Kantor Khadafi Rata dengan Tanah

TRIPOLI – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mebombardir kantor dan istana Pemimpin Libya Moamar Khadafi kemarin mengakibat kediamannya rata dengan tanah. Ledakan yang sangat kuat memecah kesunyian kota Tripoli pada kemarin dini hari ketika pesawat NATO terbang rendah di ibukota Libya.

Jelas sekali NATO mengincar Khadafi. Target mereka adalah terbunuhnya pemimpin yang dinilai keras kepala. Tapi, Khadafi tidak bodoh. Dia telah menyiapkan strategi yang lihai untuk memperdaya pasukan NATO.

Seorang pejabat Libya mengajak para jurnalis ke kompleks kediaman Khadafi. Dia menyatakan 45 orang terluka dan 15 mengalami luka serius akibat pengeboman itu. Dia mengaku tidak tahu berapa banyak jumlah korban di puing-puing reruntuhan. “Itu sebagai upaya membunuh Kolonel Khadafi,” ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip AFP.

Saif Al-Islam, putra Khadafi, menggambarkan aksi pengeboman itu sebagai “tindakan pengecut”. “Serangan pengecut di kantor Moamar Khadafi mungkin untuk menakuti dan meneror anak-anak. Tetapi, kita tidak akan melarikan diri dari peperangan. Kita tidak khawatir,” katanya seperti dikutip Reuters.

Saif juga menyebut NATO telah “kehilangan arah kemajuan.” Menurut dia, sangat mustahil NATO memaksa Libya untuk mengangkat bendera putih. “Kamu, NATO, telah mengalami kekalahan perang karena kamu didukung oleh pengkhianat dan mata-mata. Sejarah telah membuktikan bahwa tidak ada negara yang bergantung pada mereka bakal menang,” kata Saif kepada kantor berita Jana.

Sementara itu, ruang pertemuan yang menghadap ke kantor Khadafi rusak parah dalam serangan itu. Biasanyanya, Khadafi menggunakan bangunan yang hancur itu untuk pertemuan dengan menterinya dan pertemuan lain. Petugas pemadam terus berusaha untuk memadamkan kobaran api di satu bagian bangunan yang ambruk itu.

AFP melaporkan, pemboman kediaman Khadafi mengguncang hotel para koresponden asing yang terletak tidak jauh dari pusat kota. Pemboman terjadi pada pukul 12.10 malam waktu setempat (kemarin pagi) di beberapa bagian Tripoli. Hingga pukul 03:00, asap masih membumbung tinggi.

Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis menyatakan mereka tidak akan berhenti menyerang Libya hingga Khadafi mundur. Washington telah melepas kursi sebagai pemimpin koalisi NATO pada akhir Maret. Tapi, Gedung Putih menekan agar serangan militer ke Libya.

Sementara itu, di Misrata, 215 km dari timur Tripoli, pasukan pemerintah kemarin menyerang basis pasukan pemberontak di Misrata. Seorang teknisi yang bekerja untuk stasiun radio mengatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya melaporkan 30 orang tewas dan 60 terluka akibat serangan mortir dan artileri. “Serangan sangat intensif dan granat jatuh di pemukiman penduduk,” kata Ahmed al-Qadi.

Memang, Misrata masih dikuasai pemberontak itu hingga kini. Kota itu menjadi target serangan pasukan Khadafi. Pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah Libya pun kerap terjadi. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia