OLIVER STONE, Telanjangi Kebijakan Presiden Bush

Film terbaru Oliver Stone, 62,berjudul W menelanjangi kepribadian dan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) George Walker Bush.

MOMEN yang dibidik Stone pun tepat, yaitu sebelum pemilihan presiden 4 November mendatang. Tak ayal, film yang sebagian berisi drama, sebagian lagi satire ini menuai kontroversi baru di industri perfilman AS. Diceritakan dalam film tersebut, Bush, mantan Gubernur Texas, mengaku sempat terjerat alkohol.

Namun, dia memutuskan untuk berhenti pada ulang tahunnya yang ke-40 pada 1986. Dia terpilih menjadi presiden pada 2000 setelah mengalahkan calon dari Partai Demokrat,Al Gore.Pada 2004, dia kembali terpilih setelah menang atas John Kerry. Namun, di masa kepemimpinannya, Bush disebut banyak membuat kebijakan kontroversial.

Menghadapi tudingan menyudutkan Bush, sutradara yang pernah membidani film mengenai Presiden AS sebelumnya ini,yakni JFK (1991) dan Nixon (1995),mengaku tidak memiliki dendam kepada Presiden Bush. Stone menegaskan, film yang telah dirilis pada 17 Oktober lalu itu bukan untuk menyudutkan Bush.

Menurut Stone, dia sebenarnya ingin memberi referensi kepada para pemberi suara di negeri itu untuk berpikir tentang apa yang telah berlaku di AS dalam delapan tahun terakhir dan apa yang akan terjadi kemudian. Selebihnya, Stone memandang film itu sebagai cerita mengenai salah satu sosok yang paling berkuasa di dunia.

Menurut Stone,film W merupakan potret yang jujur. Sutradara yang dikenal dengan film biografi politik dan film satire tentang kekerasan di AS ini,Natural Born Killers (1994), mengaku ingin membeberkan karakter Bush yang sebenarnya. ”Bush adalah sebuah fenomena. Sebanyak 50 orang memilihnya dua kali berturutturut,” cetus Stone.

”Bush bisa disejajarkan dengan Ronald Reagan sampai dia menjadi sangat ofensif.” Stone mencoba untuk berlaku adil kepada Bush. ”Saya tidak tertarik dengan 15% orang yang sangat membenci Bush atau 15–20% yang mencintai Bush,”papar Stone.”Itu bukan target kami.Mungkin orang seperti itu tidak akan datang.Saya tertarik dengan 60% orang kelas menengah yang setidaknya lebih memiliki pikiran yang terbuka,” tandas Stone pada AFP.

Bush merupakan figur pemimpin dunia yang pantas untuk difilmkan. Stone mengatakan, Bush telah menorehkan tintanya pada sejarah dengan membuat tiga perang yang menghebohkan dunia,Perang Irak,Afghanistan, dan perang terhadap terorisme.” Semua kebijakan perang ala Bush itu sangat berbahaya bagi kebijakan luar negeri AS,” paparnya.

”Bush telah melanggar hukum dan tidak akan mematuhi hukum yang dia sendiri tidak setuju,” tambahnya. Ketika disinggung kenapa tidak membuat film Bush empat tahun silam, ketika dia akan mencalonkan diri kembali? Stone mengatakan ketika itu pihaknya tidak memiliki informan mengenai sikap, pribadi, dan rahasia kebijakan Bush.Dia menuturkan, pada 2000–2003 merupakan masa kejayaan Bush ketika banyak orang terdekat Bush tutup mulut dan tidak ada yang mau membocorkan dokumen penting.

”Sejak 2004–2005,waktu tiba ketika barisan sakit hati mulai unjuk gigi,”paparnya pada Reuters. Selanjutnya, Stone ingin mempertanyakan latar belakang Bush dan menjawab pertanyaan utama.”Pertanyaan itu adalah bagaimana Bush bisa berubah dari seorang alkoholik menjadi salah satu orang paling berkuasa di dunia?” kata Stone kepada Reuters.

Harian hiburan Daily Variety menyebut film ini sebagai pemotretan yang terang, dapat diterima, dan tidak berat sebelah mengenai sosok George Bush oleh Stone. Aktor Josh Brolin memerankan tokoh Bush yang merupakan presiden ke-43 AS. Sementara aktris Elizabeth Banks menjadi Ibu Negara Laura Bush.Dana untuk membuat film tersebut sekitar USD30 juta, cukup murah menurut standar film modern.

Dibuat berdasarkan buku karangan mantan orang dalam Gedung Putih,Stone mengatakan film ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai sebuah kehidupan yang penuh kekeliruan karena telah mengadopsi Bushisme (pemikiran Bush). Proses produksi film ini tidaklah mudah seperti kebanyakan film Hollywood lain. ”Tak seorang pun ingin mendanai film ini. Setiap studio mengatakan tidak.

Anda akan terkejut mengetahui sejumlah orang dalam bisnis film yang tak ingin nama mereka dikaitkan dengan politik.Semua ini nyaris membuat film ini gagal produksi,” kata Stone kepada International Herald Tribune. Satu catatan yang dianggap penting dalam film yang dibuat Stone selama 30 tahun berkarya adalah sisi kontroversial.

Rata-rata film yang dibuatnya mengutamakan teori konspirasi dan pendekatan sejarah walaupun filmnya sering menjadi sorotan media karena kerap tidak akurat. Film-film karya Stone yang kontroversial tidak lepas dari latar belakangnya. Pria kelahiran 15 September 1946 di New York ini mengawali kariernya sebagai sutradara film serial mengenai Perang Vietnam. Stone juga dikenal sebagai veteran Perang Vietnam.

Dia bergabung dengan Angkatan Darat AS pada April 1967 hingga November 1968.Dia mendapatkan tugas khusus untuk berperang di garis depan dan pernah terluka dua kali.Atas jasanya dalam perang Vietnam, dia mendapatkan beberapa penghargaan militer. Atas inspirasi dan ide dari Perang Vietnam, Stone berhasil membuat tiga film, Platoon (1986), Born on the Fourth of July (1989), dan Heaven & Earth (1993).

Dia menyebut tiga film itu sebagai trilogi dan melalui ketiganya dia dapat menjelaskan berbagai aspek dalam perang yang berbeda-beda. Khusus film Platoon, ini merupakan film semiautobiografi mengenai pengalaman Stone pribadi dalam pertempuran. Dengan latar belakang bergelut dengan film yang berkaitan dengan politik dan budaya, Stone tidak ingin lepas dari isu-isu itu.

Alhasil, tiga karyanya pun telah mendapatkan penghargaan bergengsi perfilman dunia, Academy Awards (Oscar), dan menyandang status sebagai ikon Hollywood. Piala Oscar yang pertama diraih berasal dari film Midnight Express (1978), dikuti Platoon danBorn on the Fourth of July. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/181092/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia