Tentara AS Sakit Jiwa Tembaki Warga Afghanistan

KABUL– Seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang diduga mengalami gangguan jiwa kemarin menembaki 10 warga sipil Afghanistan hingga tewas dan melukai lima orang lainnya.

Prajurit itu kemudian menyerahkan diri ke markas Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. “Seorang anggota militer AS telah ditahan hari ini terkait insiden yang mengakibatkan korban jiwa warga Afghanistan di provinsi Kandahar,”demikian keterangan ISAF, dikutip AFP. NATO menyatakan prihatin atas insiden tersebut dan mengungkapkan duka cita kepada keluarga korban.“Pasukan AS akan bekerja sama dengan otoritas Afghanistan untuk menyelidiki insiden ini dan memberikan informasi tambahan,” papar pernyataan ISAF.

Seorang pejabat militer Barat mengungkapkan, seorang tentara berjalan keluar dari pangkalan militer pada Minggu pagi (11/3) dan langsung menembaki warga sipil di permukiman.“ Prajurit itu kembali ke markas dan ditahan,” katanya tanpa menyebutkan nama. AFP tidak menyebutkan jumlah pasti korban penembakan itu dan memaparkan korban tewas sebanyak tiga orang.Adapun,BBCmenyebutkan jumlah korban tewas mencapai 10 orang. Gubernur Kandahar Toryalai Wesa mengatakan bahwa korban tewas sementara berjumlah tiga orang.

“Laporan sementara kita mengindikasikan korban tewas sebanyak tiga orang.Tapi,kita belum pasti sebenarnya,” ujar Wesa kepada AFP. Laporan berbeda dari BBC, tentara yang tidak disebutkan namanya itu keluar dari markasnya pada Minggu (11/3) pukul 03:00 pagi waktu setempat. Kemudian, dia menembaki warga di tiga rumah.Menurut pemimpin suku setempat, korban tewas termasuk perempuan, anak-anak,dan laki-laki. Aksi brutal tentara AS itu langsung disambut demonstrasi warga Afghanistan.

Mereka kemarin menggelar unjuk rasa di distrik Panjwai untuk mengecam kejadian tersebut. Kedutaan Besar AS melarang warga negara dan tentara Negeri Paman Sam bepergian ke wilayah terjadinya tragedi itu. Insiden ini terjadi seiring meningkatnya sentimen anti- AS setelah aksi pembakaran Alquran oleh militer AS pada bulan lalu. Insiden itu memicu sejumlah unjuk rasa dan serangan bersenjata yang menewaskan sedikitnya 40 orang dan enam prajurit AS. Insiden itu memaksa Presiden AS Barack Obama meminta maaf pada warga Afghanistan.

NATO pun menarik semua penasihatnya dari pemerintahan Kabul setelah dua petugas AS ditembak mati di kantor Kementerian Dalam Negeri Afghanistan akibat insiden pembakaran Alquran. Sebanyak 60 tentara NATO tewas pada tahun ini.Sebanyak 18% atau satu dari lima kasus kematian tentara NATO itu akibat dibunuh kolega mereka dari Afghanistan.Mereka yang tewas termasuk empat tentara Prancis, seorang tentara Albania, dan enam tentara AS.

Dari Washington, Anggota DPR AS Dana Rohrabacher meminta Badan Akuntabilitas Pemerintah AS untuk menyelidiki dugaan bahwa Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyalahgunakan bantuan asing untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Permintaan itu seiring pengajuan anggaran 2013 oleh Obama sebesar USD2,5 miliar (Rp22,82 triliun) untuk Afghanistan. “Uang pajak rakyat AS yang diberikan ke Afghanistan harus dihentikan jika memang disalahgunakan pemimpin Afghanistan,” ujar Rohrabacher yang mengutip laporan media dan data kabel yang dibocorkan WikiLeaks sebagai dasar tudingan itu.

Rohrabacher merupakan ketua subkomite Urusan Luar Negeri DPR AS untuk pengawasan dan investigasi. “Laporan yang menunjukkan seberapa besar bantuan asing AS yang masuk ke keluarga Karzai perlu dilakukan,”katanya. New York Times melaporkan pada 7 Maret bahwa saudara kandung Karzai, Mahmoud Karzai, menerima pinjaman tanpa bunga untuk membeli saham di Bank Kabul, pusat berbagai tuduhan korupsi keuangan. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476695/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia