Assad Klaim Suriah Jadi Korban Konspirasi

DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar Al-Assad kemarin menyatakan bahwa negaranya menghadapi ujian persatuan karena adanya konspirasi besar yang mengancam.

Assad menegaskan, Suriah menjadi target “konspirasi” untuk menyebarkan benih-benih perpecahan sektarian. Dia menegaskan,bukan rahasia lagi bahwa saat ini Suriah menghadapi konspirasi besar.“Kami tidak mengatakan bahwa siapa pun yang turun ke jalanan merupakan konspirator. Kami harus memperjelas mengenai hal tersebut,” tuturnya seperti dikutip Reuters.

Assad menegaskan banyak konspirator justru minoritas. Dia menambahkan, para demonstran sangat pandai memanfaatkan waktu. Namun, merekasangat bodoh karena memilih negara yang tidak bisa dikalahkan dengan banyak langkah. Menurut Assad, saat ini merupakan ujian bagi persatuan negaratersebut.Suriahmerupakan negara kuat.“Sudah menjadi tugas saya untuk mengamankan kebebasan Suriah,” tuturnya.

Saat ini,merupakan waktu para musuh bekerja keras untuk melawan Suriah. “Bukan rahasia jika banyak perubahan besar di wilayah ini yang juga berdampak bagi banyak negara- negara. Suriah merupakan salah satunya,”tandasnya. Pidato itu merupakan pidato untuk pertama kalinya sejak aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama dua pekan. Pidato itu dilakukan satu hari setelah pemerintahannya bubar.“

Saya tahubahwarakyatSuriah telah menunggu pidato ini sejak pekan lalu.Namun, saya menunggu mendapatkan gambaran penuh. Itu untuk menghindari sisi emosional rakyat pada titik reda sehingga tidak ada dampak nyata. Itu bersamaan dengan musuh-musuh kita sedang membidik Suriah,” tutur Assad yang dikutip AFP. Pemerintah Suriah telah menunjukkan langkah nyata.

Pengacara Hak Asasi Manusia (HAM) Michel Shammas memaparkan, pemerintah kemarin membebaskan tujuh aktivis yang ditahan pada aksi demonstrasi pada 16 Maret di luar kantor kementerian dalam negeri.“ Tujuh orang tersebut merupakan pengunjuk rasa yang menuntut pembebasan tahanan politik,” ungkap Shammas kepada AFP. Namun, banyak kalangan yang meragukan niat baik Assad untuk menghapus status darurat secara penuh.“Assad telah ditekan dari dalam dan luar.

Dia menyiapkan rencana untuk memberikan kesan opini publik bahwa dia telah memulai reformasi,” tutur Maamoun al- Homsi kepada Reuters. Homsi,mantan tahanan politik saat ini di pengasingannya di Kanada, Undang-Undang Darurat itu dijadikan alat bagi Assad untuk menangkap para aktivis dan pengacara. Homsi menuturkan, polisi rahasia telah menangkap lebih 200 orang pada Minggu (27/3) saja.

Grup Facebook “The Syria Revolution 2011” menjadi motor penggerak demonstrasi yang menuntut “kebebasan”di Suriah.Kelompok itu juga menyerukan aksi demonstrasi pada Jumat mendatang.Padahal, pemerintah telah berusaha menggelar rekonsiliasi. Selama ini kekuasaan pemerintahan Suriah terkonsentrasi di tangan Assad,keluarganya, dan para kroni keamanannya.

Suriah telah dikuasai Partai Baath sejak 1963. Assad menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad pada 2000. Sejak dua pekan terakhir, Assad terus digoyang demonstrasi. Al Jazeera mencatat aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak 18 Maret lalu itu telah memakan korban sebanyak lebih dari 60 orang. Posisi Assad dalam memimpin Suriah memang makin suram.“ Suriah berada di persimpangan jalan,” ujar Aktham Nuaisse, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Suriah.

Menurut Nuaisse, jika presiden harus membawa Suriah menuju transformasi demokrasi yang nyata, dia akan menjalankan separuh keinginan rakyatnya. “Mau tak mau, presiden harus mengambil langkah cepat, reformasi drastis, atau menjadikan negara ini menjadi satu atau beberapa skenario,”tuturnya. Kerusuhan di Suriah sebagai negara yang penting di Timur Tengah memiliki dampak yang sangat terasa.Apalagi,Suriah merupakan sekutu Iran dan sebagai negara yang kerap bersikap keras terhadap Israel. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/390129/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia