Ko-pilot Bajak Pesawatnya Sendiri
JENEWA – Pesawat Ethiopian Airlines kemarin dibajak oleh ko-pilotnya sendiri saat terbang dari Addis Ababa ke Roma. Pembajak itu menerbangkan pesawat itu ke Jenewa, Swiss, untuk mendapatkan suaka politik.
Kasus langka ini menjadi perhatian publik karena pembajakan justru dilakukan oleh ko-politnya sendiri. Ko-pilot yang belum diketahui namanya itu membajak pesawat setelah sang pilot pergi ke toilet. Dia mengunci diri sendiri pintu kokpit serta menerbangkan pesawat sendirian. Seperti dilaporkan Tribune de Geneve, pesawat dengan nomer penerbangan ET-702 itu dibajak saat terbang di atas Sudan.
Awalnya ko-pilot mengatakan kepada otoritas penerbangan udara kalau dia mengalami masalah dengan pesawatnya dan harus mengisi bahan bakar. Kemudian justru menyalakan sinyal yang mengindikasikan kalau pesawat dibajak, sebelum dia mengungkapkan kalau ada masalah mesin. Setelah pesawat parkir di ujung landasan, dia mematikan mesin.
“Ko-pilot membuka jendela kokpit dan melempar tali. Kemudian dia turun pesawat dengan tali tersebut,” kata Juru Bicara Polisi Jenewa, Pierre Grangean, dikutip Reuters. “Dia berlari menuju polisi dan menyatakan diri sebagai ko-pilot dan pembajak,” imbuhnya. Ko-pilot itu melakukan aksi gilanya sendirian.
Motif ko-pilot membajak pesawat tersebut karena dia ingin meminta suaka politik di Swiss. “Ko-pilot itu mencari suaka di Swiss karena dia takut terancam akan diadili di Ethiopia,” kata Grangean. Dalam melakukan pembajakan pesawat, dia tidak menggunakan senjata. Semua penumpang dan awak selamat. “Dia tidak bersenjata dan tidak membahayakan awak kabin atau penumpang lainnya,” kata Grangean.
Pihak otoritas bandara mengungkapkan situasi telah berhasil dikendalikan setelah polisi menangkap si pembajak. “Pesawat yang dibajak itu mendarat di Jenewa pukul 06:00 pagi,” kata Juru Bicara Polisi Jenewa, Christophe Fortis kepada AFP. Dia juga menambahkan kalau pembajaknya telah ditangkap.
Ethiopian Airlines menegaskan kalau pesawat mendarat dengan selamat di bandara Jenewa. Semua penumpang dan awak selamat di bandara Jenewa. “Semua penumpang dan awak yang berjumlah 200 orang dalam keadaan sehat,” demikian ditegaskan maskapai penerbangan itu. Para penumpang keluar dari pesawat pada sekitar pukul pukul 08:00 pagi waktu setempat (14:00 WIB), dengan kepungan puluhan polisi.
Kepala Jaksa Penuntut Jenewa, Olivier Jornot, mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kekerasan terhadap para penumpang atau pun awak kabin lainnya. “Pastinya, pesawat diterbangkan oleh seseorang yang berkomitmen untuk membajak dan itu membahayakan penumpang,” kata Jornot.
Mengenai alasan ko-pilot yang mengaku ada perasaan bahaya di Ethiopia, Jornot mengungkapkan, hal itu belum jelas. “Dia tidak mengungkapkan adanya motif politik atau lainnya,” tuturnya. Dia juga memprediksi suaka politik yang diajukan oleh ko-pilot itu seperti tidak akan sukses. “Secara teknis, tidak ada hubungan antara suaka dan dia berkomitmen melakukan kejahatan di sini,” tuturnya. Dalam undang-undang Swiss, ko-pilot itu mendapatkan ancaman hukuman selama 20 tahun jika dinyatakan bersalah.
Sementara dari Addis Ababa, Menteri Informasi Ethiopia, Redwan Hussein, mengungkapkan pihaknya masih menyelidiki ko-pilot yang membajak pesawat Ethiopian Airlines. “Saya sedang menghubungi CEO maskapai untuk menanyakan apa yang salah dengan dia dan jika mereka mengetahui segala sesuatu tentang dia dan latar belakangnya,” kata Hussein.
Dia memastikan kalau ko-pilot itu berkewarganegaraan Ethiopia dan berusia 30 tahun. “Tidak ada ancaman,tidak ada serangan atau upaya untuk menyakit penumpang, karena apa yang sebenarnya terjadi itu antara pilot dan ko-pilot,” kata Hussein.
Saat terjadi pembajakan, bandara Jenewa sempat ditutup selama dua jam. Banyak pesawat yang seyogyanya mendarat langsung dialihkan dan banyak pesawat yang dijadwalkan terbang pun mngalami penundaan. CEO Bandara Jenewa, Robert Dillon mengungkap, bandara kembali normal pada pukul 08:00 pagi. “Sebanyak 30 penerbangan dan 4.000 penumpang ikut terkena dampak dalam penutupan selama dua jam tersebut,” kata Dillon.
Kasus pembajakan pernah terjadi di Swiss pada 1995 ketika seorang warga Spanyol membajak pesawat yang terbang dari Majorca-Paris. Aksi itu bertujuan untuk memprotes uji coba nuklir di Pasifik yang dilakukan oleh Prancis. Tak ada korban luka dalam pembajakan tersebut, dalam penyelidikan ternyata pria itu dinyatakan sakit jiwa.
Secara keseluruhan, 14 kali pembajakan terjadi di Swiss. Pembajakan pesawat pertama kali di Swiss terjadi pada 1969 di mana seorang gerilyawan Arab membajak pesawat Israel di Bandara Zurich. Dalam insiden itu mengakibatkan sang pilot terluka. Seorang pembajak tewas ditembak pasukan khusus Israel dan tiga lainnya ditangkap. (andika hendra m)
Komentar