AS Peringan Sanksi untuk Myanmar

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) kemarin menyatakan akan mengurangi sanksi ke Myanmar.

Respon cepat itu bersamaan dengan penunjukkan duta besar AS untuk Myanmar. Upaya AS itu sebagai apresiasi positif atas langkah Myanmar mengijinkan para oposisi untuk mengikuti pemilu. Apalagi, partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam pemilu sela, Minggu (1/4) dengan memenangkan sedikitnya 40 kursi dari 45 kursi parlemen yang diperebutkan.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memuji kepemimpinan dan semangat Presiden Myanmar Thein Sein setelah oposisi menyapu bersih pada pemilu sela pada Minggu (1/4) lalu. Peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi juga untuk pertama kalinya mendapatkan kursi di parlemen.

“AS akan berjuang bersama para reforman dan demokrat baik di dalam pemerintah dan masyarakat sipil. Mereka harus bekerjasama untuk masa depan lebih baik yang menjadi hak setiap orang,” kata Hillary dikutip AFP. Hillary mengumumkan pencabutan larangan ekspor layanan keuangan dan investasi AS untuk Myanmar.

Dia mengatakan langkah investasi merupakan bagian lebih luas untuk membantu mengakselarasikan modernisasi ekonomi dan reformasi politik. “Sanksi dan larangan akan tetap diberlakukan bagi individu dan institusi yang tetap berada pada sisi yang salah,” katanya.

Hillary sebelumnya mengumumkan AS akan menghidupkan kembali hubungan diplomatik dengan Myanmar. Itu sebagai langkah spektakuler karena selama dua dekade, hubungan kedua belah pihak mati. “Administrasi bakal selesai dalam beberapa hari mendatang dan akan menominasikan seorang duta besar kepada Senat untuk konfirmasi,” katanya.

Badan AS untuk Pembangunan Internasional akan mendirikan misi di Myanmar. Hillary menegaskan, AS akan mendukung upaya normalisasi bekerjasama dengan Program Pembangunan PBB. Dia juga mengijinkan organisasi untuk memainkan misi demokrasi, kesehatan, dan pendidikan di Myanmar.

Belum cukup sampai pada kesuksesan pemilu semata, menurut Hillary, AS akan terus menekan kemajuan pembebasan semua tahanan politik. Dia juga menyerukan rekonsiliasi dengan kelompok minoritas dan penghentian kerjasama militer antara Myanmar dan Korea Utara.

Washington juga akan meningkatkan bantuan dan mengijinkan bara pejabat untuk saling berkunjung. Hillary pun akan mengundang para pejabat Myanmar ke AS.

Sebelumnya, pemimpin Uni Eropa menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengurangi sanksi terhadap Myanmar. Menurut seorang diplomat senior Uni Eropa bahwa pihaknya akan memberikan balasan atas prestasi Myanmar.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan Uni Eropa kemungkinan bersepakat untuk mencabut beberapa sanksi terhadap Myanmar. “Tapi itu tidak berarti secara otomatis hubungan perdagangan dengan Burma segera dibuka dalam waktu dekat,” kata Hague dikutip BBC. Hague mengatakan akan terus menekan Myanmar untuk membebaskan para tahanan politik.

Ada pandangan bahwa kemenangan oposisi Myanmar dalam pemilu dianggap sebagai keberhasilan diplomasi dan kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama. Dia telah berunding dengan Myanmar setelah menempuh sumpah jabatan pada 2009. Langkah itu mengakhiri upaya Barat mengisolasi kepemimpinan militer di Myanmar.

Hingga kemudian, Thein Sein menjadi presiden Myanmar meski dipandang skeptis oleh berbagai pihak. Tapi, Thein justru mengajak berunding dengan Suu Kyi yang selama dua dekade menjalani tahanan rumah.

Namun, ada pendapat bahwa pergeseran sikap Myanmar itu akibat pengaruh China. Beijing memainkan peranan terhada Myanmar baik secara politik dan ekonomi.

Pertanyaan saat ini, apakah NLD bakal memberikan warna pada Myanmar? Partai Pembangunan dan Persatuan Solidaritas (USDP) yang merupakan kepanjangan tangan militer masih menguasai 80% kursi parlemen. NLD hanya menguasai sedikit kursi parlemen. Namun, minimal oposisi telah memberikan warna bagi demokrasi di Myanmar. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia