Berharap Besar pada Pemilu Dini

KORAN SNDO/HARDIANSYAH

Hillary Clinton diprediksi menang pada pemungutan suara dini setelah 18, 6 juta pemilih telah memberikan suaranya pekan lalu. Tapi, Donald Trump masih menggunakan strategi underdog untuk memberikan efek kejutan yang tak terduga. 

Sebenarnya, dibandingkan Trump, kubu Hillary sangat diuntungkan dengan sistem pemilu dini karena sudah menghabiskan banyak energi di negara bagian yang melaksanakan pemungutan suara dini. Berbagai jajak pendapat juga selalu mengunggulkan Hillary dibandingkan Trump selama pemilu dini. Berdasarkan analisis data pemilu awal yang dilakukan CNN menunjukkan Republik unggul di Georgia, Texas, dan Iowa. Khusus di Texas yang identik dengan Republik, Trump mampu tetap unggul meskipun elite partai tetap sentimen terhadapnya. Sedangkan Demokrat diprediksi unggul di Ohio, Florida , Arizona, dan Colorado. 

Di Ohio, Hillary memimpin pertarungan dini dengan dua digit serta mengalahkan Trump. Hal sama juga terjadi di Arizona di mana Hillary unggul. Padahal, Arizonal dulu dikenal selalu dekat dengan Republik, tapi kini sudah berbeda. Berdasarkan data yang dikumpulkan United States Elections Project, Hillary dinyatakan unggul pada pemungutan suara dini tersebut. ”Hillary tetap terbuka untuk memimpin perolehan pemilu dini yang berpengaruh pada pemilu nasional. Di beberapa negara bagian, Hillary dinyatakan memimpin,” kata Michael McDonald, pengelola United States Elections Project yang dikenal ahli pada pemilu dini. 

”Kita juga melihat ada pola yang sama pada pemilu dini sebelumnya,” tuturnya. Lebih dari separuh negara bagian di Amerika Serikat (AS) juga memberikan kesempatan untuk memberikan suara lebih dahulu dengan melalui pos di mana suara mereka sulit ditebak. Menariknya, pemilu dini juga tidak bisa diketahui langsung karena setiap suara yang diberikan pada pemilihan dini tidak akan dihitung hingga hari pelaksanaan pemilu. 

Pemilu dini kali ini diikuti lebih banyak pemilu dan banyak warga yang antusias dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pemilih Demokrat terdaftar lebih banyak memberikan suara pada pemilu dini kali ini dibandingkan pendukung Republik di North Carolina dan Nevada. Banyak pemilih baik Republik maupun Demokrat cukup antusias memberikan suara baik melalui pos ataupun langsung di tempat pemungutan suara. Di Florida sekitar tiga juta pemilih telah memberikan suaranya. 

”Jumlah tempat pemungutan suara cukup banyak. Jumlah pemilih yang memberikan suaranya secara langsung juga banyak,” kata Michael McDonald, pakar pemilu dari Universitas Florida. Seperti dilaporkan Fox News , kubu Hillary sangat diuntungkan dengan pemungutan suara dini. Itu mampu memberikan energi positif lebih kuat bagi Demokrat. Apalagi, banyak jajak pendapat menunjukkan Hillary memimpin di 10 negara bagian kunci yang akan menentukan pemenang pemilu 8 November nanti. 

”Kita sangat terkejut dengan peningkatan jumlah pemilih yang memberikan suaranya melalui surat,” kata manajer kampanye Hillary, Robby Mook, dalam program Fox News Sunday. Di Arizona dan North Carolina, banyak pemilih Demokrat terdaftar dibandingkan Republik yang memberikan suaranya pada pemilu dini. Namun, tidak bisa diprediksi dengan tepat berapa banyak pendukung Demokrat di dunia negara bagian yang memilih Hillary. Hillary, mantan menteri luar negeri, juga terus mendorong para pendukungnya untuk memberikan suaranya pada pemilu dini yang digelar sebelum 5 November. 

”Ini kesepakatan besar. Anda bisa memberikan suaranya hari ini, setelah kampanye ini,” katanya di North Carolina kemarin. Sedangkan, menurut calon wakil presiden (cawapres) Tim Kaine yang berpasangan dengan Hillary, tim kampanye mereka sangat menyukai pemilu dini. Bagaimana dengan Trump? Miliarder New York itu akan berkampanye di Florida hari ini. Dia juga mendorong para pendukungnya untuk memberikan suaranya lebih dini. 

”Kalian bisa pergi ke sana (tempat pemungutan suara),” kata Trump. Dalam pandangan Kendra Stewart, pakar politik dari College of Charleston, Demokrat ingin menggunakan kesempatan ini untuk membangun harapan dan menciptakan efek yang besar. ”Tim Trump melihat pemilu dini juga sebagai kesempatan untuk menggunakan strategi kampanye underdog untuk mendorong para pendukungnya memberikan suara lebih dahulu,” tuturnya. 

Meningkat Drastis 

Jumlah pemilih yang memberikan suaranya pada pemilu dini lebih banyak dibandingkan pemilu sebelumnya. Pada 2000 sekitar satu dari lima pemilih memberikan suaranya di pemungutan suara lebih dini. Saat ini empat dari 10 pemilih memberikan suaranya melalui pemungutan suara dini. NPR memprediksi sekitar 40— 50 juta pemilih AS diperkirakan memberikan suaranya sebelum 8 November. Profesor Michael McDonald dari Universitas Florida mengungkapkan, banyak warga Amerika Serikat (AS) sudah memberikan suaranya. 

”Dibandingkan pada 2012, pendukung Republik memimpin yang mengikuti pemilihan dini lebih besar 5,3% dibandingkan Demokrat,” ujar McDonald, dilansir Huffington Post. Kini para pendukung Republik juga masih memimpin dalam memberikan suara melalui pos. Pemilu dini berdampak meningkatkan keikutsertaan warga untuk memberikan suaranya. Namun, banyak penelitian menunjukkan peningkatan tersebut tidak signifikan, hanya 2-4%. 

Hasil kajian juga menunjukkan pemilu dini lebih disukai oleh pemilih dari kalangan kaya dan berpendidikan. Pemilu dini kerap dijadikan solusi atas permasalahan rendahnya tingkat partisipasi publik pada pemilu. Meski demikian, pakar politik dari MIT Adam Berinsky mengungkapkan pemilu dini ternyata tidak mampu meningkatkan partisipasi publik pada pemilu. ”Ketertarikan memilih ditentukan oleh ketertarikan politik dan ikatan kelompok,” ujarnya. Apakah pemenang pemilu dini dipastikan menang pemilu 8 November? Faktanya, hasil pemilu dini akan dihitung bersamaan dengan pemilu 8 November mendatang. 

Namun, sekitar 10 juta pemilih independen memberikan suara pada pemilu dini. Pemilu dini juga dipengaruhi gaya menyampaikan suara. Secara umum pendukung Republik memilih untuk memberikan suaranya secara langsung di tempat pemungutan suara. Sedangkan pemilih Demokrat lebih memilih menggunakan surat via pos. Sebagai contoh, di Nevada, hanya 1.600 pendukung Republik yang mengirimkan surat suara melalui pos. Di Florida sebanyak 1,5 juta warga menggunakan jasa pos untuk menyampaikan suaranya dan 864.000 orang yang memberikan suaranya di tempat pemungutan suara. 

Sistem pemungutan suara dini, dalam pandangan pakar pemilu Paul Gronke, itu mampu mengubah strategi kampanye. ”Pemungutan suara dini membuat dinamika di negara bagian tertentu di mana kampanye dilaksanakan bersamaan dengan pemilu seperti di Florida, Ohio, dan North Carolina,” katanya. Karena Ohio dan Florida menggelar pemilu dini, Trump dan Hillary juga banyak berkampanye di sana. 

Andika hendra m 
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=5&date=2016-10-31

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford