Realisasikan Energi Superhero ke Dunia Nyata

Dalam fiksi,kebanyakan superhero menggunakan ”baju sakti”yang mampu menghasilkan energi berlipat-lipat dibandingkan tenaga manusia.Kini,peranti itu telah hadir secara nyata dalam kehidupan manusia.

SEMUA itu berkat pemikiran jenius dan kerja keras Yoshiyuki Sankai, pakar robot ternama dari Jepang. Sankai menciptakan HAL (hybrid assistive limb), yaitu pakaian robotik yang telah dikembangkan untuk membantu gerakan dan menambah tenaga orang yang memakainya. HAL juga bisa digunakan bagi mereka yang mengalami kesulitan berjalan. Sankai meneliti dan merancang desain HAL sejak 1992.

Kini hasil karyanya telah dipasarkan ke publik. HAL sendiri merupakan gabungan dari teknologi mekanika,elektronika,bionik,dan robotik atau secara bersama-sama disebut sebagai cybernic. Pertanyaannya, apakah mungkin manusia bisa menjadi superman? ”Di masa depan, manusia bisa saja bermutasi menjadi superman,” kata profesor dari Universitas Tsukuba ini kepada Daily Mail.

Pakaian robot ini menggunakan tenaga baterai berbobot 15 kg. Kemampuan pakaian robot itu adalah mendeteksi gerakangerakan otot melalui aliran sinyal elektrik di permukaan kulit.Pakaian robot tersebut kemudian memperkuat sinyal-sinyal elektrik itu. Tak hanya itu, pakaian robot juga bisa bergerak sendiri atau secara otomatis. Semuanya berkat sensor yang menempel di kulit.

HAL menangkap sinyal bioelektrik yang dikirim otak ketika menginstruksikan sel otot untuk bergerak. Sinyal tersebut diterjemahkan oleh sebuah chip komputer yang kemudian menentukan berapa banyak energi yang harus dikeluarkan untuk menggerakkan pakaian. HAL diproduksi oleh perusahaan asal Jepang,Cyberdyne.

Sankai Yoshiyuki,pendiri perusahaan tersebut, terobsesi dengan novel 1950- an karangan Isaac Asimov, I Robot. Selain itu,pria kelahiran Okayama ini juga terinspirasi komik Cyborg 009ketika dia kecil. ”Saya selalu percaya bahwa robot dan cyborg dapat menjadi layaknya manusia,” ungkap Sankai. ”Buktinya, HAL mampu bergerak dengan mulus. Saya serasa melambung di atas kain yang digunakan untuk bermain akrobat,” imbuhnya seperti dikutip Asahi.

Kemudian, ketika belajar ilmu pengetahuan di sekolah dasar, dia melakukan eksperimen dengan kodok yang dialiri arus listrik di pergelangan kaki. Beranjak remaja, dia mulai tertarik atas potensi hubungan antara manusia dan mesin.Ketika itu,dia mulai berpikir bagaimana caranya menggunakan mesin untuk membantu manusia?

Dia pun bercita-cita menciptakan pakaian robot dengan kemampuan cyborgtersebut. Sebagaimana dikutip situs Massachusetts Institute of Technology (MIT), ketika kuliah di Universitas Tsukuba Sankai juga terinspirasi saat banyak temannya menderita kelumpuhan.Sejak saat itu, dia fokus dengan mendalami pemanfaatan teknologi dalam dunia kesehatan.

Hingga prototipe pertamanya dibuat Sankai pada 1997. Sankai membangun sebuah jembatan antara dunia fiksi ilmiah dengan realitas lewat penemuan HAL.Awalnya, prototipe HAL 3 merupakan exoskeleton (kerangka luar) metal berpenggerak motor. Exoskeleton ini bisa dipasang pada kaki untuk memberi tenaga pada gerakan pengguna. Sebuah tas punggung berisi komputer dengan koneksi jaringan nirkabel serta baterainya diletakkan di bagian ikat pinggang.

Pakaian yang mirip kerangka luar ini membuat pemakainya berjalan lebih mudah. Pakaian ini diciptakan untuk idealisme Sankai. HAL dapat digunakan oleh orang yang menderita lumpuh karena stroke atau kerusakan syaraf tulang belakang. Selain itu,pakaian ini juga ideal untuk pekerjaan berat,misalnya membantu menanggulangi bencana. Dalam pemakaian normal, baterai HAL mampu bertahan selama lima jam.

HAL sudah memasuki produksi massal dan akan dijual dengan harga sekitar Rp45 juta. Bahkan beberapa hari setelah serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS),Sankai menerima undangan resmi dari Departemen Pertahanan untuk mempresentasikan ”pakaian robot” yang dibuatnya.Beberapa bulan kemudian, Sankai pun menghadiri rapat di Pentagon.

Sankai sempat ikut ambil bagian dalam proyek yang digunakan kepentingan militer dalam menangkal dan perang melawan terorisme. Namun,di kemudian hari,dia menolak bekerja sama dengan perusahaan robot yang khusus menyediakan alat pertahanan. Dia berkilah hati nuraninya tidak sepakat bahwa robot harus diterjunkan untuk berperang. ”Saya hanya sepakat bahwa robot untuk jalan damai, bukan untuk menyakiti manusia,”ujarnya. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/280494/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia