Ketegangan Berlanjut, RI Minta Israel Pertahankan Status Quo Al-Aqsa
YERUSALEM – Ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Palestina terus berlanjut.
Kondisi ini terjadi karena warga Palestina tetap tidak menerima langkah Israel yang menempatkan sistem keamanan berteknologi canggih oleh Israel di masjid suci umat Islam itu karena menganggap sebagai pembatasan dalam beribadah. Kemarin Indonesia kembali menyampaikannya kecamannya terhadap kekerasan yang dilakukan Israel, termasuk pembatasan terhadap Al-Aqsa.
Sikap ini disampaikan Perwakilan Tetap Indonesia saat debat terbuka di Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Indonesia juga menuntut Israel mempertahankan status quo Al-Aqsa. Sebagai bentuk protes, umat muslim menolak masuk Masjid Al-Aqsa. Mereka kemarin masih salat di jalanan hingga berujung bentrok.
Polisi Israel mendorong dan memukul para pengunjuk rasa dengan tongkat untuk membubarkan mereka dari Gerbang Singa. Sebagai respons atas serangan pasukan Israel, para pemuda Palestina terlibat bentrok di beberapa wilayah berbeda di Yerusalem timur. Dalam bentrok tersebut, beberapa warga Palestina—termasuk jurnalis dan bocah perempuan berusia 10 tahun— terluka.
Organisasi Bulan Sabit Merah juga melaporkan bahwa tiga paramedis yang merawat korban luka ikut menjadi korban dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Al-Makassed. “Salah satu petugas media tertembak peluru karet di kepala. Bocah perempuan berusia 10 tahun terluka di kepala,” demikian laporan Organisasi Bulan Sabit Merah, seperti dikutip Kantor Berita Palestina Ma’an.
Seperti diketahui, kekerasan di Al-Aqsa terjadi setelah Israel memasang detektor metal dan membatasi warga yang masuk Al-Aqsa. Setelah kekerasan pecah, Israel kemudian menggantinya dengan kamera pintar dengan pendeteksi wajah. Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali menegaskan dia tetap akan membekukan kontak dan komunikasi dengan Israel, meski Israel sudah memindahkan alat pendeteksi logam di Masjid Al-Aqsa.
Abbas menganggap Israel tidak sepenuhnya memindahkan semua alat pendeteksi keamanan termasuk kamera pengintai. Abbas menginginkan kondisi fasilitas keamanan seperti sebelum insiden kerusuhan. “Tidak ada perubahan kebijakan dengan Israel hingga kondisi kembali normal seperti sebelum 14 Juli,” ujar Abbas dilansir BBC.
Kemarin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali mengecam Israel. Dia menilai langkah yang dilakukan negeri zionis tersebut sebagai upaya mengambil alih Masjid Al-Aqsa dari tangan muslim. Dia juga mengajak dunia Islam bersamasama membela Al-Aqsa. Dia menandaskan bahwa langkah yang dilakukan Israel tidak bisa diterima.
“Ketika tentara Israel secara sembarangan mencemari lantai-lantai Al- Aqsa menggunakan sepatu tempur mereka dengan menggunakan isu-isu sederhana sebagai dalih, dan kemudian dengan mudah menumpahkan darah di sana, alasannya (mereka mampu melakukan itu) apakah kita (muslim) belum berbuat banyak dan mempertaruhkan klaim kita atas Yerusalem,” katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, kemarin.
Sementara itu, utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov, juga memperingatkan ketegangan di Yerusalem akan terus meluas. Berbicara di depan Dewan Keamanan PBB, Mladenov meminta semua pihak untuk menahan diri dari aksi provokasi dan berusaha menyelesaikan krisis dalam beberapa hari mendatang.
“Seperti kita lihat dalam 11 hari terakhir, status quo di Yerusalem harus tetap dipertahankan,” ungkapnya dilansir The Nation. Mladenov juga menyinggung pembangunan 2.300 permukiman ilegal di Yerusalem timur. Dia mengingatkan Israel apa yang dilakukan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan mengabaikan kedaulatan negara Palestina.
Indonesia Sampaikan Sikap di DK PBB
Perwakilan Tetap Indonesia di PBB menegaskan, rakyat Palestina bebas untuk melakukan ibadah di Masjid Al-Aqsa. Hal itu disampaikan saat debat terbuka di DK PBB mengenai The Situation in the Middle East, Including the Palestinian Question yang berlangsung semalam. Indonesia menilai apa yang dilakukan Israel sebagai tindakan provokatif yang mengancam seluruh proses perdamaian Palestina- Israel, serta pelanggaran atas hak kebebasan beragama masyarakat Palestina.
Di depan anggota DK PBB, Indonesia juga menuntut Israel mempertahankan status quo terhadap status Yerusalem dan kompleks Masjid Al-Aqsa. Indonesia mengusulkan agar masyarakat internasional menjadikan kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan internasional agar masyarakat Palestina terjamin dapat menjalankan ibadah secara aman.
andika hendra m/ mula akmal
http://koran-sindo.com/page/news/2017-07-27/0/17/Ketegangan_Berlanjut_RI_Minta_Israel_Pertahankan_Status_Quo_Al_Aqsa
Kondisi ini terjadi karena warga Palestina tetap tidak menerima langkah Israel yang menempatkan sistem keamanan berteknologi canggih oleh Israel di masjid suci umat Islam itu karena menganggap sebagai pembatasan dalam beribadah. Kemarin Indonesia kembali menyampaikannya kecamannya terhadap kekerasan yang dilakukan Israel, termasuk pembatasan terhadap Al-Aqsa.
Sikap ini disampaikan Perwakilan Tetap Indonesia saat debat terbuka di Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Indonesia juga menuntut Israel mempertahankan status quo Al-Aqsa. Sebagai bentuk protes, umat muslim menolak masuk Masjid Al-Aqsa. Mereka kemarin masih salat di jalanan hingga berujung bentrok.
Polisi Israel mendorong dan memukul para pengunjuk rasa dengan tongkat untuk membubarkan mereka dari Gerbang Singa. Sebagai respons atas serangan pasukan Israel, para pemuda Palestina terlibat bentrok di beberapa wilayah berbeda di Yerusalem timur. Dalam bentrok tersebut, beberapa warga Palestina—termasuk jurnalis dan bocah perempuan berusia 10 tahun— terluka.
Organisasi Bulan Sabit Merah juga melaporkan bahwa tiga paramedis yang merawat korban luka ikut menjadi korban dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Al-Makassed. “Salah satu petugas media tertembak peluru karet di kepala. Bocah perempuan berusia 10 tahun terluka di kepala,” demikian laporan Organisasi Bulan Sabit Merah, seperti dikutip Kantor Berita Palestina Ma’an.
Seperti diketahui, kekerasan di Al-Aqsa terjadi setelah Israel memasang detektor metal dan membatasi warga yang masuk Al-Aqsa. Setelah kekerasan pecah, Israel kemudian menggantinya dengan kamera pintar dengan pendeteksi wajah. Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali menegaskan dia tetap akan membekukan kontak dan komunikasi dengan Israel, meski Israel sudah memindahkan alat pendeteksi logam di Masjid Al-Aqsa.
Abbas menganggap Israel tidak sepenuhnya memindahkan semua alat pendeteksi keamanan termasuk kamera pengintai. Abbas menginginkan kondisi fasilitas keamanan seperti sebelum insiden kerusuhan. “Tidak ada perubahan kebijakan dengan Israel hingga kondisi kembali normal seperti sebelum 14 Juli,” ujar Abbas dilansir BBC.
Kemarin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali mengecam Israel. Dia menilai langkah yang dilakukan negeri zionis tersebut sebagai upaya mengambil alih Masjid Al-Aqsa dari tangan muslim. Dia juga mengajak dunia Islam bersamasama membela Al-Aqsa. Dia menandaskan bahwa langkah yang dilakukan Israel tidak bisa diterima.
“Ketika tentara Israel secara sembarangan mencemari lantai-lantai Al- Aqsa menggunakan sepatu tempur mereka dengan menggunakan isu-isu sederhana sebagai dalih, dan kemudian dengan mudah menumpahkan darah di sana, alasannya (mereka mampu melakukan itu) apakah kita (muslim) belum berbuat banyak dan mempertaruhkan klaim kita atas Yerusalem,” katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, kemarin.
Sementara itu, utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov, juga memperingatkan ketegangan di Yerusalem akan terus meluas. Berbicara di depan Dewan Keamanan PBB, Mladenov meminta semua pihak untuk menahan diri dari aksi provokasi dan berusaha menyelesaikan krisis dalam beberapa hari mendatang.
“Seperti kita lihat dalam 11 hari terakhir, status quo di Yerusalem harus tetap dipertahankan,” ungkapnya dilansir The Nation. Mladenov juga menyinggung pembangunan 2.300 permukiman ilegal di Yerusalem timur. Dia mengingatkan Israel apa yang dilakukan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan mengabaikan kedaulatan negara Palestina.
Indonesia Sampaikan Sikap di DK PBB
Perwakilan Tetap Indonesia di PBB menegaskan, rakyat Palestina bebas untuk melakukan ibadah di Masjid Al-Aqsa. Hal itu disampaikan saat debat terbuka di DK PBB mengenai The Situation in the Middle East, Including the Palestinian Question yang berlangsung semalam. Indonesia menilai apa yang dilakukan Israel sebagai tindakan provokatif yang mengancam seluruh proses perdamaian Palestina- Israel, serta pelanggaran atas hak kebebasan beragama masyarakat Palestina.
Di depan anggota DK PBB, Indonesia juga menuntut Israel mempertahankan status quo terhadap status Yerusalem dan kompleks Masjid Al-Aqsa. Indonesia mengusulkan agar masyarakat internasional menjadikan kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan internasional agar masyarakat Palestina terjamin dapat menjalankan ibadah secara aman.
andika hendra m/ mula akmal
http://koran-sindo.com/page/news/2017-07-27/0/17/Ketegangan_Berlanjut_RI_Minta_Israel_Pertahankan_Status_Quo_Al_Aqsa
Komentar