Kabinet Suriah Bubar

DAMASKUS – Pemerintah Suriah kemarin bubar dan akan membentuk kabinet baru dalam kurun waktu 24 jam.

Itu ditegaskan oleh seorang pejabat tinggi Suriah yang enggan menyebutkan namanya. “Pemerintah akan membubarkan diri hari ini (kemarin) dan kabinet baru bakal segera dibentuk dalam kurun waktu 24 jam,” katanya seperti dikutip AFP.

Al Jazeera melaporkan pejabat senior pemerintah telah menyatakan bahwa pembubaran pemerintahan Suriah dilaksanakan pada kemarin malam. Disebutkan itu dilakukan sebagai salah satu langkah reformasi.

“Jika presiden berbicara ada kemungkinan dia berpidato dari parlemen kepada rakyat. Pasalnya, ada sidang parlemen pada malam ini (waktu setempat) pukul 06.00 sore,” demikian dilaporkan stasiun televisi berbasis di Qatar.

Suriah tengah digoyang aksi demonstrasi sejak pertengahan Maret. Presiden Bashar al-Assad ditekan rakyatnya untuk melaksanakan reformasi. Assad yang berkuasa sejak 2000 diperkirakan akan berpidato untuk menyatakan berakhirnya status negara darurat yang berlaku sejak partai Baath pada 1963. Perdana Menteri (PM) Mohammed Naji Otri membentuk pemerintahannya pada 2003 dan terakhir dirombak pada April 2009.

Menurut para pengamat, langkah untuk mencabut status darurat merupakan upaya terbaik yang dilakukan Presiden Assad. “Mencabut status darurat adalah upaya simbolik terbaik,” kata Faysal Itani, deputi kepala Exclusive Analysis bidang Timur Tengah dan Afrika Utara yang berbasis di London.

Suriah merupakan negara religius dan memiliki etnis yang bercampur. Suriah memiliki mayoritas Muslim Sunni dengan minoritas Kristen dan Kurdi. “Mencabut status darurat dapat menimbulkan dampak yang nyata,” kata Nadim Houry, peneliti senior pada Pemantua Hak Asasi Manusia (HAM).

Sementara itu, ribuan pendukung Assad kemarin menggelar dukungan terhadap pemimpin idola mereka. Para demonstran berjalan ke Lapangan Sabeh Bahrat (Seven Seas) di Damaskus. Sementara para pengunjuk rasa yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak mengibarkan bendera-bendera Suriah dan gambar Assad.

“Rakyat ingin Bashar al-Assad,” teriak mereka. “Kami berada di sini untuk menunjukkan keinginan ril rakyat Suriah dan untuk melindungi dan mendukung presiden kami, semoga Tuham melindunginya,” kata seorang perempuan muda bernama Raghad yang ikut dalam unjuk rasa itu bersama saudara-saudaranya.

Seorang pria yang mengaku bernama Abu Khodr mengatakan, unjuk rasa ini bermaksud untuk menghentikan upaya merusak persatuan rakyat Siria. “Bashar al-Assad adalah tulang punggung Siria. Tanpa dia, negara kami akan kacau balau,” katanya.

Saat protes anti-pemerintah berlangsung, pasukan pemerintah melancarkan pembubaran secara paksa yang berujung pada kerusuhan. Militer Suriah melepaskan tembakan di enam kota di Suriah, termasuk Ibukota Damaskus dan Kota Latakia. Selama kerusuhan tersebut 61 orang dilaporkan tewas sejak 18 Maret lalu. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia