23 April, Suu Kyi Duduki Kursi Parlemen

YANGON – Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi bakal menduduki kursi parlemennya pada 23 April mendatang. Itu merupakan pertama kalinya bagi Suu Kyi menjadi politisi.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berhasil memenangkan 43 kursi pada pemilu sela lalu. NLD bakal menjadi kekuatan oposisi pada parlemen yang didominasi oleh militer dan sekutu politiknya.

Juru bicara NLD Nyan Win mengungkapkan peraih Nobel Perdamaian itu bakal pergi ke ibukota Myanmar Naypyidaw pada 22 April mendatang. Suu Kyi bakal menghadiri sesi sidang majelis rendah pada 23 April. Kemudian, parlemen bakal memasuki masa reses setelahnya.

“Kandidat anggota NLD berhak menduduki kursi majelis rendah termasuk Aung San Suu Kyi bakal menghadiri sesi sidang pada 23 April. Mereka mendatangkan undangan melalui telepon,” ujar Nyan Win dikutip Reuters. Dia mengungkapkan dua senator NLD juga telah dihubungi. Selain itu, dua anggota dewan regional dari NLD juga telah diundang. Menurut Nyan Win, Suu Kyi dan 36 orang lainnya bakal mengikuti pembukaan sidang parlemen.

Suu Kyi sendiri menganggap kemenangan pemilu sela lalu sebagai “kemenangan rakyat”. Dia bakal fokus terhadap reformasi dan memperkuat penegakan hukum di salah satu negara terkorup di dunia itu. Ia juga berjanji akan meningkatkan standar hidup 60 juta rakyat Myanmar.

Sebenarnya, hadirnya Suu Kyi pada dalam perpolitikan Myanmar itu menandai perubahan drastis dan mengakhiri kekuasaan junta militer selama beberapa dekade. Pemimpin pro-demokrasi yang menghabiskan puluhan tahun di tahanan rumah itu baru dibebaskan pada akhir 2010 setelah pemilu kontroversial yang dikemenangkan sekutu militer.

Pemerintahan sipil Myanmar mengumumkan serangkaian reformasi yang mengejutkan. Mereka membebaskan ratusan tahanan politik dan menyambut oposisi ke dunia perpolitikan.

Peluang Suu Kyi dan NLD membawa pembaharuan di Myanmar memang agak berat. Pasalnya, NLD hanya mendapatkan 37 kursi dari 440 kursi di majelis rendah pada pemilu selalu. NLD juga meraih empat kursi di majelis atas dan dua perwakilan regional. Apalagi, satu perempat kursi parlemen telah ditempati pejabat militer yang ditunjuk.

Komunitas internasional tampaknya menerima pemilu sela yang dianggap jujur dan adil. Bahkan, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah berjanji melonggarkan sanksi terhadap Myanmar.

NLD pernah memenangkan pemilu pada 1990. Sayang, militer mengabaikan hasil pemilu. Dua dekade kemudian junta menggelar pemilu, tetapi Suu Kyi dan NLD memboikot. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia