Teroris Norwegia Diadili

OSLO - Anders Behring Breivik, tersangka serangan terorisme Norwegia, tampil pada persidangan perdana pada Senin (kemarin) waktu setempat.

Tapi, sepertinya Breivik sepertinya masih jauh dalam menghadapi dakwaan resmi. Dia merupakan arsitek dua serangan ganda di Oslo dan Pulau Utoeya dengan korban tewas mencapai 93 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

“Tersangka tampil pada Senin pada persidangan, dimana hakim akan mengumumkan penahanan sementara,” ujar Komisioner Polisi Oslo Sveinung Sponheim dalam konferensi pers dikutip dari AFP.

Hakim juga akan menentukan apakah persidangan bakal dibuka untuk publik atau tertutup. Hakim menentukan kondisi penahanan Breivik sambil menunggu dakwaan formal yang dibuat oleh penyidik. Para hakim akan membacakan tuduhan pada persidangan berikutnya. Dibawah hukum Norwegia, otoritas dapat melakukan penahanan selama empat pekan dan bisa dikaji ulang.

Polisi Norwegia kemarin mengatakan mereka tidak mengetahui motif terdakwa atas aksi pemboman di kantor pemerintah di Oslo dan pembantaian massal di kemah pemuda Partai Buruh.

Menurut kuasa hukum Breivik, Geir Lippestad, kliennya mengaku aksinya. Tetapi, dia menegaskan kalau Breivik membantah tuduhan kriminal. “Klien saya, yang mempublikasikan gerakan revolusi luas yang berpusat pada ‘perang’ anti-Muslim. Dia merasa tidak melakukan ‘tindakan yang patut dicela’,” katanya.

Breivik, pria yang terancam hukuman penjara maksimal 21 tahun itu, mengatakan dirinya terkait dengan sebuah gerakan ekstrim kanan anti Islam dan sudah merencanakan aksinya ini selama bertahun-tahun. Lippestad pun mengatakan, kliennya akan menjelaskan alasan aksinya itu di depan pengadilan.

Namun, aparat kepolisian menegaskan meski Breivik mengakui semua perbuatannya, dia tidak akan mendapat keringanan hukum. Masyarakat Norwegia pun mengutuk aksi Breivik ini. Melalui berbagai jejaring sosial masyarakat berpendapat orang-orang seperti Breivik tak seharusnya diberi kebebasan mengekspresikan pendapatnya.

Sementara polisi Norwegia kemarin membela diri adanya jeda waktu yang sangat lama antara insiden pengeboman dan penembakan massal serta penangkapannya pada Jumat malam. Polisi tiba di Pulau Utoeya sekitar satu setengah jam di Pulau Utoeya. Pejabat polisi senior Johan Fredriksen mengatakan, jeda waktunya hanya satu jam, bukan satu setengah jam.

“Tidak ada perlawanan berarti ketika polisi menangkap Breivik. Itu disebabkan karena jumlah polisi yang cukup banyak. Dia juga memiliki dua senjata dan masih memiliki cadangan amunisi,” kata Fredriksen.

Keluarga Kerajaan Jadi Korban

Adik tiri Putri Mette-Marit, Trond Berntsen dipastikan menjadi korban tewas dalam penembakan massal yang dilakukan Breivik. Juru bicara pihak pengadilan Marianne Hagen mengatakan, Trond Berntsen turut tewas dalam insiden yang menewaskan 86 orang di Pulau Utoya dan tujuh orang di Oslo. Keluarga kerajaan Norwegia telah mengkonfirmasi kabar tersebut.

Telegraph melaporkan Bernsten bekerja sebagai penjaga keamanan saat penembakan berlangsung di Pulau Utoeya. Bernsten sendiri merupakan petugas polisi yang tidak di-non job. Dia ditembak saat menyelamatkan putranya yang berusia 10 tahun pada menit-menit penembakan massal yang dilakukan Breivik.

Brentsen, 51, memaksa anaknya untuk masuk kedalam selimut sebelum dia menantang pria bersenjata itu. Seorang saksi mata mengatakan kepada harian Verdens Gang bahwa pria bersenjata 32 tahun itu tidak berhenti satu detik pun saat menembakkan senjata. “Dia (Breivik) membunuh polisi yang tak berseragam,” kata saksi mata yang tidak disebutkan namanya.

Bernstsen merupakan anak dari ayah tiri Putri Mette-Marit. Putri Mette-Marit menjadi anggota keluarga kerajaan pada 2001 saat menikah dengan Putra Mahkota Pangeran Haakon.

Pangeran Charles Jadi Target Breivik

Breivik ternyata bukan hanya menarget warga Norwegia. Dia juga ingin membunuh dua mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Gordon Brown, Tony Blair dan Pangerang Charles. Dia menyebut mereka sebagai “pengkhianat” Inggris yang harus dibunuh. Selain itu, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan Presiden Uni Eropa Jose Manuel Barroso juga menjadi target selanjutnya.

Itu diungkapkan dalam manifesto setebal 1.518 halaman yang berdasarkan pemikiran Breivik sendiri. Manifesto itu dikirim kepada kawan-kawannya hanya beberapa jam sebelum dia melancarkan serangan teroris terburuk di negara yang damai itu. Dia juga menyarankan agar semua orang mengikut langkahnya yakni membunuh siapapun yang mengembangkan sikap toleransi terhadap Islam.

Manifesto itu ditulis dengan sempurna, dan berbahasa Inggris mengungkapkan “London, 2011”, “Deklarasasi Kemerdekaan Eropa” sebagai acuan kepada politisi Inggris, jurnalis dan tokoh publik sebagai “target” Breivik. Manifesto ditulis oleh Breivik selama tiga tahun dan sebagai bagian dari buku panduan teroris, autobiografi dan ungkapan politik ekstrimis.

Dari manifesto itu, sebenarnya polisi memiliki informasi yang cukup untuk mengungkapkan informasi siapa sebenarnya Breivik dan para sekutunya. Sementara itu, Kepolisian Inggris menyelidiki dugaan keterkaitan Breivik dengan kelompok ektremis dan neo-Nazi Inggris. Breivik juga menyebut pernah ada pertemuan tingkat tinggi para fundamentalis kanan dari seluruh Eropa yang diikuti dua warga Inggris.

Breivik memaparkan Brown pantas dibunuh karena gagal menghalangi penyebaran Islam dan justru menjadikan London sebagai pusat perbankan Islam dunia. Jack Straw dan Tony Blair disebut karena mengijinkan lebih banyak imigran masuk dan menjadi Inggris lebih multikultural. Pangeran Charles dianggap pantas dibunuh karena mendukung Pusat Oxford untuk Kajian Islam atas bantuan dari keluarga kerajaan Saudi.

Breivik juga menulis 100 partai politik di Eropa yang secara langsung dan tidak langsung mendukung Islamisasi di Eropa. Dia menyebut pengkhianat kategori A dan B yang harus dibunuh di setiap negara. Di Inggris saja terdapat 62.216 target di Inggris. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia