Oposisi Minta PM Yordania Mundur

AMMAN – Oposisi Yordania dari kubu Islam, gerakan kiri dan persatuan buruh kemarin meminta Perdana Menteri (PM) Maaruf Bakhit untuk mengundurkan diri.

PM Bakhit dinilai tidak pro-rakyat karena menyebabkan kekerasan demonstrasi yang menewaskan satu orang dan melukai 160 pengunjukrasa. Akibatnya, Yordania pun memanas.

“Gerakan Islam menyerukan pengunduran diri atau pemecatan pemerintah dan pembentukan persatuan nasional serta pemerintahan yang reformis yang akan menarik kepercayaan rakyat dan melindungi kehidupan mereka,” ujar Hamzar Mansur, ketua Fron Aksi Islam (IAF). “Pemerintahan yang membunuh warganya sendiri akan kehilangan legitimasi,” katanya seperti dikutip AFP.

Mansur menuding pemerintah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. “Bakhit telah memberikan bukti bahwa mereka tidak akan melakukan reformasi,” katanya.

Gerakan pemuda Yordania juga menyerukan reformasi. “Kita meminta PM dan kepala intelijen (Mohammed Raqqad) untuk mundur,” kata Firas Mahadin, pemimpin kelompok pemuda 24 Maret. Putra Muwaffaq Mahadin, penulis berhalus kiri, memperingatkan bahwa negaranya bakal menuju perang sipil.

Ketegangan antara pemerintah dengan gerakan Islam meluas setelah PM Bakhit pada Jumat (25/3) menuding gerakan oposisi menyebarkan “kerusuhan”. Pemerintah monarki pro-Barat memperingatkan tidak akan mentolerir “kekacauan” oleh pihak pendukung reformasi, apalagi terhadap protes menyerukan pembatasan kekuasaan Raja.

“Apa yang terjadi hari ini (Jumat) pasti awal kekacauan, hal itu tidak bisa diterima dan saya memperingatkan konsekuensi,” kata Bakhit. Bakhit pun mengundang Persaudaraan Muslim (Ikhawanul Muslimin/IM) untuk berunding dan meminta agar tidak menggelar demonstrasi.

IAF merupakan sayap politik IM yang didirikan pada Yordania pada 1950an. Bakhit menuding IM telah mendapatkan perintah dari IM di Mesir dan Suriah. Misi IM di Yordania adalah menggulingkan pemerintah dan menghapuskan kekuasaan kerajaan.

Tapi, IM Yordania membantah hal tersebut. “Kita sering mendengar kebohongan dari waktu ke waktu. Kita berhak untuk berkonsultasi dengan saudara kita di Damaskus mengenai isu Palestina,” ujar pemimpin IM Hammam Said. “Kita tidak mendapatkan perintah atau instruksi dari siapapun,” katanya.

Kerusuhan pada Jumat lalu di Amman merupakan pertama kalinya sejak aksi demonstrasi tiga bulan lalu. Menurut polisi, 1 orang tewas dan 160 orang terluka. “83 polisi dan 77 warga sipil terluka dan dirawat di rumah sakit,” kata Kepala Polisi Hussein Majali dalam konferensi pers bersama Menteri Dalam Negeri Saad Srur. Sedangkan Srur menuturkan, pemerintah menangkap 21 orang berkaitan dengan aksi demonstrasi tersebut.

Sementara itu, putra dari demonstran yang tewas Khairy Saad Jamil, Nasser 34, tidak akan menguburkan ayahnya jika Srur mengundurkan diri. “Kita menolak untuk menguburkan jenazah hingga kita menerima permintaan maaf dan menteri dalam negeri mundur,” kata Nasser.Nasser menuturkan, ayahnya meninggal setelah dipukul. Tapi, dokter menyatakan bahwa hasil otopsi menunjukkan Jamil meninggal karena serangan jantung.

Kelompok oposisi Yordania menuntut perubahan sistem pemililhan agar perdana menteri bisa dipilih langsung oleh rakyat dan agar parlemen Yordania mendapat kewewenangan yang lebih besar. Dalam sepucuk surat yang diterbitkan oleh surat-surat kabar Yordania pada hari Rabu (23/3), Raja Abdullah mendesak Perdana Menteri Bakhit mendorong reformasi parlemen yang diusulkan oleh raja pada bulan Februari lalu, setelah perdana menteri sebelumnya dipecat.

Sementara itu dari Damaskus, Suriah makin memanas. Aksi demonstrasi pada Sabtu (26/3), penembak jitu membunuh dua demonstran saat ribuan warga berunjuk rasa di kantor partai berkuasa Baath. Dalam satu minggu terakhir ini, puluhan orang telah tewas di beberapa kota Suriah dalam gelombang demonstrasi yang menentang kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad.

Menurut para saksi mata, kantor partai Baath dibakar di kota Latakia dan di kota selatan Tafas. Sementara itu di kota Deraa ratusan orang kembali mengadakan demonstrasi. Penasehat Presiden Assad, Bouthaina Shaaban, menuding Ustad Sunni di Doha, Sheik Youssef al-Qaradawi yang telah memicu kekerasan di Latakia. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia