Demonstran Kepung Gedung Pemerintahan

BANGKOK – Demonstran oposisi kemarin mengepung kantor-kantor pemerintahan, termasuk kompleks perkantoran Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra. Para demonstran adalah mahasiswa dan Jaringan Rakyat untuk Reformasi Thailand yang menuntut mundur Yingluck. Mereka masih menuntut pembentukan “dewa rakyat” untuk menjalankan reformasi dan memberantas korupsi, sebelum digelarnya pemilu yang jujur. “Yingluck tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bekerja di Kantor Pemerintah lagi,” kata Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstran oposisi. Para demonstran ternyata juga memblokade gerbang kantor pemerintah agar para pegawai tidak dapat bekerja. “Kami akan menggunakan semen yang cepat kering untuk menutup gerbang Kantor Pemerintah, agar para menteri tak bisa masuk dan bekerja,” kata Nittitorn Lamrue, pemimpin Jaringan Mahasiswa dan Rakyat untuk Reformasi Thailand, dikutip Reuters. Bukan hanya oposisi yang mengepung kantor pemerintah, para petani yang marah dengan kebijakan Yingluck juga ikut berunjuk-rasa. Mereka ingin bertemu langsung dengan Yingluck untuk mencari karena panen padi mereka belum dibayar dan solusi skema atas subsidi negara yang kontroversial. “Kita akan menginap di sini (gedung pemerintahan). Kita akan tetap tinggal di sini hingga kita berbicara dengan PM. Tapi kita tidak akan memaksa masuk ke gedung pemerintah,” kata pemimpin petani, Rawee Rungroeng kepada AFP. Akibat blokade yang telah berlangsung beberapa pekan, Yingluck dan para menterinya lebih memilih bekerja di kantor Kementerian Pertahanan. Jaminan keamanan dan tidak terganggu aktivitas para demonstran menjadikan Yingluck dan para menterinya tetap aktif dalam menjalankan pemerintahan. Aparat keamanan sebenarnya telah berusaha untuk membubarkan para demonstran. Namun mereka menghindari konfrontasi agar tidak timbul korban jiwa. “Kita akan berbicara dan bernegoisasi, sesuai dengan hukum,” kata Anucha Romyanan, juru bicara badan yang bertanggungjawab mengawasi status darurat di Bangkok. Kemudian, Kepala Dewan Keamanan Nasional, Paradorn Pattanathabutr mengatakan, tentara dan polisi ditempatkan di dalam kompleks gedung pemerintahan, untuk mencegah konfrontasi fisik dengan demonstran. “Ada cukup banyak tentara dan polisi di Kantor Pemerintah untuk melindungi gedung,” kata Paradorn. Dia mengungkapkan, para demonstran mengatakan, mereka tak akan masuk ke dalam. Kami tak mengharapkan ada konfrontasi. Gelombang demonstrasi dan kerusuhan di Bangkok telah menewaskan 11 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Pemilu pada 2 Februari silam juga masih menyisakan ketegangan, karena adanya boikot dari oposisi. Para demonstran anti-pemerintah berhasil memblokade 10.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang mengakibatkan jutaan warga tak dapat memberikan suaranya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford