China Bantah Serang Google

BEIJING(SI) – China kemarin membantah tudingan keterlibatan pemerintah dalam serangan cyberke Google. Beijing balik menuding Amerika Serikat (AS) yang menerapkan ”standar ganda” dalam hal kebebasan internet.

Menurut China, negaranya juga menjadi sasaran serangan cyber yang memiliki basis di Paman Sam. China melancarkan bantahan pedas itu setelah Gedung Putih mengungkapkan Presiden AS Barack Obama menganggap adanya masalah terkait serangan terhadap Google oleh para hacker asal China dan meminta tanggung jawab resmi Pemerintah Beijing.

Perusahaan cyber raksasa dari AS, Google, mengancam akan hengkang dari China dan menghentikan semua operasinya karena serangan cyber tersebut. Sebenarnya ancaman Google juga sebagai bentuk protes terhadap langkah sensor ketat yang diterapkan Pemerintah China di dunia maya. ”Tudingan bahwa Pemerintah China ikut terlibat dalam serangan cyber,baik eksplisit maupun implisit, adalah suatu hal yang tak berdasar dan bertujuan memperburuk citra China.

Kita dengan jelas menolak tuduhan itu,” tegas juru bicara Kementrian Teknologi Informasi dan Industri China yang tak disebutkan namanya Dia menegaskan bahwa kebijakan China melawan serangan hacker di internet sudah transparan dan konsisten.Dia menambahkan bahwa China yang merupakan komunitas online terbesar di dunia juga menjadi ”target terbesar” dalam hal hacking.

Juru bicara itu membela aturan pemerintah terkait internet, seraya menekankan bahwa kebijakan itu legal dan tidak ada satu pun pihak di luar China yang bisa melakukan intervensi atas kebijakan domestik negeri tersebut. Sementara The Global Times, koran berbahasa Inggris yang dimiliki Partai Komunis China, mengungkapkan bahwa AS sendirilah sumber utama serangan cyber ke China.

”AS merupakan negara pertama yang melancarkan perang cyber,”tulisnya dalam editorial. Global Times menulis,Washington memiliki tentara cyber berjumlah 80.000 orang yang dipersenjatai 2.000 komputer bervirus, mengutip pakar pertahanan AS Joel Harker. Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton meminta Pemerintah China menyelidiki serangan cyber terhadap Google dan sejumlah perusahaan lainnya.

Hillary mengatakan, teknologi internet berperan penting dalam hubungan internasional dan siapa pun yang terlibat dalam serangan cyber harus menghadapi kecaman dunia. ”Dalam dunia yang terhubung sepenuhnya ini,serangan ke jaringan sebuah negara bisa berarti serangan kepada semua pihak,”kata Hillary.

Komentar Hillary dikeluarkan setelah mesin pencari raksasa, Google, mengancam akan menghentikan operasinya di China. Google mengaku tidak sanggup lagi menahan serangan hacker atau serangan peretas di Negara Panda itu. Pemerintah China mengatakan, masalah Google ini merupakan kesalahpahaman bisnis.Mereka berharap kisruh Google tidak akan mengganggu hubungan antara AS dan China.

Hillary menyatakan bahwa pengakuan Google terkait serangan cyber dan penyensoran isi laman oleh China membangkitkan kekhawatiran serius. Departemen Luar Negeri AS,menurut Hillary, akan menyampaikan protes resmi kepada Pemerintah China terkait keluhan Google. Beijing lantas mengecam pidato Hillary tersebut.

”Kita menyarankan agar AS menghargai faktafakta dan menghentikan isu kebebasan berinternet untuk mengkritik China tanpa alasan,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri China Ma Zhaoxu. Hingga kini Google memang belum menghentikan penyensoran terhadap hasil pencarian di google.cn tetapi CEO Google Eric Schmidt mengungkapkan bahwa hal itu akan dilaksanakan segera.

Wakil Presiden Google untuk Asia-Pasifik Daniel Alegre mengungkapkan bahwa China adalah pasar yang sangat penting dan strategis. ”Kita berharap tetap berkomitmen untuk tumbuh bersama pasar China,”ujar Alegre kepada NHK. Menurut pakar hubungan internasional dari Universitas Renmin di Bejing Jin Canrong, tahun ini China akan lebih menyoroti permasalahan perdagangan,Dalai Lama,dan penjualan senjata AS ke Taiwan. ”Namun, krisis politik dan ideologis justru beralih ke kasus Google dan itu akan menyebabkan AS dan China sulit untuk bekerja sama,”ungkapnya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/300210/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia