Pesimisme Warnai Pertemuan Jenewa II
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem (kiri) memimpin delegasi Suriah pada sesi pleno pembicaraan damai tahap kedua di Montreux, Swiss, kemarin.
MONTREUX – Pesimisme mewarnai konferensi perdamaian Suriah atau Jenewa II yang dimulai kemarin. Perbedaan pandangan langsung menyeruak begitu pertemuan dibuka.
Perbedaan yang menonjol antara delegasi dari Pemerintah Suriah dan oposisi menjadi kekhawatiran kegagalan konferensi Jenewa II. Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem menyebut oposisi sebagai “pengkhianat” dan agen asing. Sedangkan oposisi tetap bersikeras untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Konferensi Jenewa II dihadiri berbagai perwakilan dari 40 negara dan beberapa organisasi internasional di Montreux, Swiss.
Tidak ada perundingan langsung antara kedua kubu yang bertikai hingga Jumat mendatang. Konferensi itu diperkirakan akan berlangsung selama 7—10 hari dengan tujuan untuk mengakhiri perang sipil yang meletus sejak 2011 di Suriah dan menewaskan lebih dari 130.000 orang.
Saat membuka konferensi tersebut, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon meminta dua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan yang ada. “Setelah hampir tiga tahun konflik dan penderitaan di Suriah, hari ini (kemarin) merupakan hari harapan,” ujar Ban, dikutip AFP.
Dia menambahkan, semua pihak memiliki kesempatan besar dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan bagi rakyat Suriah. Mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) itujugamemintasemuadelegasi agar membantu mencapai tujuan utama konferensi untuk mengakhiri penderitaan rakyat Suriah. “Berapa banyak warga Suriah yang meninggal di Suriah? Tidak ada alternatif untuk mengakhiri kekerasan. Mari kita buktikan pada dunia bahwa kita mampu bersatu,” papar Ban.
Delegasi Pemerintah Suriah diberikan kesempatan untuk menawarkan gagasan. Tapi, bukan menyampaikan gagasan, Muallem justru langsung menyerang oposisi dalam pidato pembukaannya kurang dari 10 menit. Ban bahkan berulang meminta Muallem untuk menghentikan pidatonya. “Mereka (oposisi) mengklaim mewakili rakyat Suriah. Jika kalian ingin berbicara atas nama rakyat Suriah, kalian seharusnya tidak menjadi pengkhianat dari rakyat Suriah,” kecam Muallem.
Kemudian pemimpin oposisi Suriah, Ahmad Jarba, kemarin menyerukan agar Presiden Assad menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan transisi. “Saya menyerukan agar delegasi Assad menandatangani komunike Jenewa I untuk mengalihkan kekuasaan dari Assad, termasuk militer dan keamanan, kepada pemerintahan transisi,” papar Jarba yang juga pemimpin Koalisi Nasional Suriah (SNC), dikutip AFP.
Dia bersikeras bahwa Jenewa I merupakan kesepakatan pembukaan bagi pengunduran diri Assad. Oposisi juga telah menyiapkan jadwal dan tenggat waktu untuk proses negosiasi tahap selanjutnya dalam rangka pembentukan pemerintahan transisi. “Jika Assad tetap berkuasa, bagaimanapun caranya itu berarti proses Jenewa II telah bergeser dari jalur,” ujar Jarba. Permintaan itu segera ditolak Suriah dengan Menteri Informasi Omran al-Zohbi menyatakan Assad tidak akan mundur. “Assad tidak akan turun,” ujar dia, “kalau kalian mau mendukung Al Qaeda, silakan.”
Perbedaan antara dua kubu itu juga dipengaruhi negaranegara yang berada di belakangnya. Oposisi selama ini didukung oleh negara-negara Barat dan Arab. Sedangkan Suriah tetap mendapatkan dukungan kuat dari Rusia dan Iran. Menteri Luar Negeri AS John Kerry bersikeras Assad seharusnya tidak bergabung dalam pemerintahan transisional. “Tidak bisa, tidak mungkin dibayangkan kalau orang yang memimpin serangan brutal terhadap rakyatnya justru harus mendapatkan legitimasi untuk berkuasa,” papar Kerry.
Pesimisme muncul dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Dia memperingatkan perundingan ini tidak sederhana dan tidak berlangsung cepat. “Tapi, saya meminta kedua belah pihak untuk mengambil kesempatan ini,” pinta dia.
Seperti Rusia, pesimisme konferensi Jenewa II juga muncul dari Iran. Presiden Iran Hassan Rohani kemarin mengecam kehadiran “para pendukung teroris” dalam perundingan perdamaian Suriah. ● andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/361098
Komentar