Palestina Bantah Laporan Al-Jazeera

YERUSALEM(SINDO) – Palestina kemarin membantah dokumen rahasia Al-Jazeera yang menunjukkan ketua negosiator menawarkan konsesi kepada Israel atas pembagian tempat suci dan Yerusalem.


Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dokumen yang bocor tersebut membingungkan posisi Israel dan Palestina. “Itu bermaksud untuk memperkeruh suasana,”katanya. Adapun kepala negosiator Palestina Saeb Erekat mengabaikan dokumen negosiasi dengan Israel yang dirilis Al-Jazeera. Dia menganggapnya sebagai “seberkas kebohongan”. Dia mengungkapkan, pemerintahan Palestina tidak menyembunyikan sesuatu atau mengabaikan laporan tersebut sebagai kebohongan. Erekat menuturkan, informasi yang terdapat dalam dokumen tersebut banyak mengandung kesalahan dan ketidakakuratan.Menurut dia, kata-kata di dalam dokumen tersebut keluar konteks dan ada kesalahan mengutip.

“Saya selalu mengatakan bawah Yerusalem Timur adalah bagian dari Palestina,” kata Erekat. Tentang salah satu masalah yang paling sensitif, dengan mengutip dokumen-dokumen itu, jaringan tersebut mengatakan Palestina mengusulkan untuk mengizinkan kawasan yang di dalamnya termasuk masjid tersuci muslim ketiga,Al- Aqsa,berada di bawah pengawasan sementara internasional, selagi diupayakan perjanjian permanen. Sementara itu,kelompok pejuang Palestina menunjukkan kemarahannya atas isi dokumen yang bocor tersebut.GerakanFatahPalestinadi Yerusalem termasuk di antara faksi yang marah atas laporan itu.Pemimpin Fatah Hatem Abdel Khader mengatakan bahwa kawasan tersebut adalah tempat yang paling penting bagi muslim Arab di Yerusalem.

Dia menegaskan, tidak seorang pun punya hak untuk menyerahkan tanah itu karena tanah itu suci bagi umat Islam. Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza, mengungkapkan dokumen-dokumen yang dikutip Al-Jazeeramenunjukkan kepemimpinan di bawah Presiden Abbas telah menyerah kepada Israel. Washington pun bertindak cepat.Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus mendesak terwujudnya perdamaian Israel- Palestina. Itu sebagai tanggapan atas sejumlah dokumen langkah perdamaian itu telah dibocorkan jaringan pemberitaan Al-Jazeera. “Pemerintah AS sedang mengkaji dokumen Palestina yang diduga dirilis Al-Jazeera.

Kami tidak dapat menjamin kejujuran mereka,” kata Juru Bicara Pemerintah AS Philip Crowley melalui tulisannya di Twitter.Crowley menuturkan,AS tetap fokus pada solusi dua negara dan akan terus bekerja dengan berbagai pihak untuk mempersempit perbedaan tentang isu-isu inti. Adapun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengungkapkan keprihatinannya atas tidak adanya kemajuan dalam hal perundingan damai antara Israel dan Palestina. “Kita harus bergerak di luar kebuntuan dan mengembalikan kedua pihak tersebut ke perundingan demi tercapainya penyelesaian semua masalah status permanen maupun untuk mencapai kesepakatan historis,”kata Ban.

Ban pun berharap, tahun 2011 ini ada upaya-upaya yang lebih keras dari kedua pihak serta pihak ketiga untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah itu. Ban mencatat bahwa target tanggal-tanggal yang didukung kuartet diplomatik yang terdiri atas PBB,Uni Eropa,Rusia,dan AS.“Kita tidak boleh kehilangan lebih banyak waktu lagi,”kata Ban. Kemarin, arkeolog Israel telah menyelesaikan pekerjaan di sebuah terowongan yang dimulai di sebuah situs dekat kompleks masjid Al-Aqsa di tembok Kota Tua Yerusalem. Terowongan kontroversial sepanjang 600 meter itu,yang awalnya dibangun sebagai saluran drainase, dimulai di sebuah situs di selatan kawasan yang dikenal muslim sebagai Haram al-Sharif atau Tempat Perlindungan Bangsawan.

Proyek yang dimulai pada 2004 itu telah memicu kontroversi karena kedekatannya dengan kompleks masjid dan pendanaan dari Elad,kelompok pemukim garis keras yang ingin memperluas kehadiran Yahudi di Yerusalem Timur yang diduduki dan dicaplok. Secara terpisah, Peru mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.Sikap Peru itu mengikuti gelombang pengakuan negara-negara Amerika Latin terhadap Palestina baru-baru ini.

“Pada hari ini (Senin 24/1) pemerintah berkomunikasi dengan Duta Besar Palestina di Lima mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat,” kata Menteri Luar Negeri Peru Jose Antonio Belaunde. Belaunde tak menjelaskan pengakuannya itu terhadap perbatasan Palestina. (AFP/Al Jazeera/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/378186/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia