Penerbit Gelar Pameran Komik Tandingan

Larangan penjualan komik Jepang,manga,dan film animasi Jepang,anime,yang mengandung unsur pornografi yang diberlakukan Tokyo terus menuai kontroversi di Negeri Matahari Terbit.

LARANGAN yang dikeluarkan dua pekan lalu itu telah menyebabkan protes dari kalangan penerbit manga dan anime. Sebagai salah satu wujud protes mereka terhadap aturan tersebut, kemarin, sedikitnya delapan penerbit komik manga dan film animasi Jepang berencana menggelar pameran sebagai tandingan eksibisi industri manga.Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pelarangan terhadap pornografi dalam komik manga dan film animasi.

Penerbit menolak sensor terhadap gambar pemerkosaan dan hubungan seks. Sebagai protes, mereka akan memboikot Tokyo International Anime Fair yang bakal digelar 24–27 Maret.Mereka akan menggelar acara tandingan yang mengekspos komik manga porno. Acara itu akan digelar di Chiba,kota satelit sebelah timur Tokyo. Aturan itu diterapkan di ibu kota Jepang sejak dua pekan lalu. Larangan itu menyebabkan penurunan penjualan manga dan komik.

Pendukung utama aturan itu adalah Gubernur Tokyo Shintaro Ishihara. Dalam peraturan itu disebutkan, orang berusia di bawah 18 tahun dilarang membeli atau menyewa material yang memperlihatkan aksi seksual dalam cara ”pemujaan yang tidak dibenarkan atau dilebih-lebihkan.”Peraturan itu juga mendesak agar industri manga dan anime memberlakukan pelarangan. ”Tentunya Anda tidak akan menunjukkan gambar seperti itu kepada anak-anak Anda sendiri,” ujar Ishihara.

Bagi seniman dan penerbit yang tetap menerbit manga porno, akan didenda sebesar 300.000 yen. Delapan perusahaan yang dipimpin Kadokawa Shoten Publishing Co itu menyatakan, Tokyo International Anime Fair merupakan acara yang bersejarah dan sangat penting. Apalagi, acara tersebut telah digelar sejak 2002.”Kita mencoba untuk membuat sebuah pameran untuk mempromosikan produk baru yang menjanjikan pada periode yang sama pameran internasional itu digelar,” demikian keterangan Kadokawa.

Manga sangat populer di Jepang, bukan hanya bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa. Tema yang diangkat mulai dari romantisme hingga sastra klasik.Tidak ketinggalan juga banyak manga yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Meski memproduksi dan mendistribusikan pornografi anak merupakan tindakan ilegal di Jepang, aksi itu tidak pernah dikriminalisasikan. Ada dua tema besar manga di Jepang.

Pertama adalah Lolitaporn yang menggambarkan seorang karakter perempuan yang erotis. Kemudian, boy’s love yang bercerita tentang hubungan seorang perempuan dengan pria. Mangajugamengeksplorasiberbagai bidang seperti bisnis,perang, dan politik.Bahkan,ada manga yang mengupas tentang Das Kapital-nya Marx,kemudian War and Peace-nya Tolsoy,Mein Kampf yang bercerita tentang Hitler,serta King Lear yang dibuat Shakespeare.

Ekspor manga dan film animasi terus menjamin dalam satu dekade terakhir. Kemudian, PM Jepang Naoto Kan sendiri menganggap industri manga penting bagi Jepang.Tetapi, kata dia, masalah moralitas adalah hal penting juga. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/372526/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia