Revolusi Mesir

Bagaimana Nasib Mubarak ke depan?

Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan dua putranya kemarin ditahan untuk masa penahanan selama 15 hari. Penyataan jaksa penuntut umum di akun Facebook-nya menyatakan kepala penuntutan Abdel Maguid Mahmud memerintahkan penahanan “sebagai bagian dari penyidikan atas penggunaan kekuatan bersenjata melawan demonstran selama kerusuhan pada Januari dan Februari”.
Para pejabat keamanan menyatakan Mubarak ditahan di sebuah rumah sakit di resort Laut Merah Sharm el-Sheikh. Mubarak sebelumnya dilaporkan mengalami serangan jatung pada Selasa (12/4) selama proses penyidikan yang dilakukan jaksa penuntut. Para petugas menyatakan Mubarak bakal dipindahkan ke Pusat Medis Internasional di Kairo sehingga dia dapat dirawat dengan penjagaan polisi.

Dinasti Mubarak Tumbang?
Mesir meneruskan agenda reformasi untuk memberantas korupsi di negara itu. Panel korupsi yang dibentuk pascareformasi politik di Mesir telah memanggil putra presiden terguling Husni Mubarak, Gamal Mubarak.

Panel itu akan meminta keterangan mengenai tuduhan korupsi yang dilakukannya. Gamal bakal muncul di hadapan panel itu pada pekan depan, seperti yang dilaporkan harian milik pemerintah, Al- Ahram. Selain itu, mantan Kepala Staf Kepresidenan Zakaria Azmi juga bakal diperiksa pada Jumat (8/3). Gamal bakal diperiksa pemimpin panel yakni Essam el-Gawahri, mantan pejabat senior kementerian kehakiman. AFP mencatat, panel tersebut dibentuk untuk menyelidiki aksi korupsi dan kolusi yang dilakukan rezim Mubarak.Panel juga bakal mengajukan keberatan kepada Gamal mengenai bagaimana dia mendapatkan kekayaan dengan cara yang ilegal. Gamal, putra bungsu Mubarak, pernah memegang jabatan senior partai berkuasa dan dipercaya memiliki ambisi maju sebagai pengganti sang ayah.Tapi,dia membantahnya.

Militer Mengambil Hati Rakyat?

Penahanan Mubarak dan dua putranya memberikan sinyal bahwa militer ingin mengambil hati rakyat. Selama ini, pemerintahan sementara dan militer dianggap oleh sebagian besar masyarakat Mesir terlalu melindungi Mubarak dan keluarganya. Tapi, dengan penangkapan itu menjadikan pemerintahan transisi mendapatkan pencitraan yang baik. Ini merupakan langkah serius kedepan untuk memilih presiden yang akuntabel dan mengakhiri tuduhan bahwa negara dan militer memiliki hubungan intem dengan Mubarak.

Masihkan ada pendukung Mubarak?
Tak semua rakyat Mesir membenci mantan Presiden Hosnis Mubarak. Sebagian yang menginginkan stabilitas dan keamanan justru merindukan diktator yang berkuasa 30 tahun tersebut. Para pencinta Mubarak sebagian besar adalah orang yang bekerja di dunia pariwisata yang mendapatkan keuntungan melimpah selama kestabilan Mesir di masa Mubarak. Mereka umumnya tinggal di resor Laut Merah yang justru jarang melihat langsung sosok Mubarak. Banyak di antara loyalis Mubarak justru merasa berduka dengan berakhirnya kekuasaannya.


Mubarak bukan kepala keluarga yang menjadi panutan!

Kekuatan dan pendirian Hosni Mubarak ternyata bukan terletak pada wakil atau orang kepercayaannya.Mantan Presiden Mesir itu lebih percaya kepada “putra mahkotanya”Gamal Mubarak. Terlambatnya pengunduran diri Mubarak seperti dikabarkan media- media pemerintah disebabkan oleh permainan dan intrik yang dimainkan Gamal.Bahkan,atas kelicikan dan ketamakan putra kedua mantan presiden itu atas kekuasaan dan kekayaan menyebabkan konflik rumah tangga pada keluarga besar Mubarak,yaitu terjadinya konflik antara Gamal dengan kakaknya, Alaa Mubarak.

Alaa menuding Gamal telah menghancurkan hari-hari terakhir berkuasa pemimpin berusia 82 tahun itu dengan terus mendorong teman-teman usahanya dalam kehidupan politik. Alaa memaparkan, koncoisme yang dilakukan Gamal telah mengubah rakyat Mesir melawan ayah mereka,yang telah berkuasa sejak 1981.“Kamu meruntuhkan negara ini ketika kamu membuka jalan buat teman-temanmu itu dan inilah akibatnya. Alih-alih (membantu) ayah,kamu akan dihargai pada akhir hidupnya,tapi kamu malah membantumerusakcitranya dengancara ini,”tuturnya dikutip Al-Akhbar. Selain itu,Alaa juga marah karena rancangan awal pidato Mubarak telah dibatalkan.

Berapa kekayaan Mubarak?
Beberapa media melaporkan kekayaan Mubarak mencapai USD40–70 miliar selama 30 tahun berkuasa. Kekayaannya tersebar di bank asing,investasi,properti di London,New York,Paris, dan Berverly Hills. Mubarak memiliki hubungan kuat dengan London dan jutaan poundsterling miliknya tersebar di Inggris. Sumber intelijen menduga penguasa 30 tahun Mesir itu belajar dari rekannya, diktator Tunisia Abidine Ben Ali, yang dipaksa mengungsi ke Arab Saudi, ketika pemerintah Swiss membekukan rekeningnya. Sumber itu mengungkapkan, ketika rakyat Mesir menggelar demonstrasi besar-besaran telah terjadi aktivitas aliran dana secara besar-besaran.

IM Jadi Kekuatan Politik Masa Depan Mesir?
Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim/IM) kemarin mengumumkan akan mengajukan aplikasi untuk menjadi partai politik.”IM mengusung misi demokratik, negara sipil yang menekankan prinsip universal seperti kebebasan dan keadilan dengan nilai-nilai Islam untuk melayani semua rakyat Mesir, tanpa memandang warna, haluan politik atau pun agama. IM didirikan pada 1920-an dan telah mengakar di kalangan masyarakat Muslim Mesir yang konservatif.Mubarak melarang IM sebagai organisasi formal.Anggota IM pun ditangkapi dan dijebloskan ke penjara. Meskipun ilegal, IM merupakan organisasi yang paling terorganisasi di Mesir. IM dikenal sebagai organisasi yang ditakuti Amerika Serikat (AS).Washington sangat khawatir jika IM mengambil alih pemerintah Mesir di masa mendatang.

Apa Kesamaan Mubarak dan Soeharto?
Paling terlihat adalah keduanya dianggap sebagai diktator yang berkuasa lebih dari 30 tahun dan dilengserkan oleh rakyatnya. Kedua pemimpin itu memimpin umat Islam dan berhaluan moderat. Mubarak memimpin Mesir yang disegani di Timur Tengah. Sementara Soeharto memimpin Indonesia yang disegani di Asia Tenggara. Soeharto mampu membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi meski adanya kritik mengenai represi dan korupsi yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Sama seperti Mubarak, Soeharto merupakan mantan komandan militer yang bergantung dengan militer dan bekerja sama dengan badan keamanan untuk memperkuat kekuasaannya. Kedua mantan pemimpin itu selama berkuasa menerima dukungan besar dari Amerika Serikat (AS) dan negara- negara Barat lainnya.Mereka juga tidak segan menumpas kekuatan komunis maupun gerakan ekstrem. Barat memandang Soeharto dan Mubarak mampu mewujudkan stabilitas kawasan.

Seperti Mubarak,Soeharto memenangkan pemilu dengan memanipulasi suara sehingga partainya menang.Kubu oposisi diintimidasi. Kedua pemimpin memiliki musuh yang akhirnya menjatuhkan mereka berdua. Sementara itu,Mubarak mengundurkan diri dengan sangat tidak jantan karena pengumumannya diucapkan oleh wakilnya,Omar Suleiman dan pemerintahan transisi diserahkan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata. Berbeda dengan Soeharto yang mengumumkan pengunduran dirinya dengan jantan. Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, BJ Habibie.

Baik Mubarak dan Soeharto dipercaya publik dan media telah menyembunyikan kekayaan dalam jumlah banyak. Hal itu, misalnya, jumlah harta Mubarak dan keluarganya diduga mengalahkan jumlah kekayaan Carlos Slim,orang terkaya di dunia asal Meksiko versi Forbes,yang memiliki harta USD54 miliar. Kekayaan Mubarak ditaksir berkisar USD40–70 miliar (Rp350–625 triliun).

Dimana peran perempuan Mesir dalam revolusi?
Demonstrasi untuk menggulingkan Presiden Mesir Hosni Mubarak pun tidak luput diwarnai aksi para perempuan pemberani. Mereka bukan hanya berada di garis belakang para pria,tetapi ikut di garda depan berhadapan langsung dengan kelompok propemerintah. Mereka tidak ingin ditinggal sejarah penggulingan presiden yang berkuasa selama 30 tahun itu. Turunnya perempuan ke medan demonstrasi, terutama di Lapangan Tahrir, menjadi simbol gerakan feminisme telah mengakar di Negeri Piramida tersebut.Mereka juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa perempuan Mesir tidak hanya bersembunyi di balik jilbabnya dan beraktivitas hanya di dalam rumah. Perempuan-perempuan yang ikut berdemonstrasi itu bernyanyi sambil mengangkat spanduk yang berisi kecaman terhadap Mubarak.

Kesenjangan Juga jadi Faktor Pendorong Revolusi Mesir?
Kemiskinan dan kesenjangan antara kaya dan miskin yang semakin lebar merupakan penyebab utama revolusi di Tunisia yang menjalar ke Mesir dan Yaman. Hal yang harus diperhatikan semua pihak adalah orang Arab menderita kemiskinan, pengangguran, dan penurunan sejumlah indikator lainnya.Ini menambah masalah politik yang belum kelar. Ditambah dengan sistem dinasti politik yang terus dilanggengkan dan monopoli kekuasaan serta ekonomi. Negara hanya dikuasai keluarga para pemimpin dan orang-orang dekat mereka.

Bagaimana revolusi Mesir di mata Khamenei?
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei kemarin menyerukan pembentukan pemerintahan Islam di Mesir.Dia menegaskan bahwa gelombang revolusi di Arab merupakan “gempa bumi”yang dipicu revolusi Iran 1979. “Jika revolusi Arab sukses,maka itu akan menjadi kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah dan itu menjadi hal sangat menakutkan bagi Israel,” kata Khamenei. “Jangan menyerah hingga implementasi pemerintahan yang populer berdasarkan agama,”seru Khamenei.

Siapa dibelakang revolusi Mesir?
Terjawab sudah siapa yang berada di balik revolusi yang bertujuan menggulingkan Presiden Mesir Hosni Mubarak.Pihak itu tak lain dan tak bukan adalah Amerika Serikat (AS). Skenario itu telah disusun Washington dengan bertema “perubahan rezim” selama tiga tahun terakhir. Skenario itu sangat matang hingga meledak setelah kesuksesan Revolusi Melati yang menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali. Harian Daily Telegraph terbitan Inggris menyebutkan,AS diam-diam mendukung para pemimpin gerakan revolusi Mesir. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kairo pernah membantu seorang anak muda anti-pemerintah untuk menghadiri konferensi para aktivis AS.

Teori dibalik Revolusi Mesir?
Rakyat Mesir telah mengadopsi model revolusi Tunisia untuk menggoyang kekuasaan Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun lamanya. Dalam teori “gelombang”, semua kejadian di suatu negara akan memberikan inspirasi bagi rakyat di negara lain. Gelombang emosional akan semakin memanaskan situasi dan kondisi politik di negara-negara Arab. Sebagian besar pemerintahan Arab adalah otoriter. Dia mengatakan, semuanya adalah negara merdeka tapi masing-masing negara Arab memiliki institusi politik yang berbeda dan memiliki tujuan utama yakni mempertahankan kekuasaan. Jika para pemimpin Arab mampu mengelola dan menghadapi tantangan dengan baik, maka kekuasaan akan tetap berada di genggaman tirani. Yang terjadi di Tunisia,Presiden (Zine El Abidine) Ben Ali melakukan kesalahan fatal dalam mengelola tantangan dan mengendalikan kekuasaan. Hal sama dilakukan Mubarak.

Benarkah Demokrasi Jadi Solusi di Mesir?
Bisa Ya dan Tidak. Dengan dalil-dalil dan tradisi menjadi pegangan utama mereka yang menyulitkan perubahan dan revolusi lama sekali meledaknya. Namun, sebagian kecil masyarakat di dunia Arab masih menginginkan demokrasi sebagai solusi atas berbagai permasalahan. Mereka adalah kaum terpelajar yang telah terbuka pemikirannya mengenai kemajuan dan idealnya sebuah bangsa.Tapi,kaum terdidik yang terjebak dengan kekuasaan juga sangat pragmatis dalam memandang masa depan bangsanya. Tujuan akhir dari sebuah revolusi sebenarnya adalah terciptanya sebuah pemerintahan yang jujur dan transparan. Sebuah pemerintahan yang mengantar masyarakat menuju gerbang kesuksesan. Pemerintahan yang tidak hanya memperhatikan kekuasaan semata, tetapi juga kesejahteraan rakyat. Agar terjadi kemajuan demokrasi dan kesuksesan di dunia Arab, perbaikan mutu pendidikan adalah solusi utama. Pendidikan mampu menjadi indikator inovasi dan mampu mendorong pembangunan lebih efektif dan efisien. Tapi,pendidikan yang berbasis pada keahlian dan penelitian serta pengembangan harus terus dikembangkan, bukan hanya berbasis teori semata.

Facebook Menggerakan Revolusi?

Ribuan orang menyatakan dukungannya dalam akun situs Facebook, Kelompok 6 April. Demonstrasi dimulai pukul 14.00 waktu setempat di beberapa tempat di seluruh penjuru negeri. “Hari pemberontakan melawan penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran,” demikian tema yang diambil dalam demonstrasi. Seruan ini diluncurkan pertama kali oleh kelompok anak muda prodemokrasi, yakni Kelompok 6 April yang menginginkan hari libur nasional untuk merayakan Hari Polisi. Tuntutan aksi tersebut adalah pemecatan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly,pencabutan undangundang darurat yang telah diberlakukan beberapa dekade, dan kenaikan gaji. Undang-undang kontroversial memberikan kekuasaan besar kepada polisi untuk menangkap dan membubarkan aktivitas politik telah diperpanjang pada 2010 untuk dua tahun mendatang. Tokoh oposisi terkemuka Mesir Mohamed el-Baradei menyatakan dukungan untuk unjuk rasa itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia