Konflik Suriah - Oposisi Siap Terlibat Perundingan Jenewa

DAMASKUS– Kelompok oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional, sepakat mengikuti perundingan perdamaian Jenewa II pada pekan depan di Montreux, Swiss. Tujuan pertemuan Jenewa II adalah memulai proses perancangan pemerintahan transisi yang diharapkan dapat menghentikan perang di Suriah. Konflik selama tiga tahun terakhir telah menewaskan lebih dari 130.000 orang. Diperkirakan, 2 juta orang meninggalkan Suriah dan 6,5 juta warga yang telantar. Pemimpin Koalisi Nasional Suriah Ahmad Jarba mengatakan bahwa mereka akan datang tanpa tawar-menawar mengenai prinsip-prinsip revolusi dan oposisi tidak akan ditipu rezim Presiden Suriah Bashar al- Assad. “Meja perundungan bagi kami adalah jalan mencapai semua tuntutan revolusi, yang pertama dan paling utama yakni menggulingkan Assad dan seluruh kekuatannya,” katanya, dikutip kantor berita AFP. Para pemberontak Suriah di garis depan pertempuran juga menyatakan ketertarikannya dengan perundingan. Mayor Isam el-Rayyes, juru bicara Fron Revolusioner Suriah, menyatakan bahwa kelompoknya sepakat dengan perundingan. “Front Revolusioner Suriah dan dua front besar lainnya akan hadir di Jenewa. Tapi, kita tidak akan mengirimkan pemimpin brigade,” katanya kepada Reuters. Kesepakatan oposisi itu muncul setelah mereka menggelar pertemuan di Istanbul, Turki, sejak Rabu (15/1) lalu. Sebanyak 58 suara mendukung perundingan dan 14 suara menolak terlibat pertemuan yang diikuti 75 delegasi itu. Satu suara kosong dan dua suara absen dalam pemungutan suara yang digelar secara rahasia itu. “Itu merupakan pemungutan suara yang ketat. Kita memutuskan untuk bertarung di Jenewa II, selain bertempur di medan perang,” kata anggota koalisi, Khaled Saleh. Dia menambahkan, Jenewa II akan menjadi pertempuran politik dan media. Meski demikian, tak semua anggota Koalisi Nasional mendukung hasil pertemuan tersebut. Khaled Khoja, salah satu anggota koalisi, menyampaikan bahwa hasil pertemuan oposisi tidak memiliki legitimasi. Para pemberontak yang berafiliasi dengan Al- Qaeda juga tidak tertarik dengan proses politik. Negaranegara Barat langsung menyambut baik keputusan oposisi untuk terlibat dalam perundingan Jenewa II. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry kemarin menyambut baik keputusan itu dan menganggapnya sebagai langkah yang berani. “Ini adalah langkah berani yang diambil untuk kepentingan semua rakyat Suriah yang telah sangat menderita di bawah rezim Assad dan perang sipil tanpa akhir,” katanya, dikutip BBC. ● andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/360041

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford