selesai,” demikian dilaporkan 38 North. Selain itu, gambar-gambar satelit menunjukkan adanya aktivitas di dekat gedung peluncuran. Media menyebutkan di tempat tersebut roket Unha-3 bakal diluncurkan. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia