Kembangkan Reaktor Nuklir Skala Mini


Nathan Myhrvold,pendiri Intellectual Ventures, mampu menarik dana lebih dari USD5 miliar dari anggaran penelitian Intel,Sony, Apple,Nokia,dan Microsoft.


SELANJUTNYA dia mengalihkan dana tersebut untuk pengembangan serta penelitian energi dan teknologi ramah lingkungan di negara-negara berkembang. “Kita sedang mencoba ide besar, sebuah ide yang berani,” ujar Myhrvold kepada The Sunday Times.

“Kita memiliki ide di bidang energi karena itu salah satu wilayah di mana saya merasa teknologi belum menjawab tantangan di bidang tersebut,”ungkapnya. Menurutnya, dunia membutuhkan cadangan energi yang stabil. Manusia harus berpikir ulang jika bahan bakar dari sumber daya alam habis.Yang pasti,dunia membutuhkan energi yang lebih baik dibandingkan minyak bumi.“Kita harus menemukan energi yang 10 hingga 100 kali lebih baik dibandingkan bahan bakar minyak. Itu bukan langkah evolusi,tetapi upaya revolusioner,”paparnya. Myhrvold dan timnya kini tengah membangun reaktor yang mampu mengolah sampah nuklir menjadi bahan bakar untuk menjawab masalah energi. Melalui Intellectual Ventures, dia mendirikan anak perusahaan TerraPower yang fokus dalam pengembangan energi nuklir.

Myhrvod mengklaim energi yang dihasilkan akan lebih murah karena TerraPower membangun reaktor nuklir skala kecil di bawah tanah.Menurutnya, hal ini bisa diterapkan di negara berkembang. “Jika itu berhasil, hal tersebut akan menjadi solusi besar bagi masyarakat dalam penyediaan pasokan energi,”imbuhnya. Reaktor yang dibangun Terra- Power itu bekerja secara otomatis di dalam tanah, tanpa intervensi manusia, dan mampu memasok listrik sebesar 10 megawatt.Berbeda dengan reaktor lain,reaktor nuklir tersebut tidak perlu diperbaharui tiap tahun dan dapat beroperasi hingga 100 tahun. Banyak pihak menganggap proyek reaktor nuklir itu adalah kemenangan Myhrvold.Apalagi, dia mengajak kerja sama dengan Toshiba. TerraPower merupakan salah satu inovasi yang dihasilkan Intellectual Ventures.

Hingga saat ini, perusahaan intelektual yang dipimpin Myhrvold memiliki 30.000 penemuan. Sebagian besar fokus terhadap kajian energi dan lingkungan. Bahkan, tiap tahun Intellectual Ventures mampu menghasilkan 450 penelitian yang telah dipatenkan mulai dari kajian vaksin hingga komputer.Misi mulia Myhrvold adalah menciptakan pasar untuk ide-ide yang dihasilkan para ilmuwan yang bekerja di Intellectual Ventures.Dia memperdagangkan hak paten dan aplikasi paten dengan nilai jutaan dolar. Menurut Myhrvold, penghasilan terbesar perusahaan yang dikelolanya justru dikembalikan kepada ilmuwan.

Pada tahun ini, Intellectual Ventures menghasilkan pendapatan sebesar USD1 miliar dan sekitar USD350 juta dibagikan kepada para ilmuwan. Beberapa penemuan yang dibuat Intellectual Ventures adalah laser yang dirancang untuk melacak dan membunuh nyamuk-nyamuk yang beterbangan.Laser ini bahkan mampu melakukan identifikasi berdasarkan bunyi sayap nyamuk karena penghisap darah pada nyamuk perempuan memiliki bunyi khusus yang akan menjadi sasaran yang sangat penting. Myhrvold membayangkan nyamuk bisa dibunuh semua, tidak ada lagi anak yang meninggal karena penyakit malaria. Myhrvold yang sedang kuliah fisika kuantum pascadoktoral bersama Stephen Hawking di Cambridge, Inggris ini bukan orang baru di dunia penelitian.

Pria kelahiran 1959 di Seattle,Washington, ini merupakan mantan chief technology officerdi Microsoft.Secara pribadi dia telah memiliki 18 hak paten penelitiannya dan telah mengajukan lebih dari 100 hak paten.Myhrvold memang dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas. Pada usia 23 tahun,dia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang fisika matematika. Pada 2000,dia mendirikan IntellectualVentures. Bukan hanya bidang teknologi yang ditekuni Myhrvold. Dia juga pernah menjadi juara lomba foto hewan dan alam. Dia kerap pula menulis jurnal ilmiah pada Fortune, Time,National Geographic Traveler and Slate.

Dia pernah membantu Bill Gates menulis buku bertajuk The Road Ahead. Dalam segi filantropi, Myhrvold memberikan bantuan senilai USD1 juta kepada yayasan SETI untuk pengembangan the Allen Telescope Array. Bukan cuma itu,dia juga dikenal sebagai koki andal makanan Prancis. Dilaporkan The New York Times, kini dia sedang merancang peranti lunak panduan memasak makanan Prancis. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/325037/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia