Mesir Tarik Dubes dari Israel

KAIRO – Mesir kemarin menarik duta besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas tewasnya polisi mereka yang dibunuh tentara Zionis di perbatasan. Kairo juga menghendaki permintaan maaf formal dari Israel dan meminta penyidikan menyeluruh atas pembunuhan lima polisi di perbatasan kedua negara.

Ketegangan diplomatik antara kedua bangsa itu terjadi pertama kalinya sejak rezim Hosni Mubarak tumbang. Menteri Informasi Mesir Osama Heykal mengatakan, lima polisi yang tewas dibunuh di teritorial Mesir.Mereka tewas karena baku tembak dengan para pejuang bersenjata di teritorial Israel.

“Duta besar Mesir untuk Israel akan ditarik sampai kami mendapatkan hasil investigasi oleh otoritas Israel,”demikian pernyataan Pemerintah Mesir seperti dikutip BBC. “Keamanan di perbatasan Israel- Mesir merupakan tanggung jawab kedua pihak, bukan hanya tanggung jawab Mesir.”

Mesir juga telah memanggil Duta Besar Israel di Kairo untuk memprotes penembakan. Terbunuhnya lima polisi Mesir memang memicu kemarahan negeri piramida itu.Perdana Menteri (PM) Mesir Essam Sharaf mengekspresikan kemarahannya dalam pesan yang dipublikasikan di laman Facebook-nya.

“Darah rakyat Mesir terlalu mahal untuk tumpah tanpa alasan yang jelas,” tulis Sharaf seperti dikutip AFP. “Revolusi kejayaan kita dipertaruhkan sehingga rakyat Mesir dapat mencapai martabatnya di dalam dan di luar negeri.Apa yang bisa ditoleransi pada masa sebelum revolusi Mesir tidak akan terjadi pada masa setelah revolusi Mesir,” imbuhnya.

Kemarin,sejumlah orang di Mesir melancarkan protes di depan Kantor Kedutaan Israel di Kairo, memprotes insiden penembakan polisi di perbatasan, dan meminta agar Duta Besar Israel meninggalkan negara itu. Sebelumnya, Mesir mengirimkan protes resmi kepada Israel atas kematian petugas polisinya.

Sementara Jubir Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengungkapkan, pejabat diplomatik Mesir mendiskusikan keputusan penarikan Duta Besar Mesir itu. Otoritas Israel sendiri berjanji untuk menyelidiki kasus kematian polisi Mesir itu.

Kepala Departemen Politik Kementerian Luar Negeri Palestina, Amos Gilad, mengatakan Tel Aviv menekankan perdamaian dengan Mesir sebagai aset strategis.Dia menilai,tidak habis pikir kenapa pasukan Israel membidik polisi Mesir. Gilad meminta semua pihak untuk bersabar hingga hasil penyelidikan terkuak.

“Tidak ada seorang pun baik di militer atau bukan atau tidak ada seseorang di mana pun dalam institusi keamanan memiliki keinginan untuk menyakiti tentara Mesir atau polisi Mesir,” katanya. Dia menekankan, tidak ada satu pun militer yang berkeinginan untuk mengarahkan senjatanya kepada tentara atau polisi Mesir.

Meski Mesir terikat pakta perdamaian 1979, banyak rakyat Mesir menginginkan pemerintahannya meninjau kembali pakta tersebut. Setelah tumbangnya Mubarak,militer mengaku masih menghargai pakta tersebut.Penarikan duta besar kali ini merupakan kedua kalinya sejak hubungan diplomatik antara Israel dan Mesir.

Pada November 2000, Mesir pernah menarik duta besarnya sebagai protes “penggunaan kekuatan militer Israel untuk menindas Palestina pada Intifada II”. Untuk diketahui, lima polisi Mesir tewas ketika pasukan Israel memburu militan Palestina yang dituduh bertanggung jawab atas serangan dibagian selatan Israel pada Kamis (18/8).

Tiga polisi tewas dalam penembakan Kamis lalu dan dua orang lainnya meninggal pada Jumat karena luka yang cukup parah. Kelompok gerilyawan yang dilaporkan menyeberang ke perbatasan dari Semenanjung Sinai ke bagian selatan Israel itu menewaskan delapan orang Israel.

Sejak itu, Israel melancarkan sejumlah serangan udara ke Gaza yang menewaskan 14 orang Palestina. Menteri Kesehatan Hamas di Gaza menuduh Israel melakukan kejahatan perang. Jumat (19/8) pejuang Palestina menembakkan sekitar 20 roket ke wilayah Israel. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/422512/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia