Dari Dalam Kapal, Petugas Baru Evakuasi 16 Korban
JINDO– Para penyelam kemarin mulai mengevakuasi korban dari dalam kapal feri Sewol yang tenggelam di lepas pantai selatan Korea Selatan, Rabu (16/4). Sebanyak 16 korban tewas telah berhasil diangkat dalam evakuasi bagian dalam kapal ini.
Dengan penemuan ini, jumlah korban tewas mencapai 56 orang dengan 246 orang masih dilaporkan hilang. Sebagiankorbanyangditemukanadalah anak-anak sekolah. Tiga jenazah dievakuasi pada sebelum tengah malam dan 13 lainnya ditemukan pada kemarin pagi. Operasi itu melibatkan lebih dari 600 penyelam. Tim penyelam mengalami banyak kesulitan dengan arus yang kuat dan buruknya jarak pandang. Sekitar 200 kapal dan 34 pesawat juga dilibatkan dalam operasi itu. Para korban dievakuasi ke tenda-tenda di pelabuhan di Pulau Jindo yang tidak jauh dari lokasi bencana.
Keluarga korban juga berkumpul di lokasi untuk menunggu kedatangan jenazah keluarga mereka. Proses identifikasi jenazah dilaksanakan dalam waktu cepat untuk memperlancar proses pemakaman. Hingga kapan operasi penyelamat an berakhir? Kepala Pusat Manajemen Darurat Shin Won-nam mengungkapkan, proses evakuasi korban di dalam kapal bisa berlangsung berminggu-minggu. “Kami tidak terlalu yakin dengan itu. Namun, menurut para pakar, operasi penyelamatan bisa berlangsung satu hingga dua bulan,” tuturnya dikutip BBC.
Kecelakaan kapal feri Sewol menjadi perhatian publik karena sebanyak 350 dari 476 orang yang berada di kapal feri adalah siswa sekolah menengah. Mereka bertolak dari Pelabuhan Incheon untuk berlibur di Pulau Jeju. Sekitar 200 keluarga penumpang kapal kemarin berusaha menggelar demonstrasi untuk meluapkan kemarahannya atas minimnya upaya penyelamatan yang dilakukan saat insiden terjadi. Mereka ingin menggelar demonstrasi di Seoul, Ibu Kota Korsel. Namun, polisi menghalau sekitar 100 orang yang berusaha meninggalkan Pulau Jindo untuk melakukan protes ini. Sejak tragedi terjadi banyak kerabat penumpang datang ke Jindo.
Ratusan menginap di sebuah gedung olahraga menanti kabar dari tim penyelamat. Bentrokan pun pecah ketika beberapa anggota keluarga mencoba menyeberangi jembatan ke daratan untuk melakukan protes. Salah satu demonstran, Chung Hye-sok, ibu dari seorang siswa yang hilang, memprotes langkah pemerintah yang meminta pemeriksaan DNA sebelum jenazah korban ditemukan. “Kita meminta mereka menyelamatkan anak-anak kita. Kita tidak berpikir tentang tes DNA,” protes Chung kepada AFP.
Dalam perkembangan penyidikan, menurut para jaksa penyidik, kapal feri Sewol yang tenggelam Rabu pagi itu dikemudikan oleh awak kapal yang tidak berpengalaman. Para jaksa mengatakan awak kapal ini tidak pernah mengendalikan feri dalam kondisi laut yang menantang. Si awak kapal itu juga tidak familier dengan daerah tempat kecelakaan. Media mengidentifikasi awal kapal itu bernama Park. “Park baru berlayar dari Incheon ke Jeju selama enam bulan,” kata seorang penyidik senior. “Itu pertama kalinya Park menavigasi rute itu,” imbuhnya.
Di mana posisi kapten Lee Joon-seok? “Kapten sedang kembali ke anjungan kapal ketika kapal itu dalam masalah,” jawabnya. Penyebab kecelakaan masih dalam proses penyelidikan. Pemeriksaan terhadap data pelacakan kapal menunjukkan kapal mengambil haluan ke kanan terlalu keras. Itu diperkirakan menyebabkan isi kargo kapal terguncang dan menyebabkan kapal tenggelam. andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/383533
Komentar