China-Vietnam Berdamai

BEIJING – China dan Vietnam kemarin berjanji menyelesaikan ketegangan maritim melalui negosiasi damai. Sikap itu sebagai sinyal menurunnya ketegangan maritim.

Masing-masing negara terhadap kawasan kepulauan di Laut China Selatan, yang diduga kaya kandungan minyak dan gas.Konflik kedua negara mencapai puncaknya bulan lalu akibat beberapa insiden dan klaim atas Kepulauan Spratly dan Paracel. Kantor berita Xinhua melaporkan, kedua negara tetangga itu mencapai resolusi damai konflik maritim melalui konsultasi bersahabat.

Kesepakatan itu dibuat pada pertemuan yang digelar pada Sabtu (58/6) antara Konsul Negara China Dai Bingguo dengan Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Ho Xuan Son. ”Mereka sepakat mengambil langkah bersama menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” demikian pernyataan kedua negara, seperti dikutip AFP.

Perundingan untuk mencapai kesepakatan tentang konflik maritim juga bakal dipercepat. Namun, tidak ada rencana spesifik atau jangka waktu perundingan yang bakal dilaksanakan. Kedua pihak sepakat mencegah kata-kata dan langkah yang mampu merusak persahabatan dan kepercayaan kedua negara.

”Kesehatan dan kesiapan pembangunan hubungan China- Vietnam sesuai kepentingan dasar dan aspirasi rakyat kedua negara untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, serta pembangunan yang kondusif di regional,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Reuters.

Ketegangan kedua negara meningkat saat terjadi beberapa insiden di Laut China Selatan. Hanoi menuduh kapalkapal China mengganggu kapal eksplorasi minyak Vietnam. Sebaliknya, Beijing menuduh kapal eksplorasi minyak Vietnam melanggar kedaulatan wilayah di Laut China Selatan.

China kemudian menggelar latihan perang.Vietnam juga mengadakan latihan tempur dengan peluru asli di Laut China Selatan.Namun, beberapa hari silam,Vietnam dan China melakukan patroli laut gabungan diTeluk Tonkin saat ketegangan hubungan terjadi. Langkah lunak Beijing itu muncul setelah Vietnam membujuk Amerika Serikat (AS) agar turun tangan menyelesaikan konflik di Laut China Selatan, demi terciptanya perdamaian dan stabilitas.

China tampaknya melunak karena tidak mau masalah tersebut berlarut-larut dan kian memburuk. Pekan lalu,China mendesak AS agar tidak ikut campur dalam konflik maritim di Laut China Selatan. Beijing mengklaim keterlibatan Washington justru akan memperburuk situasi. Itu menjadi peringatan langsung terhadap Washington.

Selain Vietnam dan China, wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel juga diklaim Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan. Tidak heran, karena semua negara itu memiliki garis perbatasan laut di wilayah tersebut. Sementara itu,Filipina dan AS menggelar latihan militer bersama.

Kapal perusak AS akan bergabung dalam latihan tempur yang digelar Angkatan Laut (AL) Filipina pekan ini.Ini menunjukkan kemesraan hubungan antara Washington dan Manila menyusul ketegangan maritim di Laut China selatan. Latihan perang bakal dimulai besok di Laut Palawan, Laut Sulu, yang berdekatan dengan perairan Laut China Selatan.

Latihan itu sepertinya sebagai ajang unjuk kekuatan bagi Filipina terhadap negaranegara lain yang ikut memperebutkan perairan tersebut. Selain itu, juga menegaskan bahwa Manila merupakan aliansi dekat Washington. Latihan perang itu diberi nama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT).

”Angkatan Laut AS dan Filipina memiliki sejarah panjang dalam kerja sama. Latihan seperti ini membantu kita meningkatkan kemampuan dan kerja sama,” ujar Komandan CARAT Kapten David Welch. AS mengirimkan 800 pelaut dengan dua kapal perusak yang dilengkapi dengan misil.

AS juga mengerahkan kapal selam dan kapal penyelamat. Menurut Juru Bicara AL Filipina, Letnan Noel Cadigal, sebanyak 300 pelaut AS bakal terlibat dalam latihan itu. ● andika hendra m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Bos Gudang Garam Tutup Usia