ASEAN Sepakat Satu Suara

DUA – Para pemimpin Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat mengadopsi dan melaksanakan landasan bersama untuk membangun satu suara dalam merespons isu-isu global di forum multilateral pada 2022.

Kesepakatan itu tertuang dalam Deklarasi Bali (Bali Concord III) yang ditandatangani para pemimpin ASEAN kemarin di Ruang Nusa Dua 5,Kompleks Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Bali Concord III mampu merefleksikan kinerja ASEAN dalam menghadapi tantangan global.Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan peranan ASEAN dalam percaturan komunitas global.

“(Bali Concord III) sudah ditandatangani para pemimpin negara dan pemerintahan. Banyak pembahasan yang dilakukan, namun semuanya sudah final,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa saat konferensi pers di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-19 ASEAN,di Nusa Dua,Bali,kemarin. Bali Concord III terdiri atas tiga pilar kesepakatan, yakni politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Dalam bidang politik keamanan, Bali Concord mencakup penyelesaian konflik, pemberantasan kejahatan transnasional, perompakan, pemberantasan korupsi, dan pelucutan senjata nuklir.Dalam bidang ekonomi, Deklarasi Bali mengatur partisipasi ASEAN dalam perekonomian global serta penguatan kapasitas ekonomi ASEAN.

Adapun pilar sosial budaya mencakup penanggulangan serta penanganan bencana alam dan pendidikan. “Dengan penandatanganan ini,ASEAN akan berperan dalam tingkat global. Kontribusi aktif ASEAN dalam tingkat global akan diwujudkan dalam waktu 10 tahun ke depan,” imbuhnya.

Sebelumnya dalam pidato pembukaan KTT Ke-19 ASEAN,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, partisipasi dan kontribusi ASEAN semakin besar bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, adil, demokratis, dan sejahtera. Kontribusi itu ditunjukkan dengan peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini.

“KTT ASEAN kali ini insya Allah akan melahirkan Bali Concord III, yang akan memetakan jalan ke depan, bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa,” kata Presiden. ASEAN, menurut mantan menkopolkam ini,menyimpan banyak harapan di tengah sistem sosial politik yang terus memanas di Timur Tengah dan gejolak keuangan di zona euro.

Presiden percaya ASEAN mampu untuk berkontribusi dalam merespons berbagai dinamika global tersebut. “Sejarah telah menguji dan membuktikan, ASEAN mampu menciptakan stabilitas dan keamanan kawasan, mampu meningkatkan kekuatan ekonominya, dan mampu pula menjalin kerukunan antaridentitas dan peradaban yang beragam. ASEAN ingin berperan lebih besar dalam urusan dunia,”ungkapnya.

Presiden SBY mengatakan, ASEAN tidak boleh hanya menjadi penonton pasif, yang rentan menjadi korban permasalahan di belahan dunia lainnya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terkait,ASEAN harus menjadi yang terdepan dalam mengatasi berbagai tantangan.

“Kita berharap, Deklarasi Bali mengenai Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-Bangsa akan menjadi petunjuk pelaksanaan dan landasan bersama kita guna meningkatkan kontribusi ASEAN dalam penanganan isu-isu global,”paparnya.

Pembukaan KTT ASEAN kemarin dihadiri Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Laos Thongsing Thammavong, Presiden Myanmar Thein Sein, PM Malaysia Dato Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong,PM Thailand Yingluck Shinawatra, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung.PM Yingluck mendapatkan perhatian utama dari para awak media.

Sebelumnya dia dikabarkan tidak akan mengikuti KTT Ke-19 ASEAN di Bali. Di bagian lain, menurut Marty, semua pemimpin ASEAN sepakat dengan rencana Myanmar sebagai ketua ASEAN pada 2014. Para pemimpin ASEAN mengapresiasi perubahan kebijakan di Myanmar seperti langkah negara itu melepas banyak tahanan politik dan menjaga stabilitas kebijakan politik di dalam negeri.

“Selama 2011 hingga 2014,keputusan ini (kepemimpinan Myanmar) akan membuat Myanmar menjadi perhatian dunia. Hingga nanti membuat Myanmar terus memperbaiki diri dan pada 2014 memang benar-benar siap memimpin ASEAN,” ungkap Marty.

Pembangunan Ekonomi

Dibagian lain,negara-negara anggota ASEAN segera meluncurkan kerangka kerja untuk pembangunan ekonomi ASEAN yang setara (framework for equitable economic development ASEAN) sebagai salah satu instrumen mengatasi kesenjangan pembangunan kawasan.

“Paling lambat awal tahun depan framework for equitable economic development ASEANsebagai salah satu pilar menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sudah diluncurkan,” kata Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “ASEAN: The Harbour Investment” pada KTT Bisnis dan Investasi ASEAN di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali,Kemarin.

Kerangka kerja ini akan disahkan di tingkat menterimenteri ekonomi ASEAN. Pembangunan ekonomi yang setara merupakan bagian dari pilar ketiga Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dapat direalisasikan melalui pengembangan usaha kecil menengah, selain juga sebagai instrumen negara-negara ASEAN dalam pengentasan jurang pembangunan antarnegara.

Mahendra menjelaskan, salah satu tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk mencapai integrasi ekonomi kawasan ke tingkat perekonomian global bukan semata memperluas perdagangan, jasa, investasi antarnegara, melainkan juga menuju ekonomi yang lebih baik dan membawa keberuntungan bagi seluruh masyarakat di kawasan ini.

“Jadi dalam AEC 2015 nanti bukan hanya diukur dari kesiapan negara, melainkan juga tercermin dari sejauh mana warga tanpa terkecuali dapat terhubung dengan sistem keuangan dan perbankan,” katanya.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan,Indonesia merupakan negara yang antusias untuk mendorong agar isu pembangunan ekonomi yang setara ini menjadi salah satu hasil penting dalam KTT Ke-19 ASEAN ini. ● andika hendra m/ant
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/444669/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia