TOM Fryers, Tiga Tahun Mendaki 214 Puncak Gunung

Bocah enam tahun itu masih terlihat sangat lugu.Tak ada yang bisa menyangka prestasi yang digapainya sangat mengagumkan.


TOM Fryers, nama bocah itu, mampu mendaki 214 puncak gunung di Lake District, Inggris.Pendakian itu setara penjelajahan lima puncak Everest. Secara keseluruhan dia telah berjalan sepanjang 480 mil atau 768 km. Tom tidak sendirian mendaki puncak gunung.

Dengan ayahnya, Paul Fryers, dia menyelesaikan petualangan bersejarah, mencapai dua puncak tertinggi di Inggris, Scafell dan Scafell Pike. Total 214 puncak gunung di Inggris diselesaikan dari 2005 hingga 2008.Walau begitu dia baru mendapatkan pengakuan Masyarakat Wainwright— sebuah komunitas pendaki di Lake District— pada Maret 2009. Dengan demikian,Tom menorehkan catatannya pada Masyarakat Wainwright sebagai salah satu pendaki termuda di Inggris.

Menurut Tom, pengalaman paling menegangkan adalah ketika dia mendaki puncak Lingmell,Seathwaite Fell, Great End, Scafell Pike, Scafell, dan Slight Side. Dia mengaku sangat menyukai Bowfell, yang bila hendak mendakinya harus melalui sebuah gua. “Saya juga menyukai Yewbarrow dan Kirk Fell karena harus berjuang keras untuk menaklukkan medan yang sulit,” paparnya dikutip oleh justgiving.co.uk. Tom pertama kali mendaki bukit ketika dia berusia 3,5 tahun pada 2005.

Dalam sesi 15 mil pertama dia mampu menaklukkan dua puncak di Inggris, Scafell yang memiliki ketinggian 3.162 kaki dan Scafell Pike dengan 3.209 kaki. Selanjutnya, dia mendaki puncak Wainwrights, Loft Crag and Pike o’Stickle pada Oktober 2005. “Sejak saat itu saya benar-benar menyukai dunia pendakian bukit dan gunung,” katanya. Di saat teman-teman seusianya masih bermain di rumah dan taman bermain,Tom justru mampu menjelajah 768 km dan mendaki 45 km. Hebatnya dia mampu berjalan selama 62 hari tanpa pingsan atau tumbang sekali pun.

“Saya ingin mendaki seluruh puncak di Inggris.Salah satu hal yang menyenangkan ketika mendaki gunung adalah saat berada di puncak. Tapi paling membahagiakan bagi saya adalah saat turun dari puncak,” papar Tom kepada Mirror. Tom yang tinggal bersama keluarganya di Oxspring, dekat Barnsley, Inggris,menunjuk ibunya, Helen, 41, dan adiknya James,4,merupakan orang-orang yang selalu mendorongnya untuk menjadi pendaki gunung sejati. Dia juga mengaku sangat senang jika mendaki puncak didampingi keluarganya.

“Saya memiliki keluarga pendaki yang tangguh,”paparnya. Mulianya Tom menyumbangkan uang yang dikumpulkan dari kampanye pada sebuah rumah sakit yang pernah menyelamatkan nyawanya. Dia memperoleh dana senilai 2.500 poundsterling yang diberikan pada Jessop Wing Maternity Hospital di Sheffield, Inggris. “Saya mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat Inggris sehingga dana kampanye terkumpul cukup banyak,” katanya seperti dikutip Telegraph.

“Ketika lahir kondisi kesehatan saya sangat buruk. Dokter ketika itu pun mengklarifikasi bahwa kemungkinan saya tidak dapat sembuh total,” papar Tom.“Berkat pertolongan dokter saya mampu berlari dan memanjat gunung,” ceritanya. Menurut Nick Perks, Direktur Sheffield Hospitals Charitable Trust,sebuah lembaga donor, apa yang telah diberikan Tom Fryers merupakan suatu hal yang tak ternilai harganya. “Tom merupakan malaikat. Dia mampu mendaki puncak Lake District pantang mundur,”katanya.

Sebenarnya Tom Fryers memiliki ikatan dengan rumah sakit Jessop Wing Maternity Hospital. Itu karena dahulu ketika ibunya melahirkannya, dia sempat mengalami kekurangan oksigen. Bahkan dokter dan paramedis di rumah sakit ketika itu sempat putus asa untuk menyelamatkannya. Tapi, Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Ayahnya, Paul Fryers, 41, pekerja kesehatan, dari Oxspring, dekat Peninstone, Yorkshire Selatan, mengatakan, ketika Tom lahir nyawanya hampir terenggut.

“Tom pun memiliki awal kehidupan yang traumatik karena selama sepekan harus mendapatkan perawatan kesehatan,” katanya. Bagi Paul Fryers, suatu keajaiban ketika putranya mampu bertahan hidup. Bahkan dia sendiri memperkirakan putranya tidak akan benar-benar dalam kondisi sehat menjalani kehidupan. “Tapi, dia bukan sekadar hidup seperti anak-anak lain. Dia memiliki energi yang lebih dibandingkan orang dewasa dan lebih menyukai alam dan tantangannya,”tutur Paul.

Kakak perempuannya, Catherine, pada 2000 meninggal setelah dua hari lahir secara prematur. Selama mendaki puncak-puncak gunung, Fryers selalu ditemani ibu dan saudara lelakinya, James,walaupun mereka berdua tidak sampai di puncak. Menurut Paul Fryers, putranya memiliki motivasi yang tinggi untuk menggapai puncak. Salah satu hal yang sangat menakjubkan,putranya mampu bertahan pada kondisi cuaca yang sangat dingin. “Ketika situasi tidak bisa ditoleransi,dia (Tom) mampu mendaki dengan santai, tanpa takut, kedinginan, atau pun kecapekan,”ungkapnya.

Selain dana itu disumbangkan kepada rumah sakit yang pernah menyelamatkan nyawanya, Tom juga menyisihkan dana tersebut bagi Community Action Nepal (CAN). CAN merupakan sebuah lembaga donasi yang didirikan oleh Doug Scott, pendaki Himalaya yang ternama. Lembaga itu membantu masyarakat Nepal dengan membangun pusat kesehatan, sekolah, dan penyediaan air bersih. “Sungguh, saya sangat bahagia bisa tinggal di negara yang sangat hebat, sebuah negara yang memiliki dokter berkualitas,rumah sakit,dan sekolah.

Sebuah negara yang bisa memberikan kesempatan bagi saya untuk mendaki bersama ayah,” papar Tom. Salah satu impiannya adalah ingin mendaki puncak Hallin Fell bersama Doug Scott.“Impian saya hampir terlaksana,” ujarnya. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/222880/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia