Amy Chua; Ajak Orang Tua Terapkan “Tiger Parenting” pada Anak-Anak

Pernahkan Anda membayangkan apa yang terjadi jika orang tua melarang anak-anaknya pacaran, menonton televisi,dan memainkan permainan di komputer? Bagaimana jika anak-anak diperintahkan untuk berlatih biola atau pun piano?

Apakah ada perlawanan dari anak-anak? Amy Chua,48,seorang ibu dari dua anak perempuan yang menginjak masa remaja, menerapkan hal-hal tersebut. Bukan cuma itu saja,Chua juga menerapkan aturan lainnya kepada dua putrinya, Sophia dan Louisa.Keduanya harus mendapatkan nilai A dan harus menjadi siswa berperingkat nomor 1 di setiap mata pelajaran kecuali olahraga dan drama.

Model pendidikan anak yang dilakukan Chua lazim diterapkan oleh ibu-ibu keturunan China di Amerika.Dalam sebuah kajian terhadap 50 perempuan Amerika dan 48 ibu imigran China menyebutkan, 70% ibu-ibu Amerika menganggap bahwa kesuksesan akademis tidak penting bagi anak-anak.Bagi mereka,proses belajar yang paling utama adalah menyenangkan. Tapi,pendapat ibu-ibu Amerika itu bertentangan dengan ibu-ibu imigran China.

Hampir 100% ibu-ibu keturunan China beranggapan bahwa prestasi akademis menunjukkan kesuksesan orang tua mendidik anak.Jika anak tidak berhasil di sekolah,maka ada masalah pada pendidikan yang dilakukan orang tua.Ada penelitian menunjukkan, orang tua keturunan China menghabiskan 10 kali waktu belajar bersama anak mereka dibandingkan orang tua Amerika.Anak-anak Amerika lebih suka berpartisipasi di bidang olahraga.

Chua bercerita bahwa ayahnya sering memanggilnya “sampah”ketika tidak menghargai ibunya.Tapi,bagi Chua, penghinaan itu tidak berpengaruh pada konsep dirinya. Dia tidak terpikir bahwa dirinya tidak berharga seperti sampah.“Itu tidak merusak harga diri saya,justru memotivasi saya agar tidak menjadi sampah tapi jadi orang yang berharga,”kata Chua seperti dikutip dari Wall Street Journal. Hal seperti jarang dilakukan oleh orang tua dari Barat.

Kini,Chua pun sesekali mengatakan “sampah”kepada putrinya,Sophia,ketika bertingkah laku tidak menghargai kepadanya. Pengalamannya dalam mendidik anak itu dituangkan Chua dalam sebuah memoar berjudul Battle Hymn of the Tiger Mother.Dalam buku tersebut, Chua menyatakan, orang tua Amerika terlalu gelisah dalam konsep diri anakanaknya. Mereka lebih peduli dengan kondisi kejiwaan anakanak. Berbeda dengan orang tua China yang menganggap jiwa anak mereka kuat.

Tak mengherankan jika orang tua Amerika kerap memuji anaknya meski mendapatkan nilai A-.Berbeda dengan ibu-ibu China yang langsung memojokkan dan meminta anaknya untuk meningkatkan prestasi jika mendapatkan A-. Orang tua China bakal meminta nilai sempurna yang diperoleh anak-anak mereka. Chua juga menegaskan bahwa orang tua China menganggap bahwa anak-anak adalah segalanya.

Tak mengherankan jika orang tua akan melakukan apa pun demi anak mereka.Orang tua China menganggap anak-anak berutang ke orang tuanya yang telah berkorban banyak sehingga mereka harus membayarnya dengan prestasi dan kebanggaan serta rasa hormat kepada orang tua. Karena itu,anak-anak harus melakukan yang terbaik bagi orang tua mereka.Hal itu sangat kontras dengan kebiasaan orang tua Barat.

Kemudian,Chua juga menyimpulkan bahwa orang tua China percaya bahwa mereka mengetahui apa yang terbaik bagi anak-anaknya dan mengabaikan keinginan dan citacita putra-putri mereka.Berbeda dengan orang tua Amerika yang kerap memberikan toleransi atas keinginan anakanak mereka. Diakui memang,pola pendidikan dan pengasuhan anak yang diterapkan Chua dalam bukunya itu dianggap terlalu otoriter karena terlalu memaksakan kehendak orang tua.Hingga,pola pendidikan ala Chua dikenal dengan sebutan “tiger parenting”.

Namun,Chua menganggap pola tiger parentingakan menghasilkan anak-anak yang tidak mudah menyerah.Sebaliknya, pola asuh barat memanjakan anak-anak karena orang tua terlalu peduli dengan apa yang dirasakan oleh anak mereka hingga tak berani memaksa untuk menjadi yang lebih baik. Sebagai buktinya,anakanak yang didik orang tua keturunan China umumnya dikenal sangat pintar pada pelajaran matematika,cerdas ketika bermain piano,dan sering jadi juara di kelasnya.

Olimpiade-olimpiade kimia, matematika,fisika dan lain sebagai juga kerap dimenangi oleh anak-anak keturunan China,dibandingkan anakanak Amerika sendiri. Kini,orang tua di Amerika dan Eropa pun berpikir ulang bagaimana cara mendidik anak mereka.Ada yang menganggap bahwa pendidikan ala orang tua China lebih tepat bagi perkembangan kepribadian dan masa depan anakanak.

Namun,banyak juga yang berpandangan tiger parenting sebagai metode sampah yang tidak mengembangkan kreativitas dan inovasi anak.Mereka berpandangan bahwa konsep tersebut hanya sukses ketika anak-anak masih di sekolah, tetapi gagal setelah mereka lulus kuliah dan bekerja. Battle Hymn of the Tiger Mothermampu memberikan motivasi kepada anak-anak imigran keturunan China yang selama ini diabaikan dan dipandang sebelah mata.Apalagi, anak-anak imigran China juga tidak menganggap apa yang disampaikan dalam buku tersebut tidak kontroversial.

“Kebanyakan orang tua Amerika menganggap keluarga saya sangat tegas.Padahal, kita sangat menikmati pola pengasuhan dan pendidikan yang dianggap otoriter.Anak sulung saya berkata,‘Mama, mama terlalu ekstrem dalam menceritakan kita dalam buku itu.Orang jadi menganggap bahwa kita sangat tidak menikmatinya’,” kata Chua seperti dikutip dari Guardian.

Siapa sebenarnya Chua? Dia merupakan profesor di Sekolah Hukum Yale.Dia bergabung dengan Sekolah Hukum Yale sejak 2001 setelah mengajar di Sekolah Hukum Duke.Sebelum fokus ke dunia pendidikan,dia pernah menjadi pengacara di firma hukum Cleary,Gottlieb, Steen & Hamilton. Spesialisasinya adalah transaksi bisnis internasional, hukum dan pembangunan, konflik etnis,dan globalisasi.

Chua dilahirkan di Champaign, Illinois,Amerika. Orang tuanya beretnis China dari Filipina sebelum berimigrasi ke Amerika.Ayah Chua,Leon O Chua merupakan profesor ilmu komputer dan teknik listrik di Universitas California, Berkeley. Ayah Chua dikenal sebagai penemu teori sirkuit non-linear dan jaringan neural seluler.Chua lulus dari Universitas Harvard pada 1984. Dia juga dikenal sebagai penulis buku hukum dan perdagangan internasional. ANDIKA HENDRA M
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/389768/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia