Jalur Sutra Perdagangan Ternak hingga Komputer

Di tengah keterdesakan akibat blokade Jalur Gaza oleh Israel, terowongan rahasia menjadi jalan bagi warga Palestina untuk keluar dari isolasi.

KETIKA sapi,domba,dan binatang ternak digiring para penyelundup, ada segerombolan ternak yang tetap berdiri dan tidak mau bergerak. Sementara binatang ternak yang paling muda justru ingin minum air dingin. Ternak itu bukan digiring di ruang lapang,melainkan digiring melalui terowongan bawah tanah sepanjang 1.000 meter (1 km) yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza, Palestina.

Seiring blokade Israel di Jalur Gaza, terowongan bawah tanah itu menjadi salah satu alternatif mendatangkan binatang ternak. Dengan semakin dekatnya Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada awal Desember mendatang,penyelundupan binatang ternak melalui terowongan bawah tanah itu pun meningkat tajam. Mak- lum, kebutuhan akan binatang ternak pun kini meningkat di Jalur Gaza.

”Meskipun kita selalu menyelundupkan binatang ternak setiap hari, kita tidak akan bisa memenuhi semua permintaan masyarakat saat Idul Adha,”ujar pengelola terowongan yang mengaku bernama Abu Luqaib. Dia mengungkapkan, sebagian warga Gaza ingin mengorban binatang ternak sebagai amal ibadah kurban. Terowongan-terowongan itu menjadi zona perdagangan yang terus berkembang. ”Itu menjadi zona industri di sini,” kata pengelola terowongan yang berusia 23 tahun tersebut.

Dia menyatakan, dengan terowongan itu, binatang ternak yang diselundupkan pun berukuran menengah dan kecil. Berkat terowongan rahasia itu, ratusan pedagang Gaza berbondong-bondong ke wilayah perbatasan di Rafah setiap hari untuk mengangkut barang dagangan ke Gaza. Terowongan itu menjadi ”jalur sutra”perdagangan ke Gaza. Barang dagangan seperti bahan bakar minyak (BBM), suku cadang mobil,komputer, dan pakaian diperdagangkan melalui terowongan itu.

Tak hanya itu,jumlah terowongan yang ada bukan hanya hitungan puluhan lagi. Menurut Abu Luqaib,jumlah terowongan rahasia pada tahun lalu saja mencapai 800 buah dengan jumlah pekerja sekitar 20.000–25.000 orang. Dia mengatakan, pembangunan terowongan sepanjang 500 meter menghabiskan dana sekitar USD60.000 sampai USD90.000. ”Jika ingin membangun terowongan sepanjang 1.000 meter,dana yang dikeluarkan mencapai USD150.000,”paparnya.

Terowongan itu sangat berbahaya! Menurut pejabat Palestina, sedikitnya 45 warga Gaza tewas di dalam terowongan itu tahun ini.Namun, risiko besar jelas akan mendatangkan keuntungan yang nyata. Bayangkan saja, satu anak sapi yang dijual dengan harga USD350 itu harus ditambah ongkos transpor mencapai USD250.Jadi,total harga anak sapi itu mencapai USD600 dan biaya transportasinya separuh lebih dari harga binatang ternaknya.

Abu Luqaib menjamin terowongan itu tidak digunakan untuk menyelundupkan senjataataunarkoba. Diamengatakan, aturan itu telah ditetapkan Hamas walaupun Israel mengatakan Hamas mengendalikan terowongan khusus untuk menyuplaisenjata, bahanpeledak, dan amunisi. Ada satu hal menarik lagi, terowongan itu juga digunakan untuk mengantar orang yang tidak bisa masuk dan keluar Gaza karena tak mendapatkan izin dari Israel atau Mesir.

Umm Khaled, salah satu warga Gaza,harus menempuh jalur terowongan itu. ”Dia (Umm Khaled) dapat dengan cepat,tenang,dan selamat sampai di rumah,” ungkap Ahmed, pengelola terowongan. (Rtr/andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/180343/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia