Perselisihan Diplomatik-Korsel Tahan Nakhoda China

SEOUL– Hubungan Korea Selatan (Korsel) dan China kembali memanas setelah seorang kapten kapal asal China dituduh membunuh seorang petugas penjaga pantai Korsel. Akibatnya, publik Korsel pun berang atas insiden terbaru itu.

Tanpa pikir panjang, Korsel langsung menahan si tersangka. Presiden Korsel Lee Myungbak memerintahkan petugas untuk mengambil langkah ”tegas” terhadap pencurian ikan yang dilakukan kapalkapal nelayan China.Seoul pun memanggil Duta Besar China pada Senin (12/12) untuk menyampaikan protes keras atas pembunuhan warganya. Kapten kapal berusia 42 tahun itu telah diinterograsi kemarin di pelabuhan barat Incheon.

Para penjaga pantai melakukan penangkapan resmi kepada kapten kapal dengan tuduhan pembunuhan dan pelanggaran zona ekonomi eksklusif Korsel. Delapan anak buah kapal juga dituduh melakukan pelanggaran. ”Nakhoda kapal membantah melakukan penusukan terhadap para pasukan penjaga pantai. Tetapi, kita memiliki bukti valid termasuk bajunya yang berdarah. Jadi, kita tidak khawatir mendakwanya,” ujar juru bicara penjaga pantai kepada AFP.

Para pejabat yang dikutip kantor berita Yonhap mengatakan, mereka sangat yakin bahwa kapten kapal menusuk korban yang berusia 41 tahun dengan dua pisau. Para penyidik juga telah memiliki sidik jari si nakhoda. Para politisi dan media di Korsel marah besar karena China tidak mengucapkan permintaan maaf sepatah kata pun.Seorang juru bicara kementerian luar negeri di Beijing mengatakan, China bekerja sama untuk melarang nelayannya beroperasi di lintas perbatasan.

Dia juga menyarankan Korsel agar melindungi hak-hak warga China dan kepentingan para nelayan Negeri Panda. Media-media di Korut mengupas habis isu pembunuhan penjaga pantai itu.”Mereka bukan nelayan, tetapi perompak,” demikian judul berita utama harian JoongAng Ilbo.Tanpa upaya perbaikan jangka panjang, insiden ini bakal mengancam ketegangan diplomatik terburuk antara Beijing dan Seoul.

Rencana kunjungan Presiden Lee ke China pada Januari mendatang mungkin bakal ditunda meski China bakal menawarkan solusi. ”China tidak memberikan permintaan maaf atau duka terhadap petugas penjaga pantai kita. Kita seharusnya melawan perompakan di abad modern ini,” ujar Hwang Woo-yea, politikus dari Pantai Nasional Agung (GNP).

Komite hubungan maritim di parlemen kemarin menggelar rapat darurat membahas respons yang bakal dilakukan oleh Korsel menanggapi insiden itu. Menurut para penjaga pantai, kasus kapal nelayan China yang memasuki wilayah teritorial Korsel sebenarnya sudah sangat banyak. Lebih dari 475 kapal China telah ditangkap sepanjang tahun ini oleh pasukan penjaga pantai.

Jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya 370 kali penangkapan.Pasukan penjaga pantai berjanji akan menggunakan senjata api dan lebih agresif dalam menghadapi nelayan China. Sebelumnya sekelompok nelayan asal China dituding menusuk dua penjaga pantai Korsel yang sedang bertugas pada Minggu (12/12). Para petugas berusaha menghentikan perahu para nelayan itu karena dicurigai melakukan pencurian ikan.

Pejabat resmi di Seoul mengatakan,akibat insiden ini seorang petugas jaga pantai tewas sementara seorang lainnya luka-luka. Kapal milik nelayan China itu diketahui tengah menjaring ikan di Laut Kuning, lepas pantai Incheon.Ini merupakan insiden laut kesekian kalinya setelah sebelumnya serangkaian benturan serupa berlangsung antar-awak, terutama antara nelayan China dengan penjaga pantai beberapa negara sekitar. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/451597/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia