Carlos Mauricio Funes, Dari Reporter TV Kini Pimpin Negara

Carlos Mauricio Funes, 49,menjadi presiden terpilih El Salvador setelah memenangi pemilu melalui partai sayap kiri.

DALAM pemilu yang diselenggarakan beberapa hari lalu, Farabundo Marti National Liberation Front (FMLN) meraih suara 51,3%.Dunia internasional menilai,kemenangan Funes menandai era baru kepemimpinan El Salvador.

Dia mencetak sejarah sebagai politikus sayap kiri pertama dalam kurun waktu 25 tahun yang bakal memimpin negara itu. Kemenangan Funes juga menandai kali pertama oposisi mengalahkan pemerintah dalam pemilihan umum sejak Partai Demokrasi Kristen pimpinan Jose Napoleon Duarte menundukkan partai konservatif Nationalist Republican Alliance (Arena) pada 1984. ”Malam ini adalah saat paling membahagiakan dalam hidup saya dan saya ingin malam ini menjadi malam kebangkitan harapan El Salvador,”kata Funes menyambut kemenangannya.

Kemenangan Funes langsung disambut histeris ribuan pendukung FMLN di seluruh penjuru San Salvador.Para pendukung partai sayap kiri membakar petasan dan berkumpul di sebuah monumen di Ibu Kota San Salvador. Mereka mengibarkan bendera dan bernyanyi sambil mengelu-elukan kemenangan Funes. ”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat yang telah memilih saya dan menjadi bagian dari harapan dan perubahan,” imbuhnya. ”Partai saya, FMLN, telah menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kami siap membentuk satu pemerintah baru,” kata Funes dalam pidato kemenangannya.

Dia menyerukan rekonsiliasi dengan Arena, partai lawannya dalam pemilu. Kemenangan Funes juga memperpanjang daftar kemenangan kubu sosialis di Amerika Latin. Funes juga akan menjadi pemimpin kiri pertama yang terpilih di Amerika Latin sejak Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat. Ini akan memberinya peluang unik guna membangun hubungan dengan Washington dalam atmosfer baru. Tak hanya itu,Funes akan diingat rakyat El Salvador sebagai wartawan pertama yang akan memimpin negara mereka.

Dalam kampanyenya, dia berjanji akan mengakhiri pemberian hak-hak istimewa atau khusus bagi kelompok bisnis yang memanfaatkan kepentingan negara. ”Pemerintahan baru akan mengembangkan pasar ekonomi El Salvador dan melindungi hak cipta,” katanya seperti dikutip AFP. Selama kampanye, Funes berjanji akan melawan korupsi dan kejahatan pajak. Dia juga menyatakan akan memfokuskan diri mengurusi kaum miskin dalam menghadapi krisis ekonomi dunia.

Selain itu, Funes berjanji akan memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat. Selama masa kampanye lalu, Funes senang dibandingkan dengan pemimpin kiri moderat dari Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Barack Obama. Maklum, slogan kampanyenya juga meniru Obama seperti, ”Harapan akan lahir, perubahan akan datang.” Para pendukungnya pun meneriakkan,” Ya,kita bisa,”ketika berpawai.

El Salvador merupakan negara terpadat di Benua Amerika. Negara ini masih memulihkan diri dari sisasisa perang sipil selama 12 tahun yang menewaskan 75.000 orang. Funes pun berjanji akan mempersatukan negeri yang menjadi tema kampanyenya paling populer setelah terjadinya konflik. Funes memosisikan dirinya sebagai seorang kiri moderat meskipun memimpin partai bekas pemberontak Marxis.Mantan mahasiswa di The University of Central America ini dikenal sejak awal sebagai seorang jurnalis.

Selama menjadi wartawan, dia kerap mewawancarai petinggi partai FMLN yang berperang dengan militer pemerintah yang didukung AS selama 12 tahun. Walaupun pembawaannya tenang, Funes dikenal sebagai jurnalis perang. Dia sering melakukan liputan ke medan peperangan dan mengangkat isu sensitif. Walaupun dia memimpin partai bekas pemberontak, Funes tidak memiliki latar belakang sebagai pemberontak di hutan-hutan.

Namun dengan karisma yang dimilikinya, Funes mampu menggaet dukungan luas baik dari kalangan mantan pemberontak maupun masyarakat luas.Tak mengherankan jika selama kampanye dia sering menggunakan baju berwarna putih dibandingkan warna merah. Dia memulai karier dengan mengajar setelah lulus sekolah menengah pada usia 16 tahun. Dia gagal meraih gelar sarjana dalam bidang sastra dan komunikasi.Lantas memasuki dunia jurnalistik pada 1985 di sebuah televisi nasional Channel 10.

Kariernya terus merangkak naik hingga menjadi direktur informasi dan berhasil mewawancarai beberapa politikus papan atas di negara Amerika Tengah itu selama 14 tahun. Kemudian Funes bergabung dengan CNNberbahasa Spanyol pada Juni 1991 dan mundur dari jabatannya pada September 2007 karena mencalonkan diri sebagai kandidat Presiden FMLN. Pria kelahiran 18 Oktober 1959 ini menikah dengan perempuan kelahiran Brasil, Wanda Pignato. Dia memiliki lima anak, termasuk Alejandro yang tewas di Paris pada 2007.

Dalam pandangan pengamat politik dari Central American University San Salvador, Alvaro Artiga, Funes mampu menjembatani jurang antarmasyarakat. Banyak orang yang sebelumnya tidak mendukung FMLN kini memilihnya karena memercayai Funes. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/221834/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia