Ukraina Taklukkan Milisi Pro-Rusia

KIEV– Ukraina kemarin mengklaim telah menundukkan kelompok milisi pro-Rusia di Ukraina timur. Serangan yang melibatkan helikopter dan kendaraan tempur itu mendapatkan perlawanan sengit dari milisi pro-Rusia. Militer Ukraina kemarin menguasai satu pos pemeriksaan di Kota Slaviansk, setelah sejumlah separatis menolak untuk menyerahkan diri. Helikopter Ukraina menembaki gerilyawan yang bertahan di pos pemeriksaan. Milisi pro-Moskow hanya mampu memberikan serangan balasan. Menurut juru bicara milisi pro-Rusia di Slaviansk, Stella Khorocheva, dua orang tewas dalam baku tembak di pos pemeriksaan pada Rabu (23/4) malam. “Semua warga sipil telah diperintahkan keluar dari balai kota yang dikuasai milisi. Kelompok bersenjata masih menguasai balai kota,” papar Khorocheva kepadaAFP. Sementara menurut situs online lokal, slavgorod.com.ua, satu militan tewas dan satu lainnya menderita luka serius. Tentara Ukraina juga mulai mengepung kota yang berpenduduk 130.000 jiwa dan menjadi basis gerakan pro-Rusia. Reuters juga melaporkan bahwa pasukan Rusia kemarin bergerak ke Donetsk. Militer Ukraina kemarin berhasil merebut kendali terhadap dua kota di Ukraina timur, yakni Mariupol dan Artemivsk. Keberhasilan militer itu terlibat baku tembak dengan milisi pro-Rusia sepanjang Rabu (24/4) malam lalu. Pasukan Ukraina mengambil alih balai kota di Mariupol dan memukul mundur gerilyawan di pangkalan militer di Artemivsk. Sumber milisi pro-Kremlin mengonfirmasi telah kehilangan kendali di Kota Mariupol— yang berpenduduk sekitar 500.000. Kota itu dikuasai pemberontak pekan lalu. “Balai kota telah dibebaskan dan dapat berfungsi dengan normal,” ujar Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov. Di Kota Artemivsk, Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan sekitar 100 milisi terlibat pertempuran dengan tentara. “Milisi menarik diri dan mengalami kekalahan yang signifikan,” ujar Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov. Pemerintah Ukraina menyatakan telah mengambil alih Svyatogorsk, sebuah desa berpenduduk 5.000 jiwa. Kementerian Dalam Negeri Ukraina menegaskan aksi milisi itu dipimpin seorang tentara Rusia. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin membantah tudingan itu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kemarin menuding AS dan Uni Eropa memanfaatkan Ukraina sebagai pion dalam permainan geopolitik. Baik AS maupun Uni Eropa ingin mempertunjukkan “revolusi berwarna”. “Mitra Barat kita, pertama dan paling utama AS, mencoba bertindak layaknya pemenang dalam Perang Dingin dan bersikeras mengabaikan Rusia dalam diplomasi di Eropa,” tutur Lavrov. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/384528

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford