Kapten Costa Concordia Salahkan Perusahaan

ROMA – Kapten kapal yang tenggelam Costa Concordia, Francesco Schettino, mengatakan kepada temannya bahwa seorang manajer dari perusahaan kapal pesiar memintanya untuk berlayar ke dekat pantai.

Informasi itu santer dilaporkan media-media Italia. Schettino mengatakan kepada seorang temannya bahwa dia mengikuti saran seorang manajer mengenai rute perjalanan yang ditempuh. “Lewat ke sana, jalan ke sana,” demikian kata dikutip media Italia.

Pernyataan Schettino itu direkam secara sembunyi-sembunyi oleh polisi sehari setelah kapal Costa Concordia tenggelam pada 13 Januari dan menewaskan 16 orang. “Di tempat saya, yang lain tidak dapat melalui itu. Tetapi mereka mengatakan kepada saya agar ‘lewat ke sana, jalan ke sana’,” kata Schettino. “Batu karang ternyata ada di sana, tetapi instrumen kapal tidak mampu mendeteksinya. Jadi saya pun melalui jalur itu.”

Kemudian, Schettino melaporkan bahwa dia berada 450 meter dari daratan. Bisa ditebak, kapalnya menabrak karang. “Jadi, kita di sinis dan saya yang harus membayar segalanya,” katanya dikutip AFP. Kapal mewah yang mengangkut 4.000 penumpang itu pun tenggelam dan 16 orang masih dilaporkan hilang.

Kepada rekannya, Schettino mengatakan bahwa dia melakukan suatu hal yang bodoh karena mendekati pantai. Dia menambahkan, retakan kapal akibat menabrak karang itu sangatlah lebar. Setelah terjadi kecelakaan itu, dia membela diri bahwa dia telah melakukan tugas profesionalnya dengan maksimal. “Saya berusaha menyelamatkan banyak orang, kecuali para korban,” terangnya.

Rekaman percakapan itu dipublikasikan pada harian La Repubblica. Obrolan dalam dialek Neapolitan direkam tanpa sepengetahuan Schettino saat dia ditahan di kantor polisi. Seorang sumber di kantor penyidik menyebutkan bahwa transkrip itu asli. Tetapi pengacara Schettino, Bruno Leporatti tidak mempermasalahkan itu. “Seharusnya klien saya tidak diperlakukan seperti penyebab tragedi,” katanya dikutip Reuters.

Sementara, Daily Mail melapokan bahwa Schettino mengatakan kapalnya menempuh rute itu karena untuk memberikan penghormatan yang telah dirancang dan diinginkan oleh bos Costa Cruises. “Aksi penghormatan pada Giglio telah diatur dan direncanakan oleh Perusahaan Costa sebelum kami berlayar. Alasannya untuk publisitas. Kami diwajibkan memberikan ‘penghormatan’ pada dunia saat berlayar,” kata Schettino.

“Pelayaran melewati Giglio telah diiklankan dalam surat kabar harian kapal. Mereka (bos Costa) bersikeras. Mereka berkata, ‘kami harus bisa dilihat agar bisa mendapatkan publisitas’. Jadi aku mengatakan ‘OK’.”

Bukan pada Januari ini saja, kapal Costa Concordia melewati Pulau Giglio. Pada Agustus 2011, Kapal Costa Concordia juga melewati Pulau Isola de Giglio, berada sangat dekat, dan “pamer” dengan membunyikan peluitnya. Kala itu, aksi itu dibalas ucapan selamat Wali Kota Giglio lewat email karena telah memberikan tontonan dan hiburan kepada para wisatawan.

Sementara, perusahaan tempatnya bekerja bersikukuh, Schettino berbohong pada mereka soal bencana itu. Dua juga dituduh melakukan kesalahan serius dengan berlayar terlalu dekat dengan Pulau Giglio. Ada kesan perusahaan lepas tangan atas tragedi itu.

Faktanya, Schettino dianggap melarikan diri sebelum proses evakuasi selesai. Dia menyelamatkan diri. Hujatan media dan publik pun menerpa Schettino. Tapi, dia tampak tenang seperti orang tidak bersalah.

Istri Schettino, Fabiola Russo pun membela suaminya. Dia menegaskan suaminya bukan seorang penjahat. “Suamiku bukan monster. Dia selalu melayani para awak kapalnya,” katanya kepada majalah Italia, Oggi. Saat ini, suaminya tinggal di rumah di Meta, Sorrento, dekat Naples, Italia, karena menjalani tahanan rumah.

Fabiola memprediksi, suaminya jadi korban pihak-pihak yang ingin cuci tangan. “Ini seperti perburuan, siapa yang bersalah. Semua orang melihat ke suami saya, media telah membuatnya jadi sasaran tembak,” katanya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Dievakuasi