Latihan Perang Korsel-AS Digelar
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) kemarin memulai latihan militer gabungan tahunan. Itu digelar bersamaan dengan pelaksanaan reuni keluarga Korsel dan Korea Utara (Korut).
Latihan tempur itu merupakan upaya pertahanan yang memainkan beragam skenario untuk menghadapi invasi Korut. Baik Washington dan Seoul ingin menunjukkan kepada Pyongyang bahwa aliansi mereka masih kuat untuk meningkatkan kemampuan militer dan solidaritas keduanya.
Dengan tajuk “Key Resolve” dan “Foal Eagle”, latihan itu digelar hingga 18 April mendatang. Khusus “Key Resolve” hanya berlangsung satu pekan karena hanya latihan simulasi serangan cyber. Sedangkan “Foal Eagle” melibat latihan tempur di darat, laut dan udara. Hampir seluruh pasukan Korsel dan 12.700 prajurit AS ikut dalam latihan perang tersebut.
“Mulai hari ini (kemarin), kedua negara, Korsel dan AS tetap menggelar latihan militer dengan nama Key Resolve and Foal Eagle tanpa mengalami perubahan jadwal maupun skala latihan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok, di Seoul.
Untuk menghindari ketegangan dengan Korut, para pejabat Departemen Pertahanan AS telah mengindikasi kalau latihan perang kali ini akan sedikit diturunkan intensitasnya. Tidak ada pesawat tempur dan pesawat pengebom dalam latihan kali ini. Namun demikian, Kim Min-seok membantah kabar tersebut. “Tidak ada penyesuaian kembali dalam skala maneuver yang akan dilakukan,” kata Kim dikutip AFP.
Korut sebelumnya menyerukan kepada negara tetangganya untuk menunda latihan militer gabungan sampai reuni keluarga selesai pada Selasa ini (24/02). Latihan tahunan ini dikecam oleh Korut yang menganggapnya sebagai latihan untuk penyerbuan dan sebagai protes sempat mengancam akan membatalkan pertemuan kembali keluarga. Media milik Pemerintah Korut, Rodong Sinmun, dalam edisi Sabtu (22/2), menganggap kalau latihan perang itu sebagai “upaya jahat” yang membalikkan keinginan bagi dalam reuni keluartga.
Hingga kemarin Pyongyang belum membatalkan reuni keluarga yang dijadwalkan hingga Selasa (25/2). Langkah Korut yang tetap mengizinkan pelaksanaan reuni meskipun latihan militer Korsel dan Amerika digelar dianggap sebagai konsesi untuk memperbaiki hubungan.
Para analis memandang Korut tidak akan mendeskreditkan sendiri dengan menggagalkan reuni keluarga. “Strategi Korut jelas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dengan menyelenggarakan reuni keluarga,” kata Ahn Chan-il, Direktur Insttur Dunia untuk Kajian Korut di Seoul.
Apalagi, Korut juga telah meminta Korsel untuk menggelar tur regular ke resor di Gunung Kumgang yang dapat memberikan keuntungan besar bagi Pyongyang. Seoul telah menunda semua tur wisata ke Korut setelah seorang turis wanita ditembak oleh penjaga keamanan Korut pada 2008.
Sebelumnya Presiden Korsel Park Geun-hye telah mengungkapkan kalau Seoul telah menganggap kesuksesan reuni keluarga sebagai “langkah pertama”. Pemerintahannya mempertimbangkan untuk memberikan balasan kepada Korut.
John Delury, profesor dari Universitas Yonsei di Seoul, percaya Park dan Pemimpin Korut Kim Jong-un telah menemukan titik temu dalam hal kepentingan nasional mereka. “Parkmulai bertindak dengan penyelesaikan cepat jika Kim siap untuk memainkan bola,” terang Delury.
Baik Seoul dan Pyongyang telah sepakat menggelar dialog. Namun, tidak ada tanggal spesifik dan agenda apa yang akan diperbincangkan. Tapi, Pyongyang telah mengungkapkan keinginannya untuk menggelar perundingan langsung dengan Washington. Menteri Luar Negeri AS John Kerry berulang mengatakan tidak ada dialog dengan Korut hingga proses denuklirisasi berhasil dilaksanakan. (andika hendra m)
Komentar